YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Senin, 09 Mei 2016

MURID KRISTUS


Ada pula gereja yang menawarkan berbagai “program pemuridan” seperti kelas-kelas, seminar-seminar, kelompok-kelompok kecil pemuridan. Gereja yang demikian tentu lebih baik dari gereja yang jemaatnya hanya beribadah pada hari Minggu. Namun apabila diamati lebih seksama, ternyata “program-program pemuridan” yang demikian sangat tidak efektif dalam menghasilkan perubahan hidup dan kepemimpinan. Oleh sebab itu, apabila kita mengamati keadaan gereja dengan jujur, kita dapat melihat bahwa kualitas karakter gereja tidak terlalu berbeda dengan karakter dunia ini. Gereja rasanya masih jauh dari keserupaan dengan Kristus seperti pada gereja mula-mula.
 
Mengapa gereja masa kini seperti itu? Tentu banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Namun, salah satu faktor penyebab yang utama adalah karena adanya kekeliruan konsep pemuridan, dan juga karena metode pemuridan yang tidak efektif.

Pemuridan adalah sebuah proses dimana seorang percaya dengan contoh hidup membiarkan Kristus memakainya sebagai alat untuk melayani sejumlah orang tertentu dalam waktu tertentu, dalam perjumpaan satu demi satu (one on one), untuk mencapai keserupaan Kristus (potensi maksimalnya), demi tujuan pembangunan rumah Tuhan, serta mereproduksi dirinya sampai generasi ketiga. Tuhan memerintahkan kepada semua muridNya, bukan hanya kepada rasul-rasulNya saja, semua orang percaya/ orang kudus, dari pemimpin tertinggi sampai orang yang baru percaya (Matius 28:19-20) untuk melakukan pemuridan.

Inti pemuridan dapat disimpulkan dalam satu kata, yaitu menjadi “contoh” atau “model”.
 
Ada seorang anak kecil berusia 4 tahun, lari dari rumah karena terancam disiksa oleh orang tuanya. Namun, ia tersesat di hutan, dan setelah belasan tahun kemudian ia ditemukan telah hidup sama seperti monyet. Anak tersebut bertingkah laku seperti monyet, tidak dapat berjalan tegak, dan tidak dapat berbicara bahasa manusia.
Mengapa anak tersebut tidak hidup normal seperti manusia-manusia lainnya, padahal ia adalah manusia sejati? Penyebabnya adalah karena ia tidak terus-menerus melihat contoh manusia normal lainnya, tetapi melihat contoh dari monyet-monyet yang menerimanya di hutan.
Demikian pula begitu pentingnya peranan contoh dalam menuntun orang lain untuk mencapai potensi maksimalnya, yaitu keserupaan dengan Kristus. Jadi satu-satunya jalan untuk belajar adalah melalui contoh/ model.
Kristus berkata, “Jadikanlah sekalian bangsa muridKu ..” (Matius 28:19). Dulu ketika Kristus datang ke dunia sebagai manusia, Ia-lah yang menjadikan orang-orang menjadi muridNya/ pengikutNya (Matius 4:19, Lukas 9:23-24). Setelah Ia mati, bangkit, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Ia tetap melakukan pemuridan. Ia tetap menjadikan orang-orang muridNya, tetapi sekarang melalui tubuhNya, yaitu murid-muridNya (Matius 28:19-20). Jadi pemuridan bukanlah menjadikan orang murid kita, tetapi menjadikan orang murid Kristus.

Ada 2 hal yang ekstrim dalam pemuridan:

Makna Kenaikan Tuhan Yesus Kristus bagi orang Kristen

“Yesus Naik ke Sorga Untuk Menyediakan Tempat Bagi Orang Percaya"
Orang percaya ditempatkan bersama Kristus di alam Sorgawi karena kasih karunia dan oleh iman kita turut dalam kebangkitan dan kenaikan Kristus. “dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di Sorga” (Efesus 2:6),”lanjutnya. 
 
   Dengan kenaikan Kristus ke sorga orang percaya mendapat jaminan menjadi Warga Negara Kerajaan Sorga, sehingga pikiran dan perasaan orang percaya tertuju ke Sorga. “Karena kewargaan kita adalah di dalam Sorga,,.") dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamatdan dalam kurun waktu tertentu, Tuhan masih menempatkan kita di bumi,di tanah Toar Lumimuut ini kita masih diizinkan Tuhan untuk memiliki kehidupan duniawi dengan bekerja, tidur, tertawa, menangis, tersenyum dan yang paling penting masih diberi kesempatan untuk bernafas sob,. namun secara iman semua orang percaya sudah ditempatkan bersama-sama dengan Kristus di Sorga. “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan(Kolose 3:1-4). Karena secara iman status orang percaya sudah menjadi warga Kerajaan Sorga, maka keselamatan dan hidup yang kekal bukan lagi perkara nanti dan mudah-mudahan masuk Sorga sesuai dengan amal baktinya, melainkan sesuatu yang pasti bagi orang yang percaya,” 
 
     Kenaikan Yesus ke Sorga memastikan kedatangan-Nya yang kedua kali untuk membawa semua orang percaya dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa ke suatu tanah air Sorgawi yang Tuhan Yesus sudah sediakan. Kenaikan Kristus ke Sorga meneguhkan keyakinan kita bahwa Tuhan Yesus hidup, sehingga kita tidak perlu gelisah dan tawar hati dalam menghadapi segala pergumulan hidup sebagai orang yang beriman di bumi ini. Kegelisahan hati yang membuat muka muram, iri hati, dendam, anakis, cemberut dan marah-marah, suatu tanda hati yang kosong, tiada damai sejahtera, tiada sukacita. Tapi kenaikan Yesus ke Sorga meniadakan kegelisahan hati kita, melenyapkan kemarahan, kedengkian dan kejahatan kita, sehingga orang percaya diliputi dengan sukacita yang tidak terkatakan, walaupun masih hidup di tengah-tengah dunia yang penuh dengan penderitaan.
“   Yesus Naik ke Sorga Menjamin Suatu Kepastian Kemuliaan Yang Diterima Orang Percaya,” sumber bintangpapua.com