YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Jumat, 28 Oktober 2011

Tempayan Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing tergantung pada kedua ujung pikulan yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang penuh itu selalu bisa membawa penuh air setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya, tempayan yang retak hanya dapat membawa air sebanyak setengahnya saja.


Hal itu terjadi setiap hari selama dua tahun. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. Tentu saja tempayan yang utuh merasa bangga akan prestasinya karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun, tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberi setengah dari porsi yang seharusnya diberikan.

Setelah dua tahun tertekan karena kegagalan yang terasa pahit, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,”Saya sungguh malu pada diri saya sendiri dan ingin mohon maaf kepadamu.”
“Kenapa?” tanya si tukang air. “Kenapa kamu merasa malu ?”
“Selama dua tahun ini saya hanya mampu membawa setengah porsi air dari yang seharusnya saya bawa karena ada retakan, sehingga sepanjang jalan menuju rumah majikan, air yang saya bawa berkurang. Karena cacat itu, saya telah membuatmu rugi,” kata tempayan retak itu.
Si Tukang air merasa kasihan kepada tempayan retak. Dalam belas kasihannya ia berkata,”Jika besok kembali ke rumah majikan, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan.”
Benar, ketika mereka naik ke bukit, tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalannya, dan itu membuatnya sedikit terhibur. Namun, di akhir perjalanan, ia kembali bersedih karena separuh air yang dibawanya telah tercecer. Ia pun kembali meminta maaf kepada Tukang Air atas kegagalannya itu.
Si Tukang air berkata kepada tempayan itu,”Apakah kamu memperhatikan bunga-bunga yang ada di sepanjang sisi jalanmu, tetapi tidak ada bunga di sepanjang sisi jalan tempayan yang utuh ? itu karena aku selalu menyadari akan cacatmu dan memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga disepanjang sisi jalanmu. Setiap hari, jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini, aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghiasi meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana adanya, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang.”

Setiap kita memiliki cacat dan kekurangan sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun, jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghiasi "altar-Nya". Di mata Tuhan yang bijaksana, tidak ada yang terbuang percuma. Oleh karena itu jangan takut akan kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu agar dapat menjadi sarana keindahan Tuhan. ketahuilah bahwa di dalam kelemahan kita, ditemukan suatu kekuatan.
Seseorang disebut sukses jika ia bisa tetap hidup dan menikmatinya dengan rasa syukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU