YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Rabu, 12 Oktober 2011

KAU DI DALAM AKU

Oleh: Agus Iswahyudi

Manusia merupakan mahkluk bersosialisasi, yang artinya bahwa manusia tidak dapat hidup hanya seorang diri.  Manusia membutuhkan teman dalam kehidupannya.  Sehebat-hebatnya manusia tanpa orang lain yang ada disekitarnya dia tidak akan berarti sama sekali.  Selain manusia perlu membangun reslasi dengan sesama secara baik, manusia juga perlu membangun relasi dengan Tuhan secara sehat.  Membangun relasi dengan Tuhan secara sehat dapat kita lakukan dengan cara membangun keintiman yang erat dengan Tuhan melalui doa dan saat teduh.  Inilah yang merupakan tujuan Tuhan menciptakan manusia, yaitu supaya manusia dapat berhubungan dengan Tuhan secara intim sehingga Tuhan dapat menyatakan diri-Nya kepada kita.  Keintiman Tuhan dengan manusia terlihat dalam keintiman Allah dengan Adam di taman Eden (Kejadian 3:8-10).

    Namun akibat manusia jatuh dalam dosa hubungan yang intim itu menjadi rusak, manusia kehilangan kemuliaan Allah dan akibatnya manusia menjadi semakin jauh dari Allah.  Manusia cenderung melakukan menurut kemauannya sendiri.  Semakin manusia mencari jalannya sendiri semakin manusia tersesat jauh dari jalan Tuhan.  Namun kerinduan Allah untuk intim dengan manusia tidak pernah berubah.  Itu sebabnya Allah menyatakkan diri-Nya melalui Yesus Kristus yang datang kedunia dengan misi untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah yang rusak. Dan melalui kematian Yesus tersebut hubungan Allah dengan manusia di pulihkan hal ini ditandai dengan terbelahnya tabir Bait Suci (Matius 27:51).  Ini merupakan babak baru dalam kehidupan manusia yaitu keberanian untuk kita menghampiri Allah tanpa rasa takut karena dosa yang selama ini mengikat kita, karena Tuhan Yesus telah menebusnya di kayu salib.
     Disamping untuk meyelamatkan kita dari dosa, kematian Yesus juga untuk memulihkan hubungan kita dengan Allah.  Pernyataan Tuhan Yesus yang mengatakan “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yohanes 15:7)”.  Dalam pernyataan ini tersirat kerinduan Allah untuk dapat bersekutu dengan manusia sebagai ciptaan-Nya.  Kalimat,  “Jika kamu tinggal di dalam Aku…” dalam pernyataan Yesus merupakan isi hati Allah yang mau menerima kita apa adanya tanpa memandang latar belakang kita yang penuh dengan dosa.  Allah menerima kita karena Ia mengasihi kita dengan kasih yang tanpa syarat. Bahkan bukan hanya sekadar mengasihi tetapi lebih dari itu Allah mau tingal didalam kita.  Dan jika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan dampaknya kita akan menerima semua janji Tuhan atas hidup kita.
    Untuk dapat menikmati semua janji Tuhan tersebut kita perlu menjalin keintiman dengan Tuhan.  Intim dengan Tuhan berarti mengijinkan Dia tinggal dalam hidup kita dan kita tinggal diam dalam hadirat-Nya. Keintiman dengan Tuhan dapat kita jalin dengan cara menyediakan waktu khusus dengan Tuhan  melalui saat teduh.  Mengijinkan Tuhan tinggal dalam kita dan kita tinggal dalam hadirat-Nya berarti mengijinkan Tuhan untuk memimpin segala aspek hidup kita, dan kita bersedia untuk mengabdikan diri kita dalam segala pekerjaan Tuhan. Bila keintiman ini dapat terjalin dengan baik maka kita akan dapat merasakan kasih dan anugerah Tuhan dalam kehidupan kita.  Lebih dari itu dengan mengijinkan Tuhan tinggal dalam hidup kita dan kita tinggal dalam anugerah-Nya kita memiliki keberanian untuk meminta dan kita juga diberi kuasa untuk menerimanya. Amen.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU