YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Selasa, 05 September 2017

GURU SEKALIGUS MURID

Ayub 1:1-22
Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayub 1:8)

Saat Hani (bukan nama sebenarnya) meninggal dunia setelah dua tahun menderita kanker, banyak sahabat mengomentari sikapnya yang tidak pernah mengeluh. Meskipun tahu kemungkinan sembuhnya kecil, ia tetap bersukacita dan bersemangat. Ia menguatkan suaminya dan kedua anak mereka yang masih kecil. Hani menjadi guru bagi suami dan kedua anaknya, sekaligus murid karena ia belajar dari penyakitnya. 

“Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?” Itulah pertanyaan Tuhan kepada Iblis. Tuhan sangat menghargai Ayub karena ia saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan (ay. 8). Tuhan menerima tantangan Iblis dengan mengizinkannya mencobai Ayub (ay. 12). Ayub harus menanggung kesusahan yang parah secara beruntun. Ayub tidak mengerti penyebab penderitaannya, tetapi ia menyatakan kepercayaannya yang teguh kepada Allah, yang berhak mengizinkan kenyamanan, kesulitan, maupun kebaikan di dalam hidupnya. Ia tetap memuji Tuhan meski kondisinya tidak mudah (ay. 21). 

Di dalam penderitaan, penting bagi kita merenungkan keinginan Tuhan, bukan keinginan kita. Jika keinginan kita bertentangan dengan kehendak Tuhan, dan Dia mengizinkan kita mengalami kesulitan dan penderitaan hidup, tetaplah percaya bahwa Tuhan selalu merencanakan yang terbaik. Dia tidak mungkin mencelakakan dan membinasakan kita. Jika kita meresponsnya dengan sikap yang positif, kita akan tetap bersukacita dan bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. —RTG

PENDERITAAN HIDUP DAPAT MENJADI AJANG PEMBELAJARAN
DAN PERTUMBUHAN KARAKTER

KESOMBONGAN MEMBAWA KEHANCURAN

Konon, berdirilah ayam jantan dengan keangkuhannya. Ia sangat membanggakan kegagahan dan keindahan bulunya. Maka lewatlah seekor itik manila (mentog) di depannya. 

Ayam Jago tertawa terbahak-bahak sambil berkata, “Ah, mentog-mentog…. Kamu itu binatang yang tidak tahu malu. Tinggal saja di kandang, tidak usah keluar. Lihat jalanmu yang lucu dan pelan dan pantatmu yang bergoyang-goyang. Cih… memalukan. Mentog diam saja mendengar ejekan si jago. Dengan perasaan sedih ia melanjutkan perjalanannya. 

Setibanya disuatu empang (kolam) yang dalam, ia terjun dan langsung berenang.

Si jago menjadi panas hatinya melihat sikap mentog yang acuh tak acuh kepadanya. Sebagaimana ia melihat mentog tadi terjun ke empang dan berenang, tanpa pikir panjang iapun ikut terjun ke empang (kolam), dan akhirnya si jago yang sok jagoan itu tenggelam

(Unknown)

Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan 
(Amsal 16:18).

MULAI DARI SATU JAM

Seorang anak bertanya pada ibunya, "Apakah kita bisa hidup tanpa berbuat salah selama hidup kita?"

Ibunya menjawab, "Tidak bisa, nak."

Sang anak bertanya lagi, "Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam setahun?"

... Sambil tersenyum, ibunya menggelengkan kepala seraya berkata, "Tidak bisa juga, nak."
Anakpun bertanya kembali, "Apa kita bisa hidup dalam 1 bulan tanpa melakukan kesalahan?"

Ibunya tertawa sambil menjawab, "Tidak bisa juga, nak."

Anakpun bertanya lagi, "Ini yg terakhir, ibu. Apa kita bisa hidup tanpa berbuat salah dalam 1 jam?"

Akhirnya ibunya mengangguk dan berkata, "Kemungkinan bisa, nak."

Sang anak langsung berkata, "Jika begitu, aku akan belajar hidup benar dari jam ke jam."
Hiduplah 1 jam TANPA : marah, hati jahat, pikiran negatif, menjelekkan orang, serakah, benci, sombong, egois.

Hiduplah 1 jam DENGAN : kasih, sukacita, damai, sabar, lemah lembut, murah hati, rendah hati, pengendalian diri.
Ulangilah selama 1 jam berikutnya dan 1 jam seterusnya.
Dari latihan yg kecil dan sederhana, akan menjadi terbiasa. Apa yg sudah terbiasa, akan menjadi sifat. Sifat akan menjadi karakter.

Selamat mencoba
(NN)

HIDUP BERMANFAAT

Lukas 1:1-4

Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu. (Lukas 1:3)

Seorang hamba Tuhan bertanya kepada anak sulungnya, “Apakah kamu mau menjadi hamba Tuhan, Nak?” Anaknya menjawab, “Maaf, Pak, sepertinya saya tidak terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan. Namun, saya ingin memberi donasi bagi anak-anak hamba Tuhan.” Anak itu menepati ucapannya dengan memberikan donasi pendidikan untuk beberapa anak hamba Tuhan yang dikenalnya. Melihat komitmen anaknya, sang ayah sangat bersyukur karena Tuhan telah memakai anaknya untuk menjadi berkat bagi sesamanya

Banyak orang mendefinisikan “hidup yang diberkati” hanya berdasarkan pencapaian dalam karier dan pelayanan atau dari kepemilikan materi yang berlimpah. Padahal, ada definisi yang lebih sederhana, yakni ketika hidup kita bermanfaat bagi sesama. Lukas menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain ketika ia menuliskan kisah kehidupan dan pelayanan Yesus, lalu menyampaikannya kepada Teofilus. Namanya mungkin tak banyak disebut seperti para rasul lain, tetapi tulisannya tak bisa dianggap remeh. Buktinya, kita, yang hidup ribuan tahun setelah zaman Yesus, masih mendapatkan manfaat dari tulisan Lukas. 

Betapa bahagianya ketika kesempatan hidup yang Tuhan berikan dapat kita maksimalkan untuk bermanfaat bagi sesama. Kita dapat memulainya lewat hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dengan konsisten setiap hari. Mintalah agar Tuhan memberkati dan memakainya supaya menjadi berkat bagi orang lain, bahkan menjadi kesaksian yang hidup agar nama Tuhan dimuliakan. —GHJ

KEHIDUPAN YANG BERMANFAAT BAGI SESAMA
DAPAT DIKENANG DALAM JANGKA WAKTU YANG LAMA