YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Sabtu, 21 Juli 2012

Puasa – Taat Perintah Allah Atau Mengharap Pahala

Pada Bulan Ramadhan, seluruh umat Muslim di Indonesia melaksanakan puasa. Maka, sebagai negara mayoritas Muslim, puasa ditandai dengan “perintah” untuk menutup kedai-kedai makan. Tujuannya, agar menghormati mereka yang sedang melaksanakan puasa.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, puasa diartikan sebagai “tidak makan dan tidak minum dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan)”.

Perintah Puasa di Al-Quran

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa.“
Sayangnya, tidak sedikit umat Muslim mengartikan ayat tersebut sebagai “ayat kewajiban”.  Tidak melihat segi kebenaran atau siapa sesungguhnya telah mewajibkan.  “...sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu...” (Qs 2:183).

Puasa Kristen dan Islam Berbeda

Semua orang tahu bahwa puasa Islam dan Kristen sangat jauh berbeda. Di antara perbedaan itu adalah:
Pertama: Umat Kristen tidak pernah diwajibkan berpuasa seperti yang diajarkan Muhammad. Tidak ada puasa-wajib dalam ajaran Isa, yang dilaksanakan dengan ritual-ritual tertentu. Bila dilaksanakan mendapat pahala berlimpah dan jika dilalaikan akan berdosa.
Bagi orang Kristiani, puasa dilakukan dengan cara yang baik, di mana Tuhan berkenan atasnya. Bertujuan untuk mencari wajah dan belas kasih Tuhan.  Pelaksana rindu agar mempunyai hubungan lebih intim dengan penciptanya.
Kedua: Pada hakekatnya, puasa dalam Islam hanyalah “memindahkan jam makan” dari pagi-sore menjadi sore-subuh. Bahkan kwalitas dan kwantitas makan-minum di waktu puasa bahkan jauh lebih tinggi dibanding hari-hari biasa.  Biasanya puasa Kristen meliputi siang dan malam dan dapat berjalan beberapa hari tanpa makan.
Ketiga: Puasa dalam Islam lebih menonjolkan aktivitas lahiriah, atau ibadah jasadiyyah. Yaitu aktivitas berkorban dengan cara meninggalkan, membatasi, dan menjauhi nafsu kedagingan. Harapannya mendapat ridho dan pahala dari Allah.
Tentu ini sangat berbeda dengan puasa Kristiani, yang pada dasarnya berakar dari “suasana perkabungan”, jeritan atau keprihatinan yang sangat serius.  Mengapa? Pelaksana harus mencari tangan dan wajah Tuhan dalam kerendahan hati yang sangat dalam.

Tujuan Muslim Berpuasa

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan umat Muslim berpuasa ialah mendapatkan ridho dan pahala dari Allah.  Selain itu pelaksana juga yang secara diam-diam akan menuntut penghormatan atas dirinya oleh orang lain dan lingkungannya.
Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kasus pemukulan dan penganiayaan yang terjadi di bulan Ramadhan, terhadap “orang kafir” yang kebetulan makan-minum disekitarnya.  Kesimpulannya, mereka telah melecehkan dirinya yang sedang berpuasa. Maka kedai-kedai makan dan resto “dihimbau” (malah ada yang diwajibkan) untuk ditutup atau setidaknya setengah tertutup.

Isa – Ajaran-Nya Tentang Berpuasa

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit” (Kitab Nabi Nehemia 1:4).
Terdapat begitu banyak ayat dalam Taurat dan Injil yang menjelaskan bahwa tujuan berpuasa adalah merendahkan diri, mencari wajah Tuhan dan membangun satu hubungan khusus dengan-Nya. Jelas tujuan ini berbeda dengan motivasi umat Muslim dalam berpuasa, yaitu mengharapkan imbalan pahala.
Firman Allah dalam Kitab Suci-Nya berbunyi, Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik.  Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. ” (Injil, Rasul Besar Matius 6:16)

Puasa Pengikut Isa Tidak Boleh Diketahui Orang Lain

Seorang pengikut Isa yang sedang berpuasa, tidak memerlukan pujian dan penghargaan dari orang-orang disekitarnya. Juga tidak memerlukan perlakuan istimewa, yaitu dengan menjauhkan setiap makanan-minuman dari hadapanya.  Ia juga tidak menganiaya orang yang sedang makan dihadapannya karena tidak menghargai dia yang sedang puasa.
Puasa adalah hubungan rohani dengan Allah.  Cukup jikalau hanya Allah saja yang mengetahuinya.
Lebih jauh Isa menjelaskan, “Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. . . . . ." (Injil, Rasul Besar Matius 6:17-18).

Tujuan Puasa: Mendekatkan Diri Pada Allah, Bukan Mendapat Pahala

Demikianlah tujuan seorang pengikut Isa Al-Masih berpuasa, yaitu mendekatkan diri pada Sang Khalik. Bukan untuk mendapat pahala berlimpah agar layak masuk sorga. Sebab, seorang yang menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, telah menerima 'jaminan' keselamatan sorgawi dari Isa Al-Masih.
Kitab Suci berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).

Sumber: http://www.isadanislam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU