YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Kamis, 03 April 2014

TIDAK LAYAK BAGI ALLAH



Matius 10 : 38 –
"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak layak bagi-Ku."

Apa arti dari memikul salib di sini? Camkan : "Jika Anda tidak memikul salib Anda dan mengikut dia, maka Anda tidak layak bagi dia." Ini memerlukan tanggapan 100%, tidak bisa Anda tanggapi separuh-separuh. Anda tidak bisa memikul salib secara sebagian. Hanya ada pilihan seluruhnya atau tidak sama sekali. Anda siap untuk mati bersama dengan dia atau tidak siap sama sekali. Saya ingatkan Anda sekali lagi bahwa kuasa itu datang melalui tanggapan atau respons kita. 

Bagaimana Anda menanggapi Firman dari Yesus ini? Apakah Anda sedang mencoba untuk menyisihkannya? Dan jika Anda tidak layak bagi Yesus, dapatkah Anda diselamatkan? Ini bukan sekadar perkara kuasa, ini adalah perkara kehidupan, masalah keselamatan. Jika Anda terbukti tidak layak bagi Yesus, bagaimana Anda akan diselamatkan?

Anda tahu, ada orang yang akan berkata, "Yah, baiklah. Aku cukup percaya saja kepada Yesus. Itu sudah bagus buatku." Akan tetapi saya ingatkan Anda, bukan itu yang Yesus ucapkan. Hasil akhir dari Keselamatan bergantung pada Apakah tanggapan Anda terhadap firman yang sudah disampaikan oleh Yesus di dalam pengajarannya?

Arti dari memikul salib

1.      Mengalami Kematian / Penderitaan Badani

Salib merupakan salah satu bentuk hukuman mati yang biasa diterapkan pada zaman Yesus. Sebelum disalibkan, si terhukum harus memikul salibnya sendiri menuju tempat penyalibannya. Dalam perjalanannya itu tentu saja ia akan mengalami banyak celaan dan aniaya, baik dari masyarakat yang menontonnya maupun dari pasukan yang mengawalnya. Karena itu, “memikul salib” pastilah berbicara mengenai kematian badani dengan segala penderitaan yang menyertainya. Dengan kata lain, bila kita mau menjadi murid Yesus, kita harus siap dan rela menanggung segala penderitaan dan bahkan kematian yang ditimpakan pada kita oleh musuh-musuh Injil.

Dewasa ini ada banyak orang Kristen yang tidak memahami berita Injil secara lengkap. Mereka hanya menangkap sebagian berita Injil, yaitu mengenai berkat-berkat yang akan diterima oleh orang-orang percaya. Bagi mereka Injil identik dengan berkat, mujizat, sorga, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Itupun hanya mereka pahami secara sempit dalam pengertian lahiriah. Mereka tidak menangkap makna sesungguhnya dari janji-janji Injil itu. Mereka juga tidak menangkap sisi lain dari berita Injil yang menyatakan bahwa sebagai murid Kristus mereka harus menanggung resiko penderitaan dan penganiayaan. Akibatnya, ketika berbagai hal buruk terjadi, mereka mulai kecewa, bersungut-sungut, dan akhirnya undur dari Allah.

Tidak seperti banyak orang Kristen dewasa ini yang memahami berita Injil secara setengah-setengah, para rasul memahami seluruh berita Injil secara lengkap. Mereka menyadari bahwa sebagai murid Kristus mereka bukanlah bagian dari dunia ini, sama seperti Kristus bukan bagian dari dunia ini. Karena itu, bila dunia ini membenci Kristus dan menganiaya-Nya, maka dunia ini pun akan membenci dan menganiaya mereka (bd. Yoh 17:14-16). Mereka menyadari segala konsekuensi negatif yang harus mereka alami sebagai murid Yesus. Mereka rela menanggung semua itu. Itulah sebabnya mereka tidak pernah merasa kecewa atau bersungut-sungut kepada Allah atas segala penderitaan yang menimpa mereka. Sebaliknya, mereka justru bersukacita atas penganiayaan yang mereka alami. Mereka bergembira “karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus” (Kis 5:41).
Siapkah anda menanggung segala resiko penderitaan dan penganiayaan karena Injil yang anda percaya itu?

2.      Mengalami Kematian Ego
Bila kita mau menjadi murid Kristus, kita harus memikul salib setiap hari. Setiap hari? Apakah itu berarti kita harus mengalami kematian badani berulang kali setiap hari? Tentu saja bukan itu yang Yesus maksudkan, karena kita tidak mungkin mati berulang kali. Karena itu, salib yang dimaksudkan di sini pasti bukan kematian badani yang hanya terjadi sekali, melainkan suatu jenis kematian lain, yaitu kematian ego yang harus terjadi setiap hari.

Salib (cross) berarti persilangan. Ketika kehendak kita bersilangan dengan kehendak Allah dan kita memilih melakukan kehendak Allah, di situlah salib terjadi. Ketika Allah menghendaki kita mengampuni orang yang berbuat jahat terhadap kita di saat kita hendak membalas dendam terhadapnya, dan kita mengikuti kehendak Allah dengan mengampuni orang tersebut, di situlah salib terjadi. Ketika Allah menghendaki kita menyerahkan seluruh hidup kita untuk melayani Dia sepenuhnya di saat kita hendak mengejar cita-cita kita yang sudah ada di depan mata, dan kita dengan rela meninggalkan cita-cita kita serta menyerahkan hidup kita sepenuhnya untuk melayani Allah, di situlah salib terjadi. Ketika Allah menghendaki kita melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan dan tidak kita sukai, dan kita tetap dengan taat melakukan kehendak Allah, di situlah salib terjadi. Inilah makna kedua dari Salib, yaitu penyangkalan kehendak kita demi mengikuti kehendak Allah.
Yesus rela mengikuti kehendak Bapa sekalipun itu berat bagi-Nya. Inilah penyaliban pertama yang Dia alami dan yang mengantarkan-Nya pada penyaliban kedua. Tanpa penyangkalan diri Yesus di Getsemani, penyaliban Golgota tidak mungkin terjadi.

Prinsip yang sama juga berlaku pada kita. Kita tidak mungkin dapat bertahan menanggung penderitaan dan kematian badani demi Kristus bila kita tidak pernah mengalami kematian ego setiap hari terlebih dahulu. Adalah suatu omong kosong belaka bila ada orang yang berkata bahwa dia mau mati bagi Kristus, sedangkan dalam kehidupannya sehari-hari dia tidak pernah menuruti kehendak Allah. Sama seperti penyaliban Getsemani merupakan kunci menuju penyaliban Golgota, demikian pula kematian ego yang terjadi setiap hari merupakan kunci yang memampukan kita menanggung penderitaan dan kematian yang sesungguhnya.
Ketika kehendak anda bersilangan dengan kehendak Allah, apakah yang anda lakukan? Ketika berbagai hal buruk menimpa anda, bagaimana sikap anda? Sudahkah anda memenuhi syarat untuk menjadi murid Kristus?

Arti dari Mengikut Yesus

Yang kedua, Yesus berkata, "Ikutlah Aku." Jadi ada dua hal yang terkait dengan pemuridan ini. Pertama, memikul salib, dan Anda mungkin mengira bahwa perkaranya cukup sampai di sini saja. Namun tidak, Anda harus mengikut dia untuk bisa menjadi murid. Kita sudah terbiasa dengan omongan semacam ini, bahwa yang Anda perlukan untuk bisa diselamatkan hanya sekadar percaya. Hanya Yesus saja yang perlu memikul salib. Dia maju dan mati, dan kita cukup berdiri di sini dan percaya. Apa yang Alkitab katakan? Apakah itu yang dikatakan Yesus? Tidak, yang dia katakan adalah, "Kamu ikut Aku." Bukan saya yang berkata seperti itu, saudaraku. Yesus yang mengatakan itu. "Barangsiapa ingin mengikut Aku, dia harus memikul salibnya dan mengikut Aku."

Itulah hal yang dikatakan oleh Yesus kepada kita. Sangat jelas, bukankah demikian? Bagaimana kita bisa pergi ke tempat Dia berada jika kita tidak mengikut dia? Dengarkanlah firman Yesus di Yohanes 12:26. Yesus menujukan ucapan ini kepada setiap orang, bukan kepada beberapa orang dari kalangan elit. "Barangsiapa melayani Aku," (yaitu setiap orang yang mengakui dia sebagai Raja atas kehidupan mereka), "ia harus mengikut Aku." Itulah perkataan Yesus. "Dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada." Jika Anda ingin pergi ke tempat Yesus berada, maka Anda harus mengikut dia. Tidak ada jalan lain. Itulah pemahaman yang alkitabiah tentang makna keselamatan. 

Yesuslah yang menyampaikan Firman itu: "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku." Dan satu-satunya jalan bagi Anda untuk mengikut dia adalah dengan memikul salib Anda. Itu adalah akhir dari ego Anda, akhir dari kehidupan lama Anda. Saat Anda berkata, "Aku percaya," itu tidak berarti bahwa Anda sekadar percaya bahwa Yesus telah mati di kayu salib, juga bukan sekadar berkata, "Aku percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati."

Pada waktu yang lalu, seseorang bertanya kepada saya, "Apakah arti dari 'percaya' itu? Bukankah benar bahwa ketika kita percaya, maka kita diselamatkan?" Saya menjawab, "Ya, tetapi tahukah Anda apa maksud kata 'percaya' itu? Percayakah Anda bahwa Yesus telah mati di kayu salib? Lalu Anda menjawab, 'Ya! Haleluyah! Haleluyah! Yesus telah mati di kayu salib.' Dan percayakah Anda bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati? Dan Anda menjawab, 'Ya! Haleluyah!' Demikianlah, Anda berkata, 'Aku percaya semua itu!' Apakah menurut Anda Iblis juga percaya akan hal itu semua? Apakah menurut Anda Iblis percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita?" Mereka menjawab, "Ya, mungkin saja."

Yang dinyatakan oleh Kitab Suci secara sederhananya adalah, "Ikutlah Aku." Iblis tidak akan mengikut Yesus, khususnya dia tidak akan mau memikul salibnya dan mengikut Yesus. Mengikut Yesus berarti menjalani hidup sebagaimana yang telah Yesus jalani, melakukan perkerjaan yang dia lakukan, mengatakan hal-hal yang dia katakan. Itulah makna mengikut Yesus. Dan itu berarti bahwa ketika Anda mengikut Yesus, maka Anda menjadi serupa dengan Kristus.

1.       Mengikut Yesus berarti Mempercayakan hidup Anda kepada Yesus
Jika saya berkata kepada Anda, "Saya akan berangkat menempuh daerah yang berbahaya. Percayakah Anda bahwa saya bisa melintasinya?" Dan Anda berkata, "Ya." Kemudian saya berkata, "Mari, ikutlah saya." Dan Anda menjawab, "Oh, tidak, tidak." Lalu saya bertanya, "Anda percaya kepada saya atau tidak?" Dan Anda menjawab, "Oh, aku percaya padamu. Ya, kamu bisa melakukannya."
Anda lihat, itulah 'percaya' jenis yang pertama. 'Percaya' dari jenis yang ini tidak menyelamatkan Anda. Jika Anda percaya kepada saya, maka Anda tentunya mau mempercayakan diri Anda untuk saya bawa menyeberang; Anda akan ikut dengan saya. Anda bisa lihat bahwa percaya yang jenis ini berarti mempercayakan hidup Anda kepada orang yang bersangkutan. Apakah Anda tidak munafik jika Anda berkata bahwa Anda percaya kepada Yesus tetapi Anda tidak mau mempercayakan diri Anda kepadanya? Kadang kita mendapati bahwa kita tidak berani mempercayakan diri kita kepada Yesus. Akan tetapi ingatlah pada kata-kata ini, saudara-saudaraku. Yesus telah berkata bahwa tak seorang pun yang layak bagi dia pada Hari Penghakiman nanti kecuali mereka yang mengikut dia.

2.       Mengikut Yesus berarti menjadi taat sepenuhnya kepada Allah.
Matius 5:48, "Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." Yaitu, sempurna di dalam pengudusan diri kita kepada Allah. Ini bukan berarti sempurna tanpa dosa, melainkan sempurna di dalam ketaatan kita kepada Allah. Kesempurnaan komitmen. Itulah maknanya. Karena Bapa Anda sempurna di dalam komitmen-Nya kepada Anda, maka Anda harus sempurna di dalam komitmen Anda kepada Allah. Perhatikan bahwa di sini tidak terdapat janji bahwa Anda akan menjadi sempurna. Yang ada ialah perintah: Haruslah kamu sempurna.

3.       Mengikut Yesus berarti menjadi sempurna di dalam komitmen mengikut Allah.
Kembali lagi, di Matius 19:21, kata yang sama dipakai di saat Yesus berbicara kepada orang muda yang kaya. "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.." Yaitu sempurna di dalam hal komitmen Anda terhadap Allah tentunya. Paulus dengan sangat berhati-hati menyatakan bahwa kesempurnaan ini bukanlah dalam pengertian tanpa dosa melainkan sempurna di dalam komitmen kita.
 
Jika kita beralih ke rasul Petrus, kita akan mendapati bahwa dia menyatakan hal yang persis sama di dalam hal mengikut Yesus. Di 1 Petrus 2 : 21, Petrus berkata, Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Lagi, jika kita beralih ke rasul Yohanes, kita juga akan mendapati bahwa dia mengucapkan hal yang sama. Dan jika kita masuk ke kitab Wahyu, kita lihat di Wahyu 14 : 4 tentang definisi mengenai seorang hamba Tuhan: Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.

Di zaman sekarang ini, di tengah Gereja sekarang ini yang kita miliki adalah kepercayaan yang berlebih namun disertai tindakan “MENGIKUTI” yang sangat kurang. Terlalu banyak bicara dan terlalu sedikit bertindak. Terlalu banyak doktrin dan terlalu sedikit pemuridan. Apa gunanya memiliki gereja yang dipenuhi oleh ribuan orang tetapi mereka adalah orang-orang yang tidak mengikut Yesus? Kiranya gereja ini menjadi gereja yang benar-benar Yesus tebus dengan darahnya dan benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuan atas kehidupan mereka, dan mengakui kedaulatannya dengan mengikutinya. 

Pada Hari itu di mana kita semua berdiri di hadapan Yesus, saya tidak mau Yesus datang kepada saya dan berkata, "Mengapa kamu tidak memberitahu mereka tentang hal mengikut aku? Mereka datang ke gerejamu setiap Minggu tetapi kamu tidak memberitahu mereka tentang hal mengikut aku. Dan sekarang mereka terhilang karena mereka bukan milikku. Mereka tidak bisa pergi ke tempat aku berada karena mereka tidak pernah mengikut aku." Darah Anda akan menjadi tanggungan saya pada Hari itu jika saya gagal memberitakan kebenaran ini.

Tanyalah diri Anda: "Apakah aku mengikut Yesus dengan setulus hati?"

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU