YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Rabu, 18 April 2012

WASPADAI PERPECAHAN



1 Kor 14:33; 2 Kor 13:11; Ams 17:19
Alkitab menyatakan dengan tegas bahwa Tuhan menginginkan umatNya bersatu. Ia mencintai anak-anakNya yang hidup dalam kesatuan, sebaliknya membenci mereka yang suka mencari-cari perkara yang bodoh untuk kepentingan kedagingan dan menciptakan perpecahan. Perpecahan adalah kesukaan kerja iblis, sebab dengan demikian umat Tuhan akan dengan mudah di adu domba, untuk saling membenci, mendendam, bermusuhan, sehingga padamlah kuasa Roh Kudus dalam hidup bersama.


Alkitab mengajarkan kepada kita untuk mewaspadai perpecahan yang dapat terjadi (baik dalam keluarga maupun dalam komunitas yang lebih besar):
  • Sikap mementingkan dan memegahkan diri
Dalam surat Yakobus mengajarkan pada jemaat untuk berhati-hati terhadap sikap mementingkan diri untuk mencari kemegahan yang sia-sia. Hal tersebut dapat membuat orang beriman jatuh pada dosa egois dan arogan. Yang dipikirkan hanya untuk kebaikan diri sendiri. Dalam surat Yakobus, sikap tersebut bukan berasal dari hikmat Tuhan melainkan hikmat dari setan-setan (Yak 3:14-15).
  • Hidup dalam kebencian dan menyimpan luka-luka lama
Surat Ibrani mengajarkan akan hal penting untuk kita renungkan, yaitu kewaspadaan terhadap akar pahit yang tidak terselesaikan, yang dapat berakibat buruk dalam hidup bersama (Ibr 12:15). Kekuatan akar pahit akan memunculkan banyak akal dalam mereka-reka kerusuhan atau pertikaian. Masalah kecil dapat memancing menjadi rekaan masalah besar. Seperti bara api yang di siram bahan bakar, akan berkobar-kobar seketika. Terkadang saudara yang lain menjadi terheran-heran. Apa sebenarnya yang terjadi ? Mengapa hanya masalah sepele dapat menjadi konflik yang besar dan bahkan terkadang memicu perpecahan? Bahan picu bisa di buat oleh orang yang baru dan terlibat pada konflik. Konflik yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan cepat menjadi berlarut-larut dan kehilangan fokus masalah setelah akar pahit bermain di dalam pusaran konflik tersebut.
Pelayanan penyelesaian akar pahit dalam gereja sangatlah urgen. Sebab kekuatan roh akar pahit akan menghambat pertumbuhan kehidupan iman dan pelayanan, dan akan menjadi penghambat utama dalam pertumbuhan gereja, jika hal tersebut terjadi pada orang-orang yang berpengaruh penting dalam gereja tersebut.
  • Tidak dapat mengampuni atau memaafkan
Iblis sangat menyukai sikap ini. Ketika orang percaya hidup dengan tidak dapat mengampuni atau memaafkan kesalahan orang lain atau minta maaf, akan mengakibatkan orang tersebut kehilangan anugerah sebagai anak Allah. Dalam Doa Bapa Kami, Yesus mengajarkan untuk hidup mengampuni, seperti Bapa yang telah mengampuni mereka yang bertobat dari dosa-dosanya (Mat 6:12).
Mengapa maaf begitu sulit kita ucapkan? Bukankah pengampunan adalah salah satu tema sentral dalam Alkitab? Adakah yang salah dalam hidup kita? Ada dua hal yang dapat kita renungkan, penyebab sulit untuk memaafkan, yaitu:
  1. Sikap mendidik yang salah dalam meminta maaf atau memaafkan. Minta maaf dan memaafkan adalah bentuk pertobatan yang ditindaklanjuti dengan sikap yang tidak mengulang kesalahan yang sama. Harus keluar dari hati, tanpa ada paksaan, melainkan kesadaran untuk memelihara persaudaraan. Sejak kecil anak-anak dibiasakan dengan cara yang kurang tepat. Jika ada anak bertengkar langsung dipanggil dan seketika langsung di minta untuk saling mengulurkan tangannya dan meminta maaf. Terkadang permasalahan belum jelas, emosi dan hati belum stabil sehingga terpaksa meminta maaf. Setelah mereka besar, meminta maaf menjadi hal yang sulit, sebagai bentuk pemberontakan dari pengalaman masa lalu.
  2. Pemahaman yang salah bahwa orang yang minta maaf adalah orang yang bersalah, sehingga kalau kita benar dan minta maaf, justru di anggap kitalah yang bersalah. Yesus mengajarkan hal yang lain dan berbeda dengan ajaran dunia. “Kamu telah mendengar firman, mata ganti mata dan gigi ganti gigi, tetapi Aku mengajarkan padamu, kasihilah musuhmu. Jika engkau di tampar pipi kananmu, berikanlah juga pipi kirimu” cara yang berbeda. Kata maaf tidak terkait dengan masalah benar atau salah, kalah atau menang, tetapi dalam konteks pemulihan dan pertobatan.
Perpecahan dapat berakibat buruk jika terjadi di dalam kehidupan bergereja atau berkeluarga. Dampaknya meluas. Tidak hanya dialami oleh pihak-pihak yang berkonflik, tetapi juga jemaat (dalam bergereja) atau anak-anak (dalam berkeluarga) yang tidak tahu apa-apa, menerima dampaknya juga.
Kesaksian hidup bergereja menjadi hambar di tengah masyarakat. Kehidupan orang percaya menjadi tidak dapat dipercaya. Di anggap tidak berbeda dengan partai politik atau perkumpulan-perkumpulan lainnya.
Jika perpecahan tidak diselesaikan secara dewasa, maka dampak buruk lainnya dapat menjadi pola penyelesaian masalah di gereja tersebut dan diikuti oleh generasi berikutnya. Jika yang berkonflik adalah orang tuanya, maka anak-anaknya pun akan merasakan imbasnya.

Dari beberapa ayat firman Tuhan, perpecahan dapat berakibat seperti:
  1. Membuat rusaknya hubungan kerjasama dan memunculkan sikap saling menjatuhkan atau melakukan persaingan yang tidak sehat dengan tetap pada semangat ingin menunjukkan kemenangan dari pihak lain (Ams 3:3).
  2. Dapat menghancurkan pekerjaan Tuhan, karena berkat Tuhan akan diambil dari pada mereka seperti Tuhan mengambil kaki dian di jemaat Efesus (Mat 12:25).
  3. Dapat berakibat pada tindakan memecah belah dalam berbagai aliran dan dapat terjatuh pada pemujaan manusia (1 Kor 3:3-4).
  4. Terjadi penyebaran fitnah dan perselisihan yang berlarut-larut, bahkan turun temurun (Ams 16:28; 2 Kor 12:20; Ams 18:19).
Marilah kita memiliki tekad dan membudayakan dalam keluarga atau gereja bahwa apapun masalahnya berani berkata STOP PERPECAHAN atau STOP PERCERAIAN. Tuhan pasti menolong kita.

Sumber: edvano.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU