YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Selasa, 14 Juli 2015

ILUSTRASI: "MUTIARA PALSU"

 

Jenny, gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari, ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, Jenny melihat sebuah kalung mutiara tiruan. Meskipun harganya cuma 2.5 dolar, ia sangat ingin memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya.

Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: “Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti, sesampai di rumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada Ibu.”
“Okay,” kata Jenny setuju. Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari, Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia memakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah, ke gereja, ke supermarket, bermain, dan tidur, kecuali mandi. “Nanti lehermu jadi hijau,” kata ibunya. Jenny juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya.

Suatu hari, seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Jenny:”Jenny, apakah kamu sayang ayah?”


“Pasti yah... Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah.“
“Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah.”
“Ya, ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru. Tapi, jangan ayah ambil kalungku.”

“Ya, anakku, tidak apa-apa. Tidurlah.” Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: “Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah.”.
Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi: “Jenny, apakah kamu sayang ayah?”

“Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu.”
“Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?”
“Ya, jangan kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat, kan? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang, lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya, dan sebagainya. Ambillah, Yah. Asal ayah jangan minta kalungku ya..?”
“Sudahlah, nak. Lupakanlah,” kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu, Jenny terus berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak. Beberapa hari kemudian, ketika ayah Jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya,sambil berkata: “Ayah, terimalah ini”. Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpindah ke tangan sang ayah. Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah, dan sangat mahal. Ia telah menyimpannya begitu lama, untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Saudaraku yang terkasih, begitu pula dengan Tuhan kita. Seringkali IA harus menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Terkadang kita juga salah paham, kita hampir putus asa karena doa dan permintaan kita tidak dikabulkan oleh-Nya, pada hal itu bukan karena DIA tidak mau mengabulkan permintaan kita, melainkan karena DIA akan memberikan yang jauh lebih baik kepada kita. Dan memang rencana-Nya seringkali DILUAR dari apa yang kita pikirkan.

( Sumber: Buku Inspirasi Kehidupan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU