YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Kamis, 25 September 2014

BERITA DUKACITA DI KELUARGA BESAR INA YASMINA LASE

Segenap Majelis dan Jemaat BNKP Bandung Timur 
mengucapkan
TURUT SEPENANGGUNGAN & BERDUKACITA,
atas berpulangnya ke rumah Bapa di Surga,

Ibu INA YASMINA LASE
(Ibu RIANAH TELAUMBANUA)
 



 
pada hari Kamis, 18 September 2014, jam 23.35 Wib
di Ruang ICU Rumah Sakit Santo Yusuf - Bandung
Jalan Cikutra, Bandung

Almarhumah di semayamkan di Rumah Duka
Bumi Baru II - Ruang B, Holis, Bandung.
Dan dimakamkan di TPU PANDU - Bandung
pada hari Sabtu, 20 September 2014
pukul 15.00 Wib.
Ibu Ina Mare Waruwu meninggalkan 6 orang anak kandung,
16 Cucu, dan 1 Cicit.
Anaknya termasuk A/I. Evan Lase
(Majelis & Anggota BPMJ BNKP Bandung Timur).

Segenap Majelis dan Jemaat BNKP 
Jemaat Persiapan Bandung Timur
mengucapkan:
TURUT BERDUKACITA
Kiranya Keluarga yang telah ditinggalkan
beroleh kekuatan dan penghiburan dari Tuhan Yesus.

Nats Firman Tuhan:
Yohanes 14 : 3 
"Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu"

Selasa, 16 September 2014

Maukah???



"... Tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya" 
Matius 8 : 20.

Kristus sedang mencari tempat supaya Dia dapat meletakkan kepalaNya. 
MAUKAH kita menjadi tempat Kristus meletakkan kepalaNya? 
MAUKAH kita menjadi tubuhNya? 
Ketika kita menjadikan Kristus sebagai kepala, maka kuasa kerajaan Allah akan hadir. 
Ketika kita menjadikan Kristus sebagai kepala itu berarti Kristuslah yang MENGENDALIKAN setiap kehidupan kita

Amin ^_^

Senin, 15 September 2014

Allah Memenuhi Kebutuhan Kita



Sebagian besar konflik bersumber dari KEBUTUHAN yang tidak terpenuhi. Beberapa kebutuhan ini hanya bisa dipenuhi oleh Allah. Bila kita mengharapkan seseorang, seperti teman, pasangan, majikan, atau anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan yang hanya bisa dipenuhi oleh Allah, berarti kita sedang membuka diri kita untuk rasa KECEWA dan SEDIA. Tidak seorangpun bisa memenuhi semua kebutuhan kita KECUALI Allah.


 “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” 
(Yohanes 16 : 24)

Sabtu, 13 September 2014

Menegur Hamba Tuhan (Yang Diurapi), Dosa Besar?


Beberapa posting waktu lalu di blog ini menyorot sepak terjang seorang hamba Tuhan terkenal dari Amerika. Postingan itu saya share di FB dan koment-komentpun bermunculan. Ada koment yang memakai alasan secara logika dengan mengatakan bahwa dia tidak seperti itu karena belum tentu kritikan yang ditujukan kepadanya benar. Ada pula yang memakai alasan rohaniah yaitu dengan mencuplik ayat-ayat Alkitab. Tampaknya rohani atau Alkitabiah bukan?

Tapi ada hal yang mengejutkan saya dan menurut saya ini parah, ketika ada seorang hamba Tuhan yang dikritik ajarannya, reaksinya adalah dia ingin memakai kuasa Roh Kudus untuk meledakkan kepala orang itu! Atau ada hamba Tuhan yang dengan terang-terangan mengatakan siapa yang menentang ajarannya maka dia akan sakit, lumpuh atau buta atau bisa kena musibah, pokoknya jangan coba-coba deh! Bukannya memberkati malah mengutuk! Saya pernah sharing dengan seorang rekan tentang seorang hamba Tuhan di Indonesia yang ajarannya tidak sesuai dengan Firman Tuhan, teman saya sambil bergurau mengatakan bahwa jangan membicarakan dia karena katanya bisa sakit atau kena musibah, katanya.

OK, makin panaaas nih, kita mulai dulu dari alasan-alasan rohani atau Alkitabiah yang sering dipakai untuk menangkis kritikan kepada hamba Tuhan :

1. JANGAN MENYENTUH ATAU MENEGUR HAMBA TUHAN YANG DIURAPI. Ayat yang dipakai adalah 1 Samuel 24 :10 ketika Daud mengatakan,"Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN ". Konteks ini sesungguhnya berbicara tentang Daud yang memiliki kesempatan untuk membunuh Saul yang mengejar dia tapi dia tidak mau menyentuhnya dan jawaban Daud itu karena dia respek kepada Saul. Tapi Saul sendiri sebagai Raja bukan berarti bebas teguran. Alkitab jelas-jelas menyatakan karena ketidaktaatan Raja Saul maka nabi Samuelpun dengan terang-terangan MENEGUR Saul (1Sam 13:13).

Jadi alasan untuk mengatakan hamba Tuhan tidak boleh ditegur itu karena dia diurapi Tuhan jelas tidak berlaku lagi karena berkaca dari Saul baik dalam posisi sebagai Raja maupun sebagai hamba yang diurapi Tuhan ternyata tidak berada di atas teguran. Justru dia di bawah teguran karena ketidaktaatannya kepada Allah.

Contoh masih dari Daud. Daud sendiri tidak bebas dari teguran. Nabi Natan menegor Daud dan bahkan menyatakan hukuman Tuhan kepada Daud karena Daud berdosa kepada Tuhan. Pada waktu Daud ditegor nabi Natan, Daud tidak memakai alasan rohani,"Jangan menyentuh hamba Tuhan yang diurapi!". Daud justru tunduk dan menyadari kesalahannya yang fatal. Itu baru tokoh PL. Dalam PB, malah ada Rasul yang ditegur karena kesalahannya!

2. JANGANLAH MENGHAKIMI. (Mat 7:1-2). Kalau kita menghakimi hamba Tuhan  dosanya besar atau bisa celaka. Biarlah Tuhan yang menghakimi! Ayat dan tafsirannya ini menjadi senjata ampuh untuk MEMBUNGKAM kritikan atau teguran yang ditujukan kepada hamba Tuhan. Ayat ini seringkali disalah pahami. Dalam Matius 7:1-2, Yesus sebenarnya tidak melarang untuk menghakimi, hanya untuk menghakimi itu tidak asal menghakimi alias sembarangan menghakimi.

Dari ayat pertama dari pasal ini, Yesus memberi peringatan untuk tidak menghakimi agar kita tidak dihakimi. Ini menunjukkan kalau kita tidak siap untuk dihakimi, sebaiknya jangan menghakimi. Bagian berikutnya berikutnya memberikan penjelasan yang lebih detail yaitu penghakiman dan ukuran yang kita pakai untuk menghakimi juga akan diarahkan kepada kita. Ini sama sekali tidak ada larangan untuk menghakimi, tapi kesiapan untuk dihakimi dengan hal yang sama. Oleh sebab itu di dua ayat terakhir, Yesus mengajarkan apa yang harus kita persiapkan terlebih dahulu sebelum kita dapat menghakimi. Kita harus dapat melihat dengan jelas terlebih dahulu, yang dalam hal ini kita harus tahu kebenaranNya terlebih dahulu baru kita bisa melihat kesalahan dari saudara kita. Mengapa demikian, ini karena dalam hal ini kita menyatakan kebenaran, memberi nasehat dan menegor, bukan
asal menuduh atau menghakimi.Karena dibagian lain Tuhan Yesus juga mengatakan dalam Yohanes 7:24,: “Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.” Justru Tuhan mengijinkan kita menghakimi. Jadi apakah kedua ayat itu bertentangan? Jelas tidak. 

Refleksi Kepemimpinan tentang : JANGAN MENGHAKIMI




Sudah lama saya memikirkan mana yang lebih mudah dilakukan oleh seorang pemimpin: MENERIMA TEGURAN atau MEMBERI TEGURAN. Yang jelas, keduanya sulit dilakukan.

Namun EFEKTIVITAS PEMIMPIN SANGAT DITENTUKAN OLEH SIKAP DAN RESPONNYA DALAM MEMBERI dan MENERIMA TEGURAN. Bahkan banyak pemimpin yang gagal karena tidak pernah bersedia menerima teguran.
Di pihak lain, kita yang tidak berada dalam posisi pemimpin sangat segan memberi masukan/  teguran/ kritik kepada pemimpin. Khususnya kita yang dibesarkan dalam kultur Indonesia yang sangat paternalistik.

THE UNTOUCHABLES!
Pengalaman dalam sebuah percakapan dengan seorang pemimpin gereja, kami lalu sampai pada topik tentang MENEGUR dan DITEGUR. Lalu ia mulai bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang pendeta dan hamba Tuhan ditegur oleh seorang anggota jemaatnya. Menurut persepsinya, teguran tersebut tidak bernada membangun dan cenderung memojokkan dia. Lalu ia memilih sikap diam. Namun dalam hatinya, ia merasa suatu ketidaknyamanan.
Ia lalu berkata bahwa beberapa waktu kemudian, sesuatu terjadi pada orang yang memberi teguran tersebut. Bisnisnya bangkrut! Dan menurut pendeta tersebut, itu adalah hukuman Tuhan atas tindakannya menegur seorang yang diurapi Allah.

Pendeta ini lalu memberitahukan pelajaran yang dipetik dari pengalaman tersebut. Bukan bagi dirinya, tapi bagi saya. Hanya satu pelajaran. Jangan sembarangan memberi teguran kepada orang yang diurapi Allah. Mesti hati-hati! Lalu ia memberikan dasar ayat Alkitabnya: "Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabiKu" (Mazmur 105 : 15).

Sejenak saya terdiam mendengar nasihatnya. Yang terlintas di benak saya adalah implikasi dari pernyataan-pernyataan diatas terhadap orang-orang yang dipimpin oleh "orang yang diurapi Allah" tersebut. Pernyataan-pernyataan seperti itu justru mendorong orang 'awam' untuk SEMAKIN PASIF, bahkan SEMAKIN TAKUT MEMBERIKAN MASUKAN dan TEGURAN KEPADA PENDETA. Criticize, and you will be cursed!
Eksegesis Mazmur 115:15 akan memperlihatkan bahwa ayat tersebut telah disalahgunakan diatas. Paling tidak ada dua hal yang penting untuk dicermati.

Pertama, frase "yang Kuurapi" TIDAK MENUNJUK SECARA SPESIFIK KEPADA PENDETA ATAU HAMBA TUHAN YANG HIDUP DI ABAD KE-21 INI. Penggunaan frase tersebut dalam PL menunjuk secara umum kepada raja-raja Israel (lihat misalnya, 2 Sam 1:14; Mazmur 20:7; Ratapan 4:20). Jadi bukan menunjuk kepada nabi. Sedangkan dalam konteks Mazmur 105, frase tersebut menunjuk kepada anak cucu Abraham dan anak-anak Yakub secara umum (the patriarchs).

DALAM PB, ORANG YANG DIURAPI ALLAH ADALAH SETIAP ORANG PERCAYA TANPA TERKECUALI. "Kamu telah beroleh pengurapan dari yang Kudus" (1 Yohanes 2:20). Kata "kamu" disana berbentuk plural dan menunjuk kepada anak-anak Allah.

Jadi jelas disini bahwa tidak ada seorang pun dalam gereja yang memiliki status special sebagai "orang yang diurapi Allah" yang lebih tinggi daripada orang-orang percaya lainnya dan kebal terhadap masukan/nasihat/teguran.

Kedua, kata 'usik' (touch, KJV/NIV) dan 'berbuat jahat' (harm, KJV/NIV) dalam Mazmur 105:15 mengacu kepada HAL YANG BERSIFAT FISIK. Strong's Hebrew Dictionary memberikan definisi sebagai berikut: Menyerang dengan pukulan, mendatangkan malapetaka, menghancurkan sampai berkeping-keping. Pendek kata, AYAT TERSEBUT TIDAK BERBICARA TENTANG MEMBERI MASUKAN ATAU TEGURAN DALAM DUA HAL YANG ESENSIAL PADA DIRI PEMIMPIN KRISTEN: KARAKTER DAN AJARAN (doktrin/prinsip).

Jumat, 12 September 2014

MASIIIIHKAH ????




Ketika ada kejadian yang mencoba untuk mematahkan semangat, MASIHKAH kita dapat BERSUKACITA senantiasa? Ketika kita disibukkan dengan banyak hal, MASIHKAH kita memiliki waktu untuk TETAP BERDOA? Ketika apa yang kita dapatkan ternyata tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, MASIHKAH kita dapat BERSYUKUR? Jawaban kita akan menentukan bagaimana perhatian Allah kepada kita.

Kolose 4 : 2 “Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.”

Semangat berJUANG  ^_^  Jesus Christ Bless You !

Kamis, 11 September 2014

ORANG KRISTEN DUNIAWI

“Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem” (Lukas 24:46-47)



David Bryant membedakan dua macam orang Kristen. Pertama, orang Kristen duniawi (worldly Christian), yaitu mereka yang sudah diselamatkan, tetapi tidak tertarik membawa keselamatan pada dunia, sebaliknya mereka memandang dunia sebagai sarana bagi keuntungan dan kepentingan pribadinya. Kedua, orang Kristen dunia (world Christian), yaitu orang yang sudah diselamatkan, dan mengarahkan kehidupannya di dunia untuk misi, membawa berita keselamatan kepada segala bangsa.

Dalam pengajaran Tuhan Yesus, kita melihat bahwa keselamatan dan misi adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Perhatikan bacaan kita hari ini. Setelah meneguhkan para murid tentang kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus mengajarkan kebenaran-kebenaran penting bagi pelayanan mereka selanjutnya. Dia merangkumkan bahwa seluruh isi kitab Taurat, kitab para nabi, dan kitab mazmur menunjuk pada penggenapan keselamatan di dalam Diri-Nya (ayat 46). Namun bukan hanya itu, garis besar Kitab Suci juga adalah tentang bagaimana berita keselamatan ini harus disampaikan kepada segala bangsa (ayat 47).

Orang Kristen duniawi—orang yang puas dengan berkat keselamatan bagi diri sendiri—dan orang Kristen dunia—orang yang merindukan keselamatan itu juga sampai kepada segala bangsa. Dari dua kelompok ini, Anda termasuk yang mana? Gaya hidup dan prioritas macam apa yang harus kita ubah jika kita ingin bertumbuh sebagai orang-orang Kristen dunia—orang-orang yang merindukan agar semua bangsa dapat kembali bersukacita di dalam Tuhan.

RESEP MENGHASILKAN ORANG KRISTEN DUNIAWI:
AJARKANLAH KESELAMATAN TANPA MISI