YA'AHOWU !! SYALLOM.. Kata Yesus: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6) FAOMASI ZOAYA

LABEL

Pencarian

MARILAH KITA MENJADI BERKAT MELALUI INTERNET, KIRIMKAN TULISAN ANDA YANG MEMBANGKITKAN IMAN, MEMULIHKAN, MEMBAWA JIWA & PERTOBATAN KEPADA TUHAN.

Minggu, 21 Oktober 2012

KEPEMIMPINAN YESUS : MELAYANI BUKAN DILAYANI

Markus 10 : 35 - 45

PENGANTAR
 
Pernyataan Yesus ini tidak berdiri sendiri. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks perikop Markus 10 : 35 - 45 dibawah judul : "Permintaan Yakobus dan Yohanes". Namun tidak bisa dipungkiri bahwa ayat 45 ini merupakan inti dan kesimpulan dari ayat-ayat perikop diatas. Paling tidak ada tiga catatan:
Pertama, berbeda dengan Matius (20:20-28) bahwa yang mengusulkan permintaan adalah ibu mereka, Salome, maka Markus menuturkan bahwa Yakobus dan Yohanes secara langsung datang dan memohon agar Yesus mau mengabulkan permintaan mereka untuk duduk dalam kemuliaan-Nya, yang seorang di sebelah kanan dan yang seorang di sebelah kiri Yesus. Dengan demikian Markus bermaksud untuk tidak menyembunyikan ambisi sebagai ciri kemanusiaan yang juga dimiliki oleh para murid-Nya.
 Kedua, baik Markus maupun Matius mengatakan hal yang sama tentang sifat cemburu sepuluh murid yang mudah tersulut api kemarahan, dalam peristiwa ini kepada kedua rekan mereka, sebagai bagian dari Tim (Markus 10:41, Matius 20:24).
Ketiga, melihat kedua hal tersebut sebagai karakter para murid-Nya yang dapat menimbulkan perselisihan dan mengancam perpecahan para rasul yang ada hubungannya dengan tujuan dan pola kepemimpinan kristiani, maka Yesus memperingati mereka tentang dua hal yang patut menjadi perhatian mereka di kemudian hari :
  • Pertama, hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan (ayat 40).
  • Kedua, berbeda dengan pola kepemimpinan pemerintah bangsa-bangsa yang mengedepankan tangan besi dan kekerasan, maka pola kepemimpian kristiani adalah pola kepemimpinan melayani/menghamba (ayat 43-44). Mengapa demikian? Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ayat 45)


TELAAH PERIKOP
Ayat 35 - 37, menjelaskan bahwa Yakobus dan Yohanes datang kepada Yesus sebagai guru mereka dan meminta-Nya untuk mengabulkan permohonan mereka untuk duduk dalam kemuliaan Yesus kelak; yang seorang di sebelah kanan dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu". Permintaan ini walaupun dinilai sarat dengan ambisi dan tendensius, namun ia juga menunjukkan nilai kepercayaan kedua murid ini kepada gurunya Yesus yang menurut mereka akan menduduki kemuliaan-Nya kelak.
Ayat 38 - 40, mengisahkan tentang dialog yang terjadi antara Yesus dan kedua murid-Nya ini berkisar pada masalah duduk dalam kemuliaan-Nya. Dengan optimis kedua bersaudara ini mengaminkan bahwa mereka sanggup minum cawan yang Yesus minum dan dibaptis dengan baptisan yang Yesus terima (ayat 35 - 36). Namun Yesus menyatakan kepada mereka tentang dimensi ke-Allahan yang bukan menjadi hak Yesus, tetapi hak Allah, "Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." (ayat 40)
Ayat 41 - 45, menjelaskan kemarahan sepuluh murid yang lain kepada Yakobus dan Yohanes. Mengamati bahwa hal ini akan menimbulkan pertikaian yang mengarah pada perpecahan di kalangan murid-Nya, maka Yesus memanggil mereka dan mengarahkan mereka tentang pedoman pola kepemimpinan pemerintah bangsa-bangsa yang menggunakan tangan besi dan kekerasan (ayat 41-44). Berbeda dengan pola itu adalah pola kepemimpinan yang melayani/menghamba yang meneladani Yesus Kristus :" Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Pernyataan Yesus ini harus menjadi pedoman para murid-Nya dalam membina persekutuannya yang melayani dan bersaksi.

 Sumber : http://www.effatha.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU