YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Kamis, 21 Januari 2016

RENUNGAN AWAL TAHUN 2016

Oleh : Eben Ezer Lase

Di penghujung tahun 2015 dan di awal tahun 2016, saat yg tepat utk introspeksi diri akan semua hal, termasuk pelayanan. Refleksi Pelayanan dlm gereja di tahun 2015 menjadi penilaian objektif, sehingga menjadi dasar utk menentukan strategi perubahan dan mengambil keputusan penting. Kritik yg membangun jauh lebih baik dibanding pujian yg melenakan. Membuka diri terhadap saran / kritik dan mau melakukan perubahan adalah kunci kemajuan. Beberapa paparan di bawah ini menjadi bagian pengalaman pribadi, yang akhirnya membuka mata terhadap kenyaataan yang ada.
Mohon dimaafkan, apabila ada tulisan yang kurang berkenan di hati, karena tujuan tulisan ini semata-mata sebagai masukan yang membangun untuk kemajuan bersama.

Dewasa ini, menjadi sebuah dilema apabila sebuah organisasi misalnya gereja lebih berorientasi pada sisi kuantitas, dan kurang memperhatikan sisi kualitas. Secara jumlah bertambah, namun secara pembentukan karakter yang sungguh mengasihi dan taat pada Tuhan terabaikan. Ditambah lagi, apabila Visi gereja yang kurang terimplementasikan justru menimbulkan kebingungan orientasi di semua bagian (komisi) shg tdk heran byk bagian yg jadi mandek, tidak tahu harus bagaimana, tidak ada koordinasi dan akhirnya terasa mengalami kemunduran. Akibatnya, melayani bisa jadi sekedar formalitas, sekedar tampil / ikut2an, atau melampiaskan hobby kumpul2 tanpa benar2 memahami tujuan pelayanan. Berkumpul lebih karena ingin bergaul dengan teman sesuku atau segolongan (“kongkow” semata), bukan karena ingin diubahkan dan diperbaharui Tuhan. Kondisi seperti ini harus diperbaiki untuk mencegah kemunduran dari sisi rohani dan sisi organisasi.

Dengan Kondisi seperti itu, maka setiap orang yg ingin kemajuan dan perubahan yg lebih baik  pasti mengalami  "gelisah rohani" serta resah dg kondisi stagnasi. Pd akhirnya, bisa saja terjadi, jemaat ataupun majelis yang sungguh merindukan pemulihan dari Tuhan akan memberanikan diri untuk mengambil keputusan "PENTING" yg bisa saja dianggap ekstrim, termasuk memilih bergabung dengan gereja yang dianggapnya memiliki sistem dan kepengurusan yang lebih mendukung pertumbuhan rohani pribadi & keluarganya, pengembangan diri dan managemen yg lebih tertata. 

Sekedar renungan untuk semestinya dilakukan perubahan, beberapa hal yg bisa menjadi Indikasi stagnasi bahkan kecenderungan Kemunduran dlm Gereja, dan ke 11 INDIKASI ini sebaiknya diantisipasi, kalau kita menghendaki kemajuan, sbb:

INDIKASI 1
Apabila Gereja kekurangan daya utk meneguhkan kasih Kristus dlm jemaat, maka sering terjadi konflik emosional antar jemaat, dan antar pelayan, dsbnya yg sering tdk terselesaikan dgn baik. Tata kelola organisasi yg kurang baik, sering menimbulkan miskomunikasi internal pengurus gereja. Sering ada keputusan sepihak tanpa koordinasi atau pemberitahuan sebelumnya, sehingga kadang ada yang keberatan. Parahnya, bisa saja muncul perselisihan yang menanamkan akar pahit antar jemaat atau antar pelayan, susah mengampuni. Apa yang terlihat seperti "Kebersamaan dalam Kristus", akan menjadi seperti kamuflase. Kebersamanaan dalam Kristus pasti menuntunkan kita semakin berkenan pada Kristus dan bukan sebaliknya.

Renungan : Apakah gereja sudah menguatkan Kasih Kristus secara nyata antar jemaat atau antar majelis? Apakah gereja peduli bila jemaat ataupun majelis yg sudah berbulan2 tidak beribadah di gereja? Atau membiarkan konflik tanpa penyelesaian yg pasti?

INDIKASI 2
Apabila Gereja dalam menetapkan pelayan / majelis gereja tidak sepenuhnya menerapkan standar alkitab (misalnya dalam I Timotius 4 : 6 - 16), seharusnya dewasa rohani dan seharusnya sudah bertobat, maka akibatnya untuk jangka waktu sekian tahun berefek sangat lambat perubahan kehidupan rohani dlm jemaat. Bisa terlihat jelas, firman Tuhan berkata bahwa "tubuhmu adalah bait Allah", namun banyak di antara pelayan yg dulu merokok tetap merokok, yg dulu hidup sembarangan tetap demikian, yg dulu senang minum minuman memabukkan tetap seperti itu, dan sebagainya. Kekudusan seakan tidak dianggap hal penting & wajib. Alhasil, Jemaat tidak menjauhkan diri dari minuman “3 huruf” yang memabukan namun justru memelihara kebiasaan duniawi itu tanpa rasa takut kepada Tuhan.

Renungan : Bukankah Tujuan gereja adalah mendidik & mengarahkan jemaat khususnya majelis menjadi serupa dengan gambar Kristus. Apa jadi nya bila pelayan / majelis tidak memberikan contoh yg baik / sesuai firman Tuhan kpd jemaat? (I Tim. 3 : 1 – 7)


INDIKASI 3
Pada saat Gereja terlalu sibuk dgn Formalitas Lahiriah, dgn aturan2 manusia yg kaku, maka muncul Sikap yg cenderung curiga & menolak perubahan hanya krn ingin mempertahankan deretan aturan gerejawi yg justru mengekang kemajuan. Aturan berasal dari kebiasaan (termasuk adat istiadat) dan bukan dari pancaran kehidupan rohani kpd Kristus. Cenderung "letterleg" / hurufiah, misalnya doa hrs dibaca, tata berpakaian yg kaku, urutan yg tidak fleksibel, dll. Hal itu baik demi ketertiban, namun kondisi hati dan iman yang seharusnya lebih diutamakan. Tata cara jd terlalu susah dibaharui secara lokal karena sgt bergantung pd aturan dari pusat. Jubah bisa menjadi sebuah kamuflase, apabila yang mengenakannya tidak hidup dalam kekudusan misalnya. Pada hakekatnya, Manusia dapat diubahkan Tuhan, tetapi sistem tata cara buatan manusia hny dapat diubah oleh manusia.
Apabila dalam Persekutuan Doa, terasa hny sbg bagian program bukan kerinduan pd Allah, terasa "dingin" dan miskin rasa. Hal ini harus diwaspadai. Seharusnya dalam Persekutuan Doa, tempat yang sangat intim dengan Tuhan, sehingga anda menjadi dijamah Tuhan, tersentuh hati atau menangis krn merasakan kasih Tuhan. Tanpa kasih yg sungguh kpd Tuhan, maka waktu doa (termasuk di PD) seakan berat, terlalu lama dirasa, dan tdk merasa bhw Tuhan sedang menunggu utk intim dgn kita. Keadaan seperti ini tidak akan terjadi bila dalam hatinya ada kasih yang tulus, iman yang hidup dan semangat ilahi yang sejati. Mari kita evaluasi dengan keterbukaan.

Renungan : Apakah gereja lebih mementingkan tata cara gerejawi dibanding meningkatkan keintiman jemaat / majelis kpd Tuhan?


INDIKASI 4
Apabila dalam jemaat / pelayan kurang atau tidak tertarik pada percakapan rohani, misalnya bagaimana cara agar kita lebih menyenangkan hati Allah atau mencari jiwa. Tetapi terlalu sibuk dg pembicaraan kegiatan, membahas kapan latihan Vocal Grup, buat program, bangun gereja, dsbnya. Itu mmg penting, namun bukan esensi Kekristenan. Bila hati kita penuh kasih, maka tidak ada percakapan yang lebih manis daripada percakapan tentang Kristus dan pengalaman kehidupan kristiani kita. Analisalah apa yang menjadi pokok pembicaraan di pertemuan pelayan, dan pertemuan2 biasa dengan jemaat.

Renungan : Apakah gereja hny mendorong jemaat utk ikut kegiatan, dan bukan menanamkan dgn kuat kasih akan Tuhan, serta bagaimana menyenangkan hatiNya? Apakah sudah dikembangkan kelompok PA (Pemahaman Alkitab) dalam jemaat? (Roma 12 : 1-2, Galatia 1 : 10)


INDIKASI 5
Apabila Jemaat kurang atau tidak tertarik pada ladang misi. Mendoakan jiwa-jiwa yang belum diselamatkan (baik dalam jemaat maupun di luar jemaat), apakah sering dilakukan dan menjadi perhatian utama? Hal ini menjadi hal yang langka karena gereja kehilangan moment untuk menumbuhkan hati yang tertarik pada pekerjaan misi dan usaha-usaha untuk menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang di baik dlm negeri maupun di negara-negara lain serta kurang / tidak memiliki kehausan akan pertobatan jiwa-jiwa di mana saja. Ini jelas sebuah indikasi kemunduran secara rohani.

Renungan : Apakah gereja menanamkan kpd majelis & jemaat ttg "Amanat Agung" Tuhan Yesus utk menyelamatkan / menginjili yg belum bertobat, atau setidaknya mendorong utk mendoakan mereka (secara pribadi)?

INDIKASI 6
Pada saat Gereja kehilangan orientasi dan moment untuk menumbuhkan rasa tertarik pada kelahiran bayi rohani, maka jemaat / majelis tidak tergerak mengajak pendosa bertobat, atau malah dosa dianggap hal yg lumrah. Apakah para pelayan dibudayakan untuk peka apabila ada dosa dalam jemaat atau diluar jemaat, serta tergerak untuk menyelamatkannya?  Malaikat di surga bersukacita atas pertobatan satu orang berdosa. Bila seseorang mengaku dirinya Kristen namun tidak memiliki rasa tertarik yang membara terhadap pertobatan orang-orang lain, maka ini menjadi indikasi kemunduran rohani.

INDIKASI 7
Apabila semakin tumbuh dan berkembangnya jemaat / pelayan yang senang mencari-cari kesalahan, pengeritik. Misalnya, cepat menyalahkan orang lain, dan bentuk-bentuk ucapan menghakimi orang lain. Misalnya, menuntut orang lain disiplin waktu dalam kehadiran di Persekutuan Doa, sementara dia sendiri nyaris jarang datang. Lebih memprihatinkan lagi bila roh menghakimi muncul dalam diri orang yang mengaku pelayan Kristus / majelis / pemimpin rohani yang suka menggosip atau menceritakan keburukan pelayan atau jemaat lain. Jelas sikap menggosip akan memecah belah persatuan dan menimbulkan prasangka buruk kepada seseorang.

INDIKASI 8
Apabila kuatnya keinginan dlm jemaat yang lebih kecenderungan memuaskan selera, hawa nafsu dan "keinginan daging dan pikiran" (Efesus 2:3). Tingginya selera terhadap makanan, misalnya lebih mengutamakan atau malah mengharuskan adanya makanan dlm kegiatan gerejawi seringkali bisa mengalihkan mencari perkenaan Tuhan dengan mencari perkenaan manusia. Sering terjadi perbantahan dan pertentangan hanya karena urusan makanan. Mencampuradukan urusan adat mengenai makanan dengan hidup kristiani. Sayang sekali hanya sedikit orang Kristen yang menyadarinya. Perintah Allah mengatakan, "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah" (1 Korintus 10:31). Banyak orang Kristen melupakan perintah Allah ini. Jadi mereka makan dan minum sekadar untuk menyenangkan dirinya. Banyaknya jumlah orang yang terjerat oleh "meja makan"nya lebih besar daripada yang disadari oleh Gereja.

Renungan : Kuantitas maupun kualitas pemuasan dalam hal makan dan minum ini membuktikan bahwa mereka hanya mengikuti selera mereka yang mengedepankan adat istiadat, dan bukan menyenangkan hati Tuhan.

INDIKASI 9

Gereja kehilangan moment untuk ,mendorong & menuntun adanya mezbah doa (ibadah keluarga) dlm keluarga jemaat setiap hari, khususnya pelayan / majelis. Mengabaikan persekutuan doa keluarga hanya karena alasan sepele, dan kurang menyadari bahwa pembentukan jemaat yang kuat dimulai dari mengokohkan keluarga dalam jemaat. Bila jemaat / majelis mencintai Tuhan, sebagai orang Kristen tidak akan bersedia menghapus saat berdoa dan membaca Alkitab bersama keluarga. Bila seorang Kristen bersedia mencari-cari alasan untuk menjauhi ibadah keluarga, maka hal ini merupakan bukti meyakinkan bahwa hatinya telah mundur. Ini tanggung jawab gereja terus mengingatkan dan melatih jemaat, khususnya majelis.

Renungan : Seberapa besar peranan gereja mendorong & menuntun adanya Ibadah Keluarga dlm masing2 keluarga jemaat, khususnya majelis ?

INDIKASI 10
Apabila Jemaat Kurang tertarik mengejar kesucian, bahkan terlalu biasa bila melakukan apa yg jahat (dimata Tuhan), misalnya bangga bila pacaran dgn yg tidak seiman, terbiasa mengambil keuntungan berlebihan atau secara paksa dari orang lain. Atau, meritualkan membawa minuman (3 huruf) yg memabukkan dlm acara2 pertemuan. Orang dunia saja meyakini bahwa minuman beralkohol itu "haram", masa yang mengaku anak Tuhan boleh merajalela melakukannya, jelas ini menjadi batu sandungan. Bahayanya kalau hal ini justru dilakukan oleh majelis gereja.  Ini tugas gereja menuntun jemaat, apalagi pelayan Tuhan utk mengejar kekudusan. Bila anda tidak lagi peduli tentang "bagaimana hidup dalam kekudusan" atau hal ini tidak menarik lagi bagi anda, penyebabnya adalah hati anda mundur.


Renungan : Apakah masih byk ditemukan dalam jemaat kondisi yang menyepelekan kekudusan, apakah pihak gereja masih tegas dalam hal ini ("grey area") ?

INDIKASI 11
Apabila kurangnya rasa tertarik membaca & merenungkan Firman Allah setiap hari. Gereja sangat perlu menuntun jemaat agar disiplin membaca firman Tuhan, berSaat teduh. Apakah Gereja menuntun bahkan mengharuskan para majelis untuk baca & renungkan Firman Tuhan setiap hari ? Pola Hidup seperti ini dpt terlihat saat Retreat majelis, apakah saat pagi mereka ada saat teduh? Bila hati kita penuh kasih kpd Allah maka bagi kita tidak ada buku yang lebih mulia daripada Alkitab. Namun bila kasih sirna dari hati kita, maka Alkitab menjadi tidak menarik, bahkan seringkali menjemukan. Tugas utama gereja untuk membuat jemaat, terutama majelis untuk mencintai membaca dan merenungkan firman Tuhan secara rutin setiap hari.

Renungan : Seberapa banyak majelis atau jemaat yang melakukan Saat Teduh setiap hari, dan seberapa banyak Firman Tuhan melekat dalam hati? 

Sekali lagi, pemaparan ini sebagai sebuah pandangan mengenai kondisi dan perkembangan gereja dewasa ini. Perubahan ke arah yg lebih baik sangat diperlukan, kecuali sudah puas dg kondisi stagnasi, atau tidak mau berubah/bertobat. Karena stagnant sama dengan kemunduran, pilihan yg harus dihindari. Dalam kondisi normal, Jemaat apalagi majelis sepantasnya membutuhkan kepastian pertumbuhan rohani baik bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Kita memiliki tanggungjawab untuk "mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan" menjelang kedatanganNya yang kedua kali. Tanggungjawab menyiapkan diri sendiri, menyiapkan keluarga, dan jemaat Tuhan. Apakah gereja sudah siap untuk hal ini?

Rohani akan bertumbuh dengan baik, jika dia berada di ladang rohani yang baik pula. Bagi seorang petani, setelah sekian tahun, bila ladang terlalu kering utk tumbuh dan tidak mau gembur lagi, maka memungkinkan baginya mencari ladang yg subur agar ia bisa bertumbuh dg baik. Bahkan apabila (seandainya) tanaman diberi pilihan, maka tentu mengharapkan tumbuh di tanah yg gembur & baik, tidak akan mau ditanam ditempat yang kering dan gersang. Jadi, akan lebih baik bertumbuh ditengah2 gereja dan jemaat yg sungguh2 mengasihi / intim dgn Tuhan dan mengutamakan kehendak Tuhan. Mari kita renungkan bersama utk kita adakan perubahan atau "ambil" keputusan penting di tahun 2016.

Mohon dimaafkan bila ada tulisan yang kurang berkenan. Saya berdoa, semoga kita semakin memperbaharui hati dan hidup kita agar berkenan bagi Tuhan, serta selalu bertobat setiap hari.
Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati. (EL)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU