YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Rabu, 07 September 2011

Struktur Kalimat Bahasa Nias


Para pendatang di Pulau Nias sering mendapat kesulitan ketika mencoba belajar Li Niha. Cara paling umum yang mereka tempuh untuk belajar Li Niha adalah menanyakan arti kata-kata Li Niha satu per satu dan menghafalnya. Lalu berbekalkan kata-kata lepas itu, mereka mulai ‘memperlihatkan’ kemampuannya berbahasa Nias.
Jadi, dengan mengetahui bahwa: saya = ya’odo, engkau = ya’ugö, pergi = möi, ke = ba, sekolah = sekola, tidak = lö / lö’ö, baik = sökhi, kelakuan = amuata, mereka memunculkan sebuah struktur kalimat Li Niha ala anak kecil yang baru belajar berkata-kata, sebagai berikut:
Ya’odo möi ba sekola – (maksudnya: Saya pergi ke sekolah)
Lö sökhi amuata ya’ugö - (maksudnya: Kelakuanmu tidak baik).


Meskipun ‘kalimat’ di atas dapat dimengerti oleh orang Nias, namun kalimat itu menimbulkan rasa ‘lucu’. Kalimat semacam itu adalah kalimat anak kecil (berumur 3 – 5 tahun) di Nias yang baru belajar berkata-kata. Lucunya, atau yang menyedihkan, orang-orang Nias pada umumnya tidak peduli dengan hal itu, membiarkannya, dan bahkan pada akhirnya mengikutinya, sehingga struktur yang ‘salah’ itu diterima begitu saja. Sayang sakali, kalau ciri-ciri khas Li Niha menghilang hanya karena ketidak-pedulian kita, Ono Niha.


Salah satu ciri khas Bahasa Nias, dan karenanya harus dipertahankan adalah struktur kalimatnya yang tidak mengikuti susunan Subjek (S) + Predikat (P) + Objek (O) + Keterangan (K) sebagaimana kita jumpai dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan banyak bahasa lain di dunia.
Jadi dalam Li Niha, kalimat “Saya pergi ke sekolah” tidak biasa (bukan tidak bisa …) diterjemahkan sebagai: “Ya’odo möi ba sekola”, tetapi “Möido ba zekola”. Perhatikanlah bahwa kata kerja möi (pergi) mendahului subjek ya’odo (saya) yang dirangkaikan pada kata möi dan mengalami pemendekan menjadi tinggal do saja. Perhatikan juga bahwa kata sekola telah mengalami perubahan huruf awal sehingga menjadi zekola. Gejala ini disebut mutasi awal (baca wawancara dengan Dr. Lea Brown). Aturan pemakaian mutasi awal dapat dilihat dalam artikel Turia si Tobali Duria.
Contoh lain, kalimat “Saya menyalakan lampu” akan diterjemahkan “Utunu wandu” dari pada “Ya’odo manunu fandru” (saya = ya’odo, menyalakan = manunu, lampu = fandru). Dalam contoh ini, kata ganti orang pertama ya’odo telah berubah bentuknya menjadi u dan dirangkaikan pada kata kerja imperatif tunu. Lihat juga, huruf awal kata fandru telah berubah dari f menjadi w dalam kalimat.
Kata ganti orang - KGODalam bahasa Nias, sebagaimana dalam bahasa-bahasa lain, dikenal juga kata ganti orang sebagai berikut:
KATA GANTI
IND.
ING.
KET./FUNGSI
Ya’o / Ya’odo
Saya
I
KGO I Tunggal
Ya’ugö
Kamu
You
KGO II Tunggal
Ya’ia
Dia
He/She
KGO III Tunggal
Ya’aga
Kami
We - excl.
KGO I Jamak
Ya’ita
Kita
We - incl.
KGO I Jamak
Ya’ami
Kamu
You
KGO II Jamak
Ya’ira
Mereka
They
KGO III Jamak
Sebagaimana terlihat, kata ganti orang pertama jamak dalam Li Niha ada dua jenis, yaitu: Ya’aga (kami, we - eksklusif) yang melibatkan pihak pertama saja, tidak termasuk lawan bicara mereka, dan Ya’ita (kita, we - inklusif) yang melibatkan pihak pertama dan juga lawan mereka berbicara.
Dalam pemakaian dalam kalimat, kata-kata ganti orang yang tercantum dalam tabel di atas seringkali muncul dalam bentuk yang telah berubah. Perubahan itu tergantung dari struktur kalimat yang digunakan.
Pertanyaan: Mengapa kalimat pertama “Pengakuan Iman Rasuli“(Protestan) atau Syahadat Para Rasul (Katolik) menggunakan struktur: Ya’odo mamati khö Lowalangi .. dan bukan “Mamatido khö Lowalangi … “? (Aku percaya akan Allah ..)
Struktur I: KK (+KGO) + K
Dalam struktur ini, kata kerja (KK) mendahului kata ganti orang (KGO), sementara kata keterangan (K), kalau ada, muncul pada bagian akhir.
Contoh:
Möido ba Mandrehe mahemolu - Saya pergi ke Mandrehe besok
Mofanöga ba fasa - Kami pergi ke pasar
Fao ita khöra - Kita ikut dengan mereka
Dalam contoh-contoh di depan, kata-kata ganti orang muncul setelah (dan umumnya melekat dengan) kata kerja yang mendahuluinya. Jadi:
möido — dari: möi + (yao)do
mofanöga — dari: mofanö + (ya’a)ga
fao ita — dari: fao + (ya’)ita
Perhatikan pemendekan KGO (ya’odo -> do, ya’aga -> ga, ya’ita -> ita) yang biasa dijumpai dalam struktur kalimat Li Niha.
Bentuk KGO Dalam Stuktur KK (+KGO) + (K)
KGO
Bentuk
Contoh
Terjemahan
Ya’odo
-do
Möido ba fasa
Saya pergi ke pasar
Ya’ugö
Mondri’ö ba Muzöi
Engkau mandi di Muzõi
Ya’ia
ia
Moloi ia ba gatua
Ia lari ke hutan
Ya’aga
-ga*
Faoga ba motonia
Kami ikut di mobilnya
Ya’ita
ita
Fahuhuo ita dania
Kita berbicara nanti
Ya’ami
-mi, ami
Falukha ami
Kalian bertemu
Ya’ira
ira
Fasulõ ira ba lala
Mereka berpapasan di jalan
* atau “-ndra’aga”
Dalam tabel di atas, bentuk KGO dengan tanda (-) di depannya dirangkaikan langsung dengan KK di depannya. Sebagai contoh: mangado, mörö’ö, mohalöŵöga, dsb.
Bentuk KGO tanpa tanda (-) ditulis terpisah dari KK di depannya. Sebagai contoh: manura ami (kalian menulis), mombaso ita (kita membaca).
Sebagai pedoman, bentuk KGO dengan satu suku kata ditulis bersatu dengan KK yang mendahuluinya, yang lain (ami, ia) ditulis terpisah.
Catatan:
Orang-orang Nias Tengah pada umumnya mengunakan bentuk “-mi” untuk kata ganti orang kedua jamak (KGO II- Jamak - Ya’ami) untuk struktur I di atas, sementara orang-orang Nias Utara menggunakan bentuk “ami”. Jadi, orang Nias Tengah mengatakan: Möimi ba fasa, sedangkan orang-orang Nias Utara mengatakan: Möi ami ba fasa. Keduanya adalah bentuk yang sah.
Struktur II: KGO (+KK) + OBJEK
Contoh:
Usura zura - Saya menulis surat
Mataba manu - Kami memotong ayam
Mitörö yomo - Kalian singgah (di rumah)
Dalam contoh-contoh di depan, kata-kata ganti orang muncul sebelum dan melekat dengan kata kerja di belakangnya. Jadi:
Ya’odo (menjadi u) + sura + zura - Usura zura
Ya’aga (mejadi ma) + taba + manu - Mataba manu
Ya’ami (menjadi mi) + törö + yomo - Mitörö yomo
Bentuk-bentuk KGO pada struktur KGO (+KK) + OBJEK
KGO
Bentuk
Contoh
Terjemahan
Ya’odo
U-
Ukhao mbanio
Saya memarut kelapa
Ya’ugö
Ö-
Öboto gara
Engkau memecah batu
Ya’ia
I-
Ibunu wandru
Dia mematikan lampu
Ya’aga
Ma-
Masasai nukha
Kami mencuci pakaian
Ya’ita
Ta-
Tafazökhi nomo
Kita membangun rumah
Ya’ami
Mi-
Mitibo’ö zasao
Kalian membuang sampah
Ya’ira
La-
La’ötö nidanö
Mereka menyeberang sungai
Catatan:
Dalam struktur ini, kata-kata benda mbanio, gara, wandru, nomo, zasao, dan nidanö telah mengalami mutasi awal (initial mutation) dan berasal dari kata-kata: banio (kelapa), kara (batu), fandru (lampu), omo (rumah), sasao (sampah), dan idanö (sungai, air) - lihat aturan mutasi awal pada artikel: Turia Si Tobali Duria.
Menurut penulis, gejala mutasi awal merupakan ciri khas Li Niha yang paling sulit dan barangkali salah satu yang terancam punah karena tidak sedikit generasi muda Nias yang susah menggunakannya.
Sebagai contoh, anak remaja Nias (terutama di kota), kalau ditanya: “Haniha zi tohare ?”, akan menjawab “Namagu”, “Gawegu”, “Nakhigu”, pada hal seharusnya: “Amagu”, “Awegu”, “Akhigu”. Menurut penulis, ini pun merupakan bentuk “konvensi paksa” dari luar yang sudah lama kita biarkan.
Struktur III: KK + OBJEK + KGO
Variasi lain dari struktur II adalah penempatan objek di antara KK dan KGO. Hal ini dijumpai pada kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang memiliki objek, seperti: menulis (surat), memotong (benang), dsb.
Bentuk Kata Ganti Orang dalam Struktur: KK + OBJEK + KGO
KGO
Bentuk
Contoh
Terjemahan
Ya’odo
U-
Mogao banio ndra’o(do)
Saya memarut kelapa
Ya’ugö
Ö-
Mamoto kara ndra’ugö
Engkau memecah batu
Ya’ia
I-
Mamunu fandru ia
Dia mematikan lampu
Ya’aga
Ma-
Manasa(i) nukha ndra’aga
Kami mencuci pakaian
Ya’ita
Ta-
Mamazökhi omo
Kita membangun rumah
Ya’ami
Mi-
Manibo’ö sasao
Kalian membuang sampah
Ya’ira
La-
Mangötö idanö ira
Mereka menyeberang sungai
Catatan:
  1. Dalam struktur ini, kata kerja imperatif diberi awalan mo-, ma-, mang-.
    Jadi: khao -> mogao, boto -> mamoto, tunu -> manunu, sasai -> manasai, fazökhi -> mamazökhi, tibo’ö -> manibo’ö, dan ötö -> mangötö. Dalam contoh-contoh di atas, subjek memberikan tekanan pada apa yang dilakukannya.
  2. Dalam struktur ini kata-kata: “banio”, “kara”, “fandru”, “omo”, “sasao” dan “idanö” muncul dalam bentuk aslinya (tidak menglami mutasi awal seperti dalam Struktur II).
Kata Ganti Orang yang muncul dalam kolom I dari tabel-tabel di atas, jarang muncul dalam kalimat Li Niha. Yang sering muncul adalah bentuk yang muncul dalam kolom II dalam tabel-tabel di depan. Bentuk inilah yang harus diperhatikan, diingat dan dicoba dipakai dalam kalimat menurut struktur tententu.
Latihan:
Buat kalimat-kalimat berikut dalam Li Niha untuk setiap kata ganti orang.
Menurut struktur I
Contoh:
Manurado (Saya menulis), Manura ia (Dia menulis)
1. manura (menulis)
2. mombaso (membaca)
3. ma’igi / ma’iki (tertawa)
4. manuköu (mengantuk)
Menurut Struktur II
Contoh:
Ubözini zalo (saya menyapu lantai), Mabözini zalo (Kami menyapu lantai)
1. bözini zalo (sapu lantai)
2. teu ndruria (petik durian)
3. tunu geu (bakar kayu)
Menurut Struktur III
Kalimat-kalimat yang dibentuk menurut Struktur II di atas dapat diubah menjadi kalimat mengikuti Struktur III.
Contoh:
1. Mamözini salo ndra’o.
2. Maneu duria ia.
3. Manunu eu ami.
Cobalah Anda bentuk kalimat untuk setiap kata ganti orang menurut stukrtur III ini.
Catatan:
  1. Isi tulisan ini masih jauh sempurna. Kritik dan saran selalu dinantikan dengan tangan terbuka.
  2. Aturan di atas berlaku untuk Li Niha varietas Utara dan Tengah. Kita mengharapkan artikel sejenis dari teman-teman dari Nias Selatan untuk Li Niha varietas Selatan.
  3. Artikel ini pertama kali muncul di situs Nias Portal tagl 23 Oktober 2004 dengan judul: MARI BELAJAR BAHASA NIAS (2). 
  E. Halawa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU