YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Sabtu, 07 Juni 2014

KEHAUSAN - Kunci Terjadinya Kebangunan Rohani




 “Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh  mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” (Mzm.65:5)

Ini adalah “kunci” menuju kebangunan rohani, yaitu: Ada orang yang dipilih untuk mendekat pada Tuhan. Semakin dalam sebuah akar, semakin tinggi batang pohonnya. Semakin dalam kita intim dengan Tuhan, semakin tinggi bangunan yang kita raih. Semakin dalam kita intim dengan Tuhan, semakin besar dampak kebangunan rohani yang terjadi. Kebangunan rohani terjadi ketika ada orang yang dipilih untuk mendekat pada Tuhan. Anda semua dipilih untuk mendekat pada Tuhan!

Tingkat kebangunan rohani ditentukan oleh kehausan yang semakin dalam pada Tuhan. “Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair.” (Mzm.63:1-2). Padang gurun, bila berasal dari Tuhan, adalah sesuatu yang baik. Justru pada saat di padang gurun, kita akan merasakan kehausan yang semakin dalam, rindu dengan sesuatu yang ilahi, rindu dengan sesuatu yang membangkitkan. Semakin kering tanah, semakin ia rindu pada air. Tanah yang kering, begitu diberi air seberapapun, langsung diresap sampai habis. Semakin kering hatimu, semakin engkau rindu Tuhan. Pada saat itulah Allah bisa bekerja dengan dahsyat!

Kerinduanmu pada Tuhan harus sampai pada tingkat kehausan. Anda harus punya kehausan akan Allah, haus akan sesuatu yang ilahi. Rindukan revival terjadi! Daud merindukan Tuhan, seperti rusa merindukan sungai. Rusa yang kehausan akan mati bila tidak bertemu air. Ketika merindukan Tuhan, milikilah sikap demikian: “Tuhan, aku mau kebangunan rohani terjadi, kalau tidak maka aku akan mati!” Bila tidak bertemu Tuhan, kita akan mati. Seberapa kering hatimu, sebesar itulah Tuhan akan melawat engkau. Seberapa kering hati kita merindukan hadirat Allah, sebesar itu Tuhan akan melawat kita. “Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu. Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.” (Mzm.63:3-4). Mari meminta kasih setia Tuhan yang lebih dari hidup. Hidup tanpa kasih karunia Tuhan tidak ada artinya. Sebenarnya keselamatan kita tidak gratis, tapi sudah dibayar oleh Yesus Kristus. Karena itu, kerinduan Tuhan yaitu kita tidak sekedar menerima keselamatan tersebut tapi membawa keselamatan itu keluar (kepada orang lain) melalui kebangunan rohani.

“Maka TUHAN akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion dan di atas setiap pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam, sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan TUHAN sebagai tudung. Dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.” (Yes.4:5-6). Gereja yang mengalami kebangunan rohani akan menjadi pondok tempat bernaung, tempat perlindungan terhadap “angin ribut dan hujan” (berbagai bencana). Kita butuh kebangunan rohani sekali lagi (One more revival!). Ibadah Penginjilan di gereja kita dinamakan World Revival Center (WRC), tujuannya supaya api kebangunan rohani melanda Bandung, Indonesia, dan dunia.

Pernah ada seorang bijak yang menyampaikan 3 pelajaran penting tentang Ilustrasi “POHON”:
  1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri. Pohon makan dari tanah di bawahnya, semakin dalam akarnya, semakin pohon itu bisa lebih banyak menyerap nutrisi. Ini berbicara tentang kedekatan kita dengan Tuhan Yesus, sebagai sumber kehidupan kita.
  2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang. Kadangkala kita protes karena orang lain yang menikmati hasil kerja keras kita. Ini berbicara tentang Prinsip Memberi. Kita bukan bekerja untuk hidup, kita bekerja untuk memberi buah. Artinya, kita bekerja keras supaya kita bisa memberi lebih banyak pada orang yang membutuhkan. Marilah menjadi revivalis yang buahnya dibutuhkan banyak orang, bukan untuk kenikmatan sendiri.
  3. Buah yang dihasilkan oleh pohon memiliki biji yang menghasilkan pelipatgandaan. Ini berbicara tentang kehidupan kita yang seharusnya menjadi dampak (impact) bagi orang lain, kota ini, dan bangsa ini.
“Sekiranya Engkau mengoyakkan langit dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu – seperti api membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih – untuk membuat nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di hadapan-Mu, karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan, seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala!” (Yes.64:1-3).

Kebangunan rohani dimulai dari hati yang rindu, 
seperti ranggas yang kering merindukan api, 
seperti tanah yang kering merindukan air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU