Syarat apa yang harus dipenuhi seseorang agar cocok bekerja atau
melayani di Gereja? Adakah sifat-sifat khusus yang disyaratkan bagi para
pelayan Gereja? Mungkin sulit menetapkan suatu persyaratan yang
menghasilkan kerja yang selalu baik di dalam Gereja. Beberapa orang
bekerja lebih baik daripada yang lain karena mereka mempunyai naluri khusus untuk itu. Yang lain lebih baik karena mendapat pelatihan yang lebih baik, sementara lainnya lagi disebabkan pengalaman yang lebih atau memang mempunyai sifat unggul
dalam pergaulan umum. Sebenarnya tidak ada kekhususan dalam keahlian,
pendidikan atau mutu seseorang yang bisa dijadikan syarat untuk semua
pelayan di Gereja.1*)
Untuk berhasil di dalam pelayanan ini, seseorang harus “cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati”. Selain itu, demi kedalaman
penghayatan atas arti dan tujuan bergereja maka seorang pelayan gereja
patut memiliki keterikatan kristiani, pengalaman bergereja, serta
kemampuan bekerja dengan orang lain. Pelayan tersebut harus memiliki
kemampuan bekerjasama yang tangguh, tidak berjalan sendiri, karena ada
segi yang bukan manusiawi di dalam mengelola gereja. Dalam hal ini kepemimpinan melalui wahyu, kesetiaan dan ketaatan amatlah penting, walaupun unsur manajemen umum seperti perencanaan, anggaran, dan pengorganisasian lainnya tetap harus dilaksanakan.
Daftar syarat personalia yang dibutuhkan untuk pelayanan ini
haruslah mencakup hal sebagai berikut: etika, ketergantungan satu sama
lain, ketulusan, kesabaran, kejujuran, kesungguhan, kemampuan
menjelaskan serta kecerdikan. Pelayan gereja patutlah mencintai tugasnya
dan memiliki rasa humor yang sehat. 2*)
Dasar selanjutnya untuk pelayan di gereja adalah Pendidikan dan
Pengalaman mengelola organisasi gereja. Kecenderungan umum di berbagai
organisasi, para anggotanya harus dididik semakin hari semakin baik.
Banyak orang setuju bahwa pendidikan formal Universitas mutlak
dibutuhkan untuk personalia organisasi. Dalam hal ini pendidikan pelayan
gereja haruslah berkait dengan bidang tugasnya. Contohnya, seorang
pendeta diharapkan menjadi pelayan yang baik di gereja bukan dalam arti
hanya di persekutuan dan organisasinya saja melainkan juga dalam
hubungannya dengan pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Sementara itu perlu
ditekankan bahwa tidak ada seorangpun dapat dikembangkan
kemampuan-baiknya sebagai pelayan gereja, kecuali melalui dirinya
sendiri dalam pengalamannya bergereja. Pengembangan diri
berarti, terus membaca, mendengar, melakukan tugas, tukar pendapat,
menambah pengetahuan lain yang menunjang pelaksanaan panggilan Tuhan.
Dasar terakhir untuk tugas ini adalah etika kerja pelayan gereja.
Paling tidak ada dua etika kerja yang melahirkan dua motivasi kerja yang
berbeda. Yang pertama adalah etika kerja sebagai PEGAWAI atau KARYAWAN.
Di sini tugas dilaksanakan dengan harapan mendapatkan penghargaan yang
setimpal, baik dalam bentuk materi, kekuasaan, fasilitas, penghormatan,
sanjungan atau yang lain. Motivasi yang lahir dari etika ini tidak cukup
kuat dalam mengembangkan gereja. Etika seperti itu sama dengan etika
yang ada pada organisasi umum lainnya. Yang kedua adalah etika kerja
sebagai ANAK atau AHLI WARIS. Etika ini melahirkan motivasi kerja
sebagai anak dari Pemilik Gereja. Allah adalah Sang Pemilik Gereja. IA
menciptakan gereja serta mengutusnya ke dunia. Etika kerja ini membangun
motivasi yang kuat dalam diri pelayan gereja, karena dasar kerjanya
bukan hanya sebagai pelayan tetapi sekaligus sebagai pewaris dari Sang
Pemilik. Para pelayan seperti itu akan melakukan yang terbaik dalam
tugasnya karena keberhasilan kerjanya bukan hanya milik Sang Pemilik
Gereja melainkan juga milik mereka. Dalam arti tertentu, Bruce Barton
menyebut Yesus sebagai orang bisnis yang sukses. 3*)
PIKIRAN MANAJER DAN JIWA PEMIMPIN
Dalam sejarah Protestanisme ada suatu doktrin tentang peran Pelayan
gereja. Calvin mengatakan peran itu adalah: ke-NABI-an, ke-IMAM-an dan
ke-RAJA-an. Menurut Calvin ketiga peran itu sama pentingnya dalam
kehidupan dan keberadaan gereja serta diperlukan untuk menyiapkan
pelayanan gereja yang seimbang. Secara singkat peran-peran itu bermakna
sebagai berikut:
Ke-NABI-an, melakukan tugas gereja dalam kemanusiaan dan keadilan.
Peran ini nampak dalam a.l. ibadah, keputusan sidang dan
terbitan-terbitan gereja.
Ke-IMAM-an, melakukan tugas gereja dalam meningkatkan kehidupan
rohani. Peran ini nampak dalam a.l. pelayanan pastoral, sakramen dan
pembinaan warga.
Ke-RAJA-an, melakukan tugas gereja dalam mengelola semua berkat
Tuhan di gereja. Peran ini nampak dalam a.l. manajemen organisasi
gereja. 4*)
Dari pemahaman di atas kita melihat suatu pandangan menyeluruh dari
peran pelayan gereja, yang sifat-sifatnya mencakup fungsi ke-NABI-an,
ke-IMAM-an dan ke-RAJA-an. Beberapa pelayan gereja hanya menyukai peran
ke-NABI-an dan ke-IMAM-an saja. Mereka merasa hanya dipersiapkan secara
baik untuk tugas ke-NABI-an dan ke-IMAM-an, dan bukan tugas ke-RAJA-an
atau manajemen. Mereka melihat fungsi gereja dalam Alkitab lebih
berpokok dibidang rohani daripada administrasi. Sebenarnya ketiga fungsi
pelayan gereja itu seimbang satu sama lain. Administrasi yang baik
tidak lain untuk menunjang misi dan pelayanan gereja ke dunia.
Berkait dengan judul tulisan ini, penting disadari bahwa gereja tidak
pernah berkembang menjadi organisasi dengan struktur organisasi yang
khusus, melainkan mengambil berbagai struktur yang ada di organisasi
lain di sekitarnya. Dalam struktur organisasinya, gereja tidak mempunyai
kelebihan dibandingkan organisasi lain. Begitulah sejarah mengatakan
kepada kita. Pertanyaan yang bisa timbul di sini, apakah struktur itu
sudah cocok dengan misi gereja?
Berikut kita akan membahas peran pelayan gereja sebagai “Raja”,
sebagai penyeimbang perannya di dua bidang yang lain. Di sini kita
melihat gereja baik sebagai persekutuan orang percaya maupun sebagai
organisasi, sebagai “milik Tuhan” dan sebagai “Sesuatu yang terdiri atas beberapa orang”.
Fungsi ke-RAJA-an dari pelayan gereja adalah suatu pelayanan dalam
struktur organisasi gereja serta proses kehidupannya. Karena tujuan,
kebutuhan dan minat warga gereja hanya bisa terpenuhi melalui program
organisasi serta kegiatan warga, maka tugas pelayan gereja tidak lain
menjadikan program dan kegiatan warga gereja berdaya guna dan berhasil
guna. Ini berarti hidup organisasi harus terus berkembang sesuai dengan
perkembangan kehidupan manusia. Sesuai dengan itu para pelayan gereja
haruslah memiliki ketrampilan organisasi dan manajemen. Memang pelayan gereja sebenarnya tidak lain adalah PELAYAN atau KEPALA PELAYAN yang diberi kepercayaan oleh Tuhan (Manajer).
Pelayan gereja bukan pemilik gereja. Ia menerima tugasnya dari Allah,
sebagai lembaga pertama, dan Gereja, sebagai lembaga kedua. Dalam
tanggungjawabnya mengelola organisasi gereja ia tidak kurang dari
seorang manajer. Arti manajer di sini bukanlah sebagai mesin organisasi,
karena hubungannya dengan Sang Pemilik Gereja dan warga gereja
digambarkan sebagai hubungan antara bagian-bagian dari satu tubuh yang
sama. Pelayan gereja patutlah menjadi manajer (Pelayan) sekaligus pemimpin (Pendamping) warga di dalam gereja.
Menurut Craig R Hickman, manajer dan pemimpin adalah semacam dua hal
kebutuhan organisasi yang tak terpisahkan. Kerja manajer cenderung
ditandai dengan a.l. pengumpulan data, analisa, pemrograman dan teknik
pencapaian tujuan. Sementara kerja pemimpin cenderung ditandai dengan
a.l. pemahaman sejarah, kejelasan visi dan penguat motivasi. Manajer
cenderung mengelola pikiran (mind) anggota dalam kerja organisasi,
sementara pemimpin mengelola jiwa (soul) anggota untuk setia bekerja
sama. Dua hal ini bukan terpisah melainkan satu. 5*)
catatan kaki:
1*) Gray Robert N, MANAGING THE CHURCH, NEC Publication Service New York 1979 (p.181).
2*) Gray Robert N, ibid (p.183-184). Terjemahan bebas.
3*) Schaller L E & Tidwell G A, CREATIVE CHURCH ADMINISTRATION, Abingdon 1975 (p.11).
4*) Lindgren Alvin & Shawchuck Norman, MANAGEMEN FOR YOUR CHURCH, Abingdon 1977 (p.17-18)
5*) Hickman C R, MIND OF MANAGER SOUL OF LEADER, John Wiley & Sons Inc. 1990 (p.7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU