YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Jumat, 25 Mei 2012

Kesaksian: INDAH PADA WAKTUNYA (oleh: Juliman Zebua)

--> --> -->
Tuhan Maha Tahu dan juga adalah Maha Pemberi. Pemberian-Nya adalah jauh lebih indah dan berkesan bahkan lebih berharga dari apa yang pernah kita bayangkan atau harapkan sebelumnya.

Aku ingin sekali menceritakan kesaksian hidupku yang begitu sangat aku hargai yang telah Tuhan berikan kepadaku.
Dulu orangtua (ayah dari ayahku) adalah keturunan BALUGU yang berada. Tapi, karena tidak bisa diteruskan dengan baik, maka harta dan warisan yang ditinggalkan akhirnya habis dan tinggallah sisa dari semua itu yang kini kami keturunan mereka yang sekarang terus dipertahankan. 
Ayahku pun menikah dan dengan utang di tanah (Jujuran Gede). Tapi, karena kasih Tuhan, semua utang bisa terlunasi seiring dengan lahirnya kami, tiga bersaudara (Cewek-Cowok-Cowok). Tapi, ujian berat datang saat kami masih sedang beranjak besar masuk sekolah. Almarhum ayahku tidak lagi mau bekerja dan bahkan menghabiskan waktu di kedai tuak. 
Kejadian ini memang tak jarang didapatkan di Nias, bahkan sampai sekarang masih ada kedapatan ayah-ayah yang begitu.
Begitu sangat menderita keluarga terlebih Ibulah yang menanggung semua. Tapi, adalah masih beruntung anak-anak yang memiliki ibu yang baik, bijak, beriman dan punya semangat kerja buat anak-anaknya. Tapi, kalo ternyata tidak. Maka, bisa saya katakan itulah yang paling parah. Dan itu ada dan sering terjadi. Syukur sekarang sudah berkurang. Ibu yang mengambil keputusan untuk bunuh diri dengan berbagai cara dulu sering terjadi. Ibu yang tidak menerima perlakuan suami dan tidak sabar mengahadapi ujian yang tak pernah ia harapkan dan dia duga sama sekali sebelum berkeluarga mengakhirinya sendiri dengan kejam.
Waktu berita kematian Ibu-Ibu yang menyedihkan itu terdengar oleh keluarga kami, akulah yang paling takut dan sangat sedih. Walau aku adalah anak laki-laki (juga bungsu) tapi, aku sangatlah takut dan bahkan bila aku bayangkan rasa takutku itu sekarang, aku pun merinding. Aku masih kecil dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Bila berita itu terdengar, aku selalu pergi ke ibuku dan minta digendong. Aku memeluknya sangat kuat dan dengan menangis.

Tuhan adalah Maha Adil. Ia memberikan kami seorang Ibu yang paling baik dan mampu menghadapi ujian-ujian berat bersama kami yang mana adalah tanggung jawabnya.
Kami ingin sekolah dan terus sekolah. Maka kami pun harus bekerja keras untuk membantu ibu yang terus berjuang untuk kami. Masih ingat jelas, bahwa kami tak jarang merintih dan menangis dan mengakhirinya dengan berdoa yang beruraikan air mata. Ayah tak pernah berubah, malah semakin parah dengan penyakit yang datang dan bermacam-macam menimpanya. Mungkin adalah untuk membuatnya insaf. Tapi, sungguh sangat mengecewakan tak pernah mau berubah. Lebih lagi, abangku yang bandel dan menyusahkan.
Aku mengadapi hari-hariku bersama ibuku selalu seperti ini hingga aku selesai di bangku SMK. Berkat Doa, kesabaran, ketekunan dan harapan penuh pada Tuhan, pelan-pelan membaik. Kakakku satu-satunya yang paling baik menikah, abang juga sudah sadar dan mau bekerja dan siap membantu keluarga. Ayah juga mau berubah walau adalah terlambat menurut kemanusiaan karena itu terjadi saat usia tuanya dan dengan masalah penyakit yang terus datang ke atasnya sehingga itupun menjadi ujian dan tanggungjawab kami untuk mengurus, memperhatikannya dan melayaninya dalam kasih dan Firman Tuhan dengan sepenuh hati. 
Walau begitu keadaannya, kami pun sangat dan sangat bersyukur, Tuhan telah mengabulkan Doa kami yang setiap saat kami utarakan dihadapan-Nya semenjak lebih sepuluh tahun yang lewat. 
Aku dan Ibuku, sejak dulu hingga sekarang sangat cocok, kompak dan aku pun terus belajar lebih megenal Tuhan darinya. 
Keinginanku untuk melanjut ke sekolah lebih tinggi sangat kuat. Aku sempat menganggur satu tahun, karena keadaan yang tidak memungkinkan. Terakhir aku memohon pada Tuhan dan juga pada Ibuku tercinta. Dengan sangat berat, Ibuku setuju, dia takut kalo dia tolak mungkin aku bisa stress dan juga rasa takutnya kalau sekolahku tak bisa berlanjut lama. Tapi, semua diserahkan pada Tuhan. Akhirnya aku kuliah Di IKIP (jur. Bahasa Inggris) di Gunungsitoli dan rencana mengambil SI.
Tapi, pas semester dua, 28 Maret 2005. Gempa yang dahsyat menggoncangkan dan mengobrak-abrik Niasku tercinta. Saat itu, aku masih belum tertidur di atas kasur, tapi saat gempa itu terjadi, benar-benar aku rasakan dan aku pun sangatlah takut. Tuhan marah, dunia ngamuk, dunia akan kiamat, aku berteriak Bapak...!!! Ibu...!!! keluarlah dari rumah..!!! aku ada di atas loteng dan tak bisa keluar, Gempanya sangat kuat. Aku berdoa dan menangis lagi kepada Tuhan, menyerahkan semuanya kepada-Nya, tubuh, jiwa dan keluargaku, juga meminta ampun akan segala dosa, karena pikirku kiamat akan menimpa.
Tapi, gempa reda setelah terdengar rumah-rumah dan gereja jatuh dan tumbang. Aku keluar dari rumah (Puji Tuhan, walau rumahku terbuat dari bata dan semen tapi tidak runtuh). Gelap sekali karena kejadiannya jam 11 malam dan listrik pun mati bahkan hujan pun turun. Begitu sangat menyeramkan dan menakutkan, inilah kekelaman dan kesedihan yang sangat berkesan dalam hidupku dan takkan bisa terlupakan. Rumah-rumah dan gereja pun jatuh dan tumbang. Teriakan histeris dan tangisan menyayat terdengar. Aku dan ibuku pun dengan sekuat tenaga menolong saudara yang rumahnya telah hancur. Tanpa kami sadari, Ayah yang masih sakit pun kami tinggalkan sendiri dalam rumah demi menolong orang lain. Sanak saudara jadi korban, tidak kenal tua, muda ataupun anak-anak. 
Tapi yang sangat membuat aku sangat simpati dan ingin tolong adalah keluarga Guru Jemaat kami yang begitu sangat baik dan ramah kepada siapa saja. Guru Jemaat kami adalah sosok laki-laki yang selama ini aku saluti dan menjadi contoh dalam hidup saya. Sayang, istri dan anak sulungnya jadi korban. Aku terus membantu dan menghiburnya bersama dua anaknya yang masih hidup, yang mana dia dan satu anak lakinya tertimpa beton dan parah, sedang putrinya tidak.
Dua hari kemudian datang bantuan, pesawat tiba di bandara yang tak jauh dari desa kami untuk menjemput pasien untuk dibawa dan dirawat di Medan. Aku diminta untuk ikut dan mengurus saudara-saudara korban.
Setelah selesai dari rumah sakit, aku masih ikut dengan keluarga Pak Guru Jemaat kami dan mereka telah sembuh dan baik (Puji Tuhan, kesembuhan yang begitu dahsyat Tuhan berikan). Kami dipulangkan ke Nias melalui bantuan IOM (Organisasi PBB) dan bertemu dengan staff-staffnya. Berbekalan dengan bahasa Inggris yang cukupan, akhirnya aku ditawarkan untuk kerja dengan mereka di lembaga mereka.
Kami tiba di Nias dan aku besoknya gabung bekerja dengan mereka 10 April 2005. Bulan Meinya aku gajian dengan sangat terkejut...!!!! Gajinya sangat besar, aku menerimanya dengan haru dan menangis. Aku terus memuji Tuhan. Tapi, enam hari setelah aku gajian, ayahku terkasih meninggal dunia dengan tenang, 10 Mei 2005.
Aku sangat memuji Tuhan dengan sepenuh hati, jiwa dan ragaku. Dia mengetahui semua akan apa pergumulanku dan dia tahu ujian yang bisa aku hadapi. Dia tak pernah tinggalkan aku sedetik pun, TIDAKKK...!!!!
Ia memberikan aku kebahagiaan dan sukacita yang jauh lebih indah dari yang aku bayangkan dan aku khayalkan sebelumnya. Di luar gaji yang besar, di tempat aku bekerja aku bisa belajar sangat banyak (Inilah kesempatan emas yang telah Tuhan berikan untukku). Sampai sekarang pun aku masih bekerja walau memang pernah ada tantangan yang saya hadapi. Tapi, aku yakin pada Tuhan, Allah yang hidup, yang selalu aku puja dan aku sanjung. Aku bekerja dengan jujur, ikhlas dan sungguh-sungguh.
Sampai sekarang aku masih bekerja dan menikmati hari-hariku dengan orang-orang yang pintar dan juga baik. (Dengan berasal dari berbagai daerah dan Negara)
Akupun tidak lalai dalam beribadah, aku terus maju dan semakin dekat kepada Tuhanku. Berkat kasih-Nya yang mulia, pada Natal yang lalu hingga sekarang ada banyak komisi pemuda yang baru aktif datang ke Gereja dan mau memuji dan menyembah Allah yang besar dalam group yang kami bentuk. Aku siap menuntun mereka. Ya, aku berjanji pada Tuhan penyelamatku, bahwa aku juga akan memberitahukan dan mengabarkan akan kasih karunia keselamatan dari Tuhan adalah nyata dan biar banyak orang percaya dan sujud pada-Nya.
Doakan aku dan kami semua ya ... terlebih pemuda yang lagi aku layani dalam Kasih dan Firman Tuhan. Soalnya, mereka dulunya bandel, egois dan ceroboh.
Maaf jika ceritaku terlalu banyak. Tapi, inilah kenyataan. Aku mau bersaksi, TUHAN YANG MENCIPTAKAN KITA ITU ADALAH KASIH DAN SEMPURNA.
Terima kasih dan Tuhan memberkati kita semua.

Sumber: Gloria Cyber Ministries

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU