YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Minggu, 30 Desember 2012

Renungan di akhir tahun 2012

Menyongsong Tahun yang Baru

Tahun 2012 akan segera berlalu dan kita akan menyongsong tahun yang baru tahun 2013, apa yang patut kita renungkan menjelang akhir tahun ini :

 
1. Menghargai waktu ( Efs 5 : 15 – 16 ) , waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi , karena itu kita harus menghargai waktu yang ada dengan mempergunakan waktu untuk hal – hal yang positif , baik untuk Tuhan , Gereja , keluarga dan juga diri kita sendiri.Apakah kita hanya memboroskan waktu dan membuat waktu yang berlalu tidak ada nilainya ????

 
2. Perhitungan akhir tahun, setiap tahun perusahaan akan mengadakan perhitungan di akhir tahun, laba dan rugi ( Mat 25 : 19 ) , Tuhanpun akan mengadakan perhitungan dengan kita dari apa yang kita terima dari Dia dan apa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan , Apakah kita memberi keuntungan untuk Tuhan dan GerejaNya ? atau kita merugikan Tuhan dan GerejaNya ????

 
3. Lupakan yang lalu songsong yang di depan ( Flp 3 : 12 – 14 ), waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali lagi ,karena itu lupakan kegagalan pada masa lalu yang membuat anda pesimis menghadapi masa yad , lupakan juga keberhasilan anda di masa lalu yang membuat anda terlena , lakukan yang terbaik hari ini , untuk hari esok yang lebih baik.

 
4.Kedatangan Tuhan sudah semakin dekat, setahun berlalu setahun juga kedatangan Tuhan semakin dekat , siapkah kita untuk menyambut hari kedatanganNya ?? apakah kita sudah berdandan rapi untuk Dia ( Why 19 : 7 ) , mari kita semakin bergiat untuk Tuhan ( 2 Ptr 3 : 9 – 11 ) jangan menjadi lemah ( Ibr 10 : 37 – 39 ). 


Maranatha. Amin.

Minggu, 23 Desember 2012

Liputan: Perayaan NATAL 2012 BNKP Jemper Bandung Timur

Oleh: Ben Lase (Ama Evan Lase)

Setelah melalui masa persiapan dan latihan yang cukup lama (sekitar 2 bulan), akhirnya sampai juga pada hari "H", tepatnya hari Sabtu 15 Desember 2012. Hari yang dinanti oleh seluruh Jemaat BNKP Jemper Bandung Timur akhirnya tiba jua, Acara Kebaktian dan Perayaan Natal 2012 BNKP Jemaat Persiapan Bandung Timur. 

Hari Sabtu, 15 Desember 2012 mulai dari siang hari terlihat cuaca kurang bersahabat, hujan disertai angin kencang melanda Kota Bandung. Walau demikian semangat untuk mensukseskan Acara Natal ini sungguhlah besar, karena para panitia sudah hadir di gedung GKPI, jalan Ciliwung 20 Bandung, sejak jam 13 siang. Semua ini semata-mata untuk menciptakan suasana sukacita natal demi kemuliaan Tuhan.

Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit undangan sudah mulai menghadiri ruangan Aula tempat acara di adakan. Dan para singer (backing vocal) mulai melantunkan lagu-lagu gembira bernuansa natal. Pemain musik jg sudah mulai bersemangat memainkan alat musiknya sehingga suasana begitu gembira. Disisi lain, para penerima tamu (usher) menyambut para tamu undangan dengan senyuman kehangatan, dan mempersilahkan masuk.




Prosesi Kebaktian Natal dipimpin oleh Bpk. Snk. Ama Jhon Gea. Dimulai dari Pendeta, Pengkhotbah, Majelis, dan Petugas Prosesi memasuki Ruang Ibadah.



Minggu, 09 Desember 2012

Sejarah Natal

Kata Christmas mempunyai arti Mass of Christ yang kemudian disingkat menjadi Christ-Mass. Versi yang lebih pendek lagi Xmas pertama kali dipakai di Eropa pada tahun 1500-an, berasal dari abjad Yunani, X adalah huruf pertama dari Xristos (Kristus) juga X merepresentasikan salib, jadilah “X-Mass”.Christmas dirayakan orang-orang diberbagai belahan bumi pada tanggal 25 Desember, tetapi sebenarnya Yesus tidaklah lahir pada 25 Desember.
Pada masa awal kekristenan, bangsa Romawi yang masih menganut kepercayaan pagan merayakan Saturnalia untuk menyembah dewa Saturnus (dewa panen) dan Mithras (dewa terang/sinar), suatu bentuk dari penyembahan matahari yang berasal dari Syria seabad sebelumnya. Perayaan Saturnalia ini diadakan tepat setelah winter solstice, hari pertama musim dingin (winter), juga merupakan siang hari terpendek dan malam hari terpanjang sepanjang tahun. Solstice berarti “sun standing still”, matahari tetap berdiri, untuk menyatakan bahwa musim dingin tidaklah selamanya, hidup terus berlangsung, suatu undangan untuk tetap dalam semangat yang baik.

Asal-mula Pohon Natal

oleh: P. William P. Saunders *

Kisah Pohon Natal merupakan bagian dari riwayat hidup St. Bonifasius, yang nama aslinya adalah Winfrid. St. Bonifasius dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan; ia masuk sekolah biara dekat Exeter dua tahun kemudian. Pada usia empatbelas tahun, ia masuk biara di Nursling dalam wilayah Keuskupan Winchester. St. Bonifasius seorang yang giat belajar, murid abas biara yang berpengetahuan luas, Winbert. Kelak, Bonifasius menjadi pimpinan sekolah tersebut.

Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara dan tengah masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Setelah satu perjuangan singkat, ia mohon persetujuan resmi dari Paus St. Gregorius II. Bapa Suci menugaskannya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Jerman. (Juga pada waktu itu St. Bonifasius mengubah namanya dari Winfrid menjadi Bonifasius). St. Bonifasius menjelajah Jerman melalui pegunungan Alpen hingga ke Bavaria dan kemudian ke Hesse dan Thuringia. Pada tahun 722, paus mentahbiskan St. Bonifasius sebagai uskup dengan wewenang meliputi seluruh Jerman. Ia tahu bahwa tantangannya yang terbesar adalah melenyapkan takhayul kafir yang menghambat diterimanya Injil dan bertobatnya penduduk. Dikenal sebagai “Rasul Jerman”, St. Bonifasius terus mewartakan Injil hingga ia wafat sebagai martir pada tahun 754. Marilah kita memulai cerita kita tentang Pohon Natal.


10 TRADISI NATAL YANG UNIK


Natal dirayakan setiap 25 Desember oleh umat Nasrani dengan memasang pohon Natal dan membangun kandang domba sebagai hiasan. Tetapi itu perayaan Natal di Indonesia, bagaimana perayaan Natal di negara lain ya?
KapanLagi.com - Sebenarnya perayaan Natal di negara lain juga tak jauh berbeda, yang jelas pohon Natal dan kado adalah yang tak boleh ketinggalan. Yuk intip keunikan Natal di negara tetangga berikut.

Natal di India

Di India, pohon Natal tidak terbuat dari pohon cemara, melainkan pohon mangga atau pisang. Pada umumnya, umat Nasrani akan mendekorasi rumah mereka dengan daun mangga, dan lampu minyak yang diletakkan di atap rumah atau di atas tembok.

Natal di Yunani

Sinterklas adalah sosok penting di Yunani sebagai pelindung para pelaut. Berbeda dengan negara lain, di Yunani, pohon Natal bukanlah simbol Natal yang umum. Adalah mangkok dan salib kayu yang menjadi benda penting pada momen Natal. Di tengahnya, terdapat daun kemangi yang dicelupkan ke dalam mangkuk dan berisi sedikit air agar daun tetap segar. Setiap pagi, sang ibu akan memerciki seluruh ruangan rumah dengan menggunakan daun kemangi, dan tradisi ini dilakukan untuk menjauhkan benda-benda dan roh jahat dari rumah mereka.

Natal di Italia
Sungguh mengejutkan bahwa di Italia, pohon Natal dari cemara dan hiasan salju ternyata tidak umum digunakan. Yang Ada adalah sebuah piramid yang terbuat dari kayu dan dihias penuh dengan buah-buahan.

Tradisi Natal di Indonesia

Indonesia terdiri dari beragam suku yang menjadikannya negara yang kaya akan budaya. Masing-masing daerah mempunyai tradisi yang berbeda untuk merayakan hari-hari besarnya, seperti perayaan hasil panen. Nah, penasaran nggak sih bagaimana setiap daerah di Indonesia merayakan hari Natal? 

Bali
Agama utama di Pulau Bali memang Hindu, tetapi bukan berarti pemeluk Kristen di Bali tidak mempunyai tradisi untuk merayakan Natal. Komunitas pemeluk Kristen di Bali mempunyai tradisi merayakan Natal dengan memakai pakaian khas daerah mereka; yaitu kebaya, selendang, kain kamen, dan destar. Warna-warna yang biasanya mereka pakai adalah hitam dan putih. Selain memakai pakaian daerah, biasanya gereja dihias dengan ornamen khas Bali yang bernama penjor, yaitu batang bambu yang dihias dengan janur.

Yogyakarta
Yogyakarta memang kota yang kental akan nuansa budaya, termasuk perayaan Natalnya. Pada saat perayaan Natal, biasanya pendeta memimpin ibadah dengan memakai beskap dan blangkon serta menggunakan bahasa Jawa halus. Selain itu, ada pula pertunjukan wayang kulit bertema kelahiran kristus. Pada 25 Desember, ada juga tradisi saling mengunjungi, mirip seperti lebaran. Tak jarang, anak-anak pun pulang dengan membawa angpau sehabis mengunjungi saudara dan orang terdekatnya.

DKI Jakarta
Di DKI Jakarta terdapat Kampung Tugu, tempat bermukimnya komunitas warga keturunan Portugis. Nah, di sini terkenal tradisi unik untuk merayakan Natal yang disebut Rabo-Rabo. Setelah pulang dari kebaktian, warga biasanya berziarah ke kuburan yang terletak di samping gereja, lalu dimulailah tradisi Rabo-Rabo. Warga bermain musik keroncong sambil berkeliling kampung untuk mengunjungi para fam.  Lagu-lagu yang dimainkan tentunya tembang-tembang Natal. Setiap penghuni rumah yang habis dikunjungi wajib mengikuti rombongan sampai ke rumah yang terakhir.
Puncak perayaan terdapat pada tradisi mandi-mandi. Warga Kampung Tugu berkumpul di rumah keluarganya lalu mereka saling mencorat-coret muka dengan bedak putih. Ini merupakan simbol untuk membersihkan kesalahan yang lalu menjelang tahun baru.