YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Jumat, 16 Oktober 2015

Andrew Murray, Diubah dan Mengubah Orang Melalui Doa

Bila orang kerap menganggap doa sebagai kekonyolan, tidak demikian halnya dengan Andrew Murray. Semua bermula saat ia mendengarkan William C. Bruns berkhotbah di Aberdeen, Skotlandia. Burns adalah pengkhotbah yang sudah banyak berperan terhadap kegerakan rohani yang melanda Kilsyth, Skotlandia, pada 1839. Meski saat itu Anrew masih berumur 10 tahun, ia menangkap pengajaran Burns, terutama mengenai doa mengubah manusia dan memberikan manusia harapan yang baru. Bertahun-tahun kemudian, Andrew memutuskan untuk masuk ke sekolah teologia setelah menyelesaikan pendidikan formalnya. Ia belajar di University of Utrecht dan kebetulan di sana sedang terjadi gerakan Het Reveil. Suatu kebangunan rohani penentang rasionalisme. Sedikit banyak, hal ini sangat berpengaruh pada diri serta perkembangan rohani Andrew.

Setelah menyelesaikan studinya, Andrew diutus gereja Reformasi Belanda untuk melakukan pelayanan di Cape Town, Afreika Selatan. Di sanalah ia bertemu Emma Rutherford yang kemudian dinikahinya. Dari pernikahan itu ia memiliki empat anak lelaki dan empat anak perempuan.

Pada 1879 mendadak Andrew sakit tenggorokan yang membuatnya tidak bisa berbicara. Dua tahun kemudian ia pergi berobat ke Betshan, rumah pengobatan milik W.E. Boardman yang ada di London. Di sini semua pasien disembukan bukan dengan iman dan bukan dengan obat-obatan seperti sebagaimana lazimnya. Ternyata di sana sakit tenggorokannya sembuh total, sehingga ia bisa kembali berkhotbah dan mengajar. Semua pengalaman tersebut makin menguatkan pemahamannya bahwa doa adalah kunci perubahan. Andrew kemudian banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan pelayanan kejemaatan. Namun ia juga mengajar dan menulis banyak buku yang bertema doa, kekudusan hidup, pendidikan terhadap anak-anak, dan pelayanan doa syafaat.

Lelaki yang dikenal sebagai pendoa ini meninggal dunia pada 18 Januari 1917. Meski telah tiada, pengajaran doanya mengubah hidup banyak orang. Salah satunya Jessi Penn-Lewis, tokoh penting dalam kebangunan rohani yang melanda Wales 1904-1905.

Senin, 05 Oktober 2015

MOTIVASI YANG SALAH DALAM MELAYANI TUHAN


Pada saat-saat ini ada saja orang yang MELAYANI Tuhan dgn MOTIVASI TIDAK BENAR; tidak memiliki HATI HAMBA, mau nya diPuji-puji dianggap artis, tidak bisa menghargai hamba Tuhan, bersikap sembrono, TIDAK IKHLAS berkorban, dan melayani dengan MENGHARAP UPAH.

Apa kata Firman Tuhan tentang hal itu?

Baca: Titus 1:5-16
"Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan." Titus1:11

Memiliki motivasi yang benar adalah DASAR melayani Tuhan. Alkitab melarang kita untuk mencari penghargaan atau keuntungan bagi diri sendiri. Tertulis: "Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? Janganlah mencarinya!" (Yeremia 45:5a, b).

Peninggian dan berkat bagi seseorang adalah hasil karya Tuhan dan bukan karena usaha kita sendiri. Oleh sebab itu saat melayani Tuhan kita harus memiliki hati yang benar. KITA MELAYANI TUHAN KARENA KITA INI BERHUTANG BUDI KEPADA TUHAN. Dia terlebih dahulu mengasihi kita dan telah mengorbankan nyawaNya bagi kita. Karena pengorbananNya di atas kayu salib kita menerima keselamatan dan diangkat menjadi anak-anak Allah, sehingga kita pun beroleh berkat dan anugerah (Baca Efesus 1:3-8). Jadi MELAYANI TUHAN adalah tindakan MEMBALAS KASIH TUHAN, bukan untuk mencari hormat dan keuntungan diri sendiri. 

Simak pernyataan Paulus: "Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil." (1 Korintus 9:18).

Paulus pun berpesan kepada Titus agar ia BERHATI-HATI dalam memilih Majelis Gereja atau pelayan Tuhan. Hendaknya mereka adalah orang-orang yang memiliki hati yang TULUS, bukan tipe orang yang suka mencari keuntungan pribadi. 

Mari kita belajar dari Paulus, yang melayani Tuhan karena merasa berhutang kepada Kristus: "...adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." (Galatia 1:10).

Layanilah Tuhan dengan tulus dan murni, jangan sekali-kali mencari hormat, apalagi keuntungan untuk diri sendiri!