Study By: Richard L. Strauss
“Uang bukang segalanya dalam hidup, tapi ada
ditempat kedua dari semua hal.” Sindiran terkenal itu salah; uang bukan
hal yang paling penting dalam hidup. Tapi pentingnya uang jangan
dianggap enteng. Sebagian orang Kristen berpendapat tidak rohani kalau
tertarik pada yang; kebenaran sederhananya, kita tidak bisa hidup tanpa
itu dan pekerjaan Tuhan tidak bisa berlanjut tanpa hal ini. Jika orang
Kristen menggunakan uang mereka untuk penginjilan, injil Kristus akan
memiliki dampak lebih besar dalam dunia ini. Untuk injil, juga untuk
kita, kita perlu belajar bagaimana mengatur uang.
Alkitab tidak pernah mengatakan kalau kaya itu
berdosa. Sebaliknya, beberapa orang beriman merupakan orang terkaya
dimasa mereka—seperti Ayub, Abraham, Daud, dan Solomon. Tuhan sendiri
yang memberikan mereka kekayaan, karena Dia yang memiliki semua
kekayaan.1 Bagaimanapun, walau uang itu sendiri tidak berdosa, kasih akan uang merupakan akar semua kejahatan.2 Orang yang menaruh hatinya pada uang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan lebih banyak uang.
Kasih pada uang dan hal yang bisa dibelinya yang
bisa menghancurkan pernikahan. Alkitab berkata bahwa orang yang
menetapkan hati menambah harta menciptakan perangkap bagi diri sendiri.3
Kepuasan mereka menyebabkan ketegangan, menyebabkan konflik disekitar
mereka. Masalah yang mereka timbulkan untuk mendapat sedikit uang
dengan cepat..
Masalahnya merupakan prilaku hati. Kita pernah
bertemu orang yang hidup dalam kemiskinan, makan sederhana, dan
mengenakan baju yang sederhana—tapi tetap bahagia! Mereka telah belajar
bagaimana menemukan kebahagiaan dalam Tuhan dan dalam sesama, dan
menikmatinya dengan hati yang bersyukur atas sedikit hal yang mereka
miliki. Mereka menolak meletakan pikiran atas hal yang tidak mereka
punyai. Mereka yakin bahwa “hidupnya tidaklah tergantung dari pada
kekayaannya itu.”4
Sebaliknya, kita pernah bertemu dengan orang yang
ingin lebih. Kebahagiaan kelihatannya sedikit lagi didapat. Mereka
berpikir bisa bahagia jika mereka punya tempat tidur satu lagi, dapur
yang lebih besar, karpet lantai, kolam renang, kapal, lebih banyak
mobil, TV, atau jaket bulu! Tapi saat mereka akhirnya mendapatkan
“sedikit lagi itu” mereka merasa perlu sedikit lagi untuk bisa bahagia.
Sebelum mereka menyadarinya, hidup sudah berakhir dan mereka melewatkan
sukacita sejati. Nikmati apa yang Tuhan telah berikan padamu! Lupakan
apa yang tidak kamu punya. Kemudian anda akan belajar makna bahagia
sebenarnya.5
Sangat sulit menjauhkan hati dari hal materi dalam
masa ini. Barang-barang ada dimana-mana, meyakinkan kita bahwa itu bisa
meningkatkan popularitas kita, menambah penerimaan social, dan masuk
kedalam kegembiraan luar biasa jika kita membeli produk mereka. Tidak
lama setelah mereka berhasil meyakinkan kita, produk mereka bukan lagi
mewah tapi kebutuhan! Kita harus memilikinya! Dan setan berhasil
membelokan kasih kita dari “hal diatas” kepada “hal dibumi”6 dan itu menambah tekanan yang sudah membebani pernikahan kita.
Hal “ingin lebih lagi” ini disebut Alkitab sebagai—dosa. Dosa ketamakan didaftar bersama dengan pencurian, dan mabuk.7 Paulus mengajar bahwa ketamakan sama dengan pemujaan berhala,8
suatu dosa yang dengan kuat dicela dalam PL dan PB. Jika kita ingin
damai Tuhan dalam pernikahan kita, kita harus mengalahkan ketamakan
kita. “Engkau tidak bisa melayani Tuhan dan uang.”9
Saat kita menang atas hal ini, banyak masalah keuangan dalam pernikahan
bisa diselesaikan, karena sebagian besar berasal dari ketamakan
pasangan. Sebagian besar masalah keuangan bisa diselesaikan dengan
belajar mengatur uang dengan tepat. Untuk menambahkan apa prilaku kita
seharusnya terhadap uang, Alkitab menyatakan beberapa prinsip dasar
mengenai pengaturan uang.
Prinsip pertama adalah kita harus memberikan bagian
pemerintah dan Tuhan lebih dulu. Kita menyebut pemerintah lebih dulu
karena pajak kita biasanya diambil dari gaji sebelum kita
mendapatkannya! Kita membayar mereka lebih dulu, suka atau tidak.
Kristus juga menyebutkan pemerintah lebih dulu: “Berikanlah kepada
Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa
yang wajib kamu berikan kepada Allah!.”10
Walau banyak dari kita mengeluh tentang pajak, Tuhan Yesus sendiri
meneguhkan hak pemerintah untuk mengenakannya. Rasul Paulus menambahkan
nasihat ini: “Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak…. Bayarlah
kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang
berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai;
rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat
kepada orang yang berhak menerima hormat.11 Ini meliputi menyelesaikan form pajak sejujur seperti Tuhan sendiri ada dibelakang mengawasimu! Sebenarnya, itu memang begitu!12
Setelah tugas kita pada pemerintah terpenuhi kita
masuk kebagian Tuhan. Jika anda pernah berkata, “Saat kita sudah
membayar semuanya, kita bisa memberi seperti seharunya” kemudian anda
tidak memberi sebagaimana seharusnya. Anda membalikan nilai anda. Hal
yang paling penting dibumi adalah pekerjaan Kristus, dan itu harus yang
pertama jika ingin berjalan bersamaNya. Ini artinya pekerjaannya harus
ada pertama dalam pembayaran kita. Tuhan ingin bagiannya sebelum hal
lain dibayar, bahkan jika kita harus mengorbankan sesuatu yang kita
inginkan agar bisa memberikan bagianNya.
Sebagian orang Kristen membelanjakan lebih banyak
makanan anjing, rokok, rekreasi atau hobi daripada yang mereka berikan
bagi pekerjaan Tuhan. Kristus berkata, “Karena di mana hartamu berada,
di situ juga hatimu berada.”13
Dia membangun fakta bahwa kita mencintai benda dimana uangmu ditaruh.
Sebagai contoh, jika kita membelanjakan setiap sen untuk rumah kita,
maka kita pasti sangat memperhatikan rumah itu daripada Tuhan, dan itu
penyembahan berhala. Itu menjijikan bagi Tuhan seperti menyembah patung
kayu atau batu. Jika kita hidup untuk meningkatkan harta, menaruh
setiap uang untuk saham, kita akan mencintai itu semua daripada Kristus
dan pekerjaanNya.
Sebaliknya, jika kita memberi kepada pekerjaan
Tuhan, kita akan bertumbuh mengasihi pekerjaan itu. Kita akan hidup
untuk melihat jiwa datang pada Kristus; kita akan tertarik pada
kebutuhan missionaries; kita pasti berpartisipasi dalam pelayanan doa,
dimana kuasa pelayanan mereka berasal. Dimana harta kita ada, disitu
hati kita!
Mungkin anda bertanya berapa banyak yang harus
diberikan. Hal ini sepenuhnya diantara anda dan Tuhan. Alkitab berkata
banyak tentang 10, dan mungkin itu permulaan yang baik. Sangat sulit
membayangkan sebagian orang disini tidak bisa memberi setidaknya
sejumlah itu bagi pekerjaan Tuhan jika mereka merencanakan keuangan
mereka dengan baik. Jika anda mencoba memberi 10 persen, anda bisa
mendapat penemuan menarik. Anda akan menemukan sisanya akan lebih dari
sebelumnya! Tuhan punya cara membuat pelayanan jadi menyenangkan bagi
orang yang melakukannya dengan prilaku yang tepat.14
Jelas, dalam masa anugrah Tuhan kita jangan membatasi 10 persen. Banyak
orang Kristen bisa melakukan lebih dari pada itu. Pemberian kita harus
sesuai dengan berkat Tuhan,15
dan bagi sebagian dari kita itu lebih dari 10. Tapi angka nyatanya
merupakan hasil keputusan doa anda, dan berikan itu sebagai permulaan.
Prinsip Alkitab kedua untuk pengaturan uang adalah
menyisihkan sejumlah uang untuk disimpan. Ini termasuk, uang untuk
membeli hal yang kita percaya Tuhan ingin kita miliki. Lebih baik uang
itu diletakan dibank, dimana ada bunga, daripada membeli saat itu dan
membayar bunga. Semua uang kita adalah dari Tuhan, dan kita bertanggung
jawab menggunakan setiap senpun, tidak hanya jumlah yang kita beri bagi
pekerjaannya. Tidak berdosa membeli saat itu. Itu penting untuk hal
besar seperti rumah. Mereka yang menolak meminjam uang untuk rumah
biasanya mengutip pembelaan Paulus: “Jangan berhutang pada seorangpu.”
Tapi Paulus hanya berkata bahwa kita tidak boleh terus berhutang pada
seseorang; yaitu kita harus membayar hutang kita. Ini tidak menghalangi
membeli saat itu. Sebelum anda membeli apapun disaat itu, evaluasi
seluruh situasi dihadapan Tuhan. “Apakah saya benar-benar
membutuhkannya sekarang, atau lebih baik menunggu dan menyimpan uangnya
dulu?” Ada banyak hal yang bisa dengan mudah kita lakukan tanpa
menabung untuk bisa membelinya.
Simpanan kita bisa termasuk investasi jangka
panjang. Saya mengenal orang Kristen yang tidak percaya menabung untuk
masa depan. Mereka berkata bahwa Tuhan akan memeliharanya, dan kalau
begitu tidak perlu menabung. Tapi Tuhan mungkin ingin menyediakan bagi
kita melalui perencanaan dan investasi yang diarahkan Roh. Paulus
menyebutkan orantua mengumpulkan untuk anak mereka.16 Dia juga mengingatkan kita tentang tanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan keluarga.17
Simpanan bisa berfungsi sebagai dana darurat, menyediakan pendidikan
anak, membayar kunjungan keluarga keladang misi. Tabungan yang rutin,
investasi yang bijak, dan asuransi secara khusus menolong jika Tuhan
mengambil suami dari keluarganya. Pengelolaan uang Tuhan dengan bijak
juga termasuk mempersiapkan warisan. Tidak peduli betapa muda anda atau
sedikitnya milik anda, warisan bisa menyelamatkan orang yang anda
kasihi dari sakit hati dan kehilangan. Anda bisa mengingatkan pekerjaan
Tuhan dalam warisan.
Perumpamaan Kristus tentang talenta jelas
memperbaiki aturan investasi uang untuk mendapat bunga. “Karena itu
sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan
uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.”18
Bunga dalam Alkitab tidak menghalangi kita mendapatkan bunga dari uang
kita. Kata “bunga” menunjukan membebankan tingkat bunga berlebihan,
terutama terhadap mereka yang kurang bisa membayar.19 Masuk akal meletakan uang Tuhan agar mendapat lebih banyak uang bagi kemuliaannya.
Berapa banyak yang harus disimpan? Sekali lagi ini
antara anda dan Tuhan. Saya pikir ini kurang dari 10 persen pendapatan
total tidak akan banyak menolong. Jika persentase terlalu tinggi, kita
harus menghadapi tuduhan menahan uang yang seharusnya bisa digunakan
lebih baik untuk penyebaran injil. Putuskan persentase yang masuk akal
dan realistic, yang menyisakan cukup uang untuk hidup baik.
Menentukan hal ini pada tingkatan yang menengah
juga bisa menghalangi anda menjadi budak account bank anda. Sebagian
orang takut masa depat akan jadi sulit, mengambil setiap send an
membuat diri sendiri dan orang lain disekitarnya sengsara. Seperti
orang yang butuh sedikit lagi untuk bahagia, orang ini butuh sedikit
uang lagi dibank untuk merasa aman. Hidup melewati mereka sebelum
mereka sadar bahwa mereka tidak menikmati hidup atau hal baik yang
Tuhan telah berikan.
Setelah memberikan bagian pemerintah dan Tuhan,
kemudian simpan sebagian uang untuk ditabung, prinsip akhir untuk
mengatur uang adalah hidup dengan sisa uang yang ada. Kita harus yakin
bahwa biaya hidup kita tidak melebihi jumlah yang tersisi. Nasihat
untuk tidak berhutang harus dipraktekan disini.20
Jika anda merasa bahwa Tuhan mengijinkan anda membeli saat itu,
pastikan pembayaran bisa dibuat tanpa melebihi jumlah yang bisa anda
dapatkan. Tolak membeli sesuatu yang menyebabkan hutang. Suatu budget
akan menolong, tapi jangan terlalu ketat sehingga anda kesal setiap
kali harus disesuaikan. Rencanakan menu dan beli makanan yang bisa
menyisakan anda uang. Saat disana, ingat beberapa merk yang lebih murah
dari yang lain. Anda tidak perlu membeli yang terbaik. Ada banyak buku
yang bisa menolong anda untuk hal ini. Ambil waktu melihat semua itu
sebagai bagian dari pelayanan Kristen anda.
Juga sangat disarankan agar catatan tetap akurat,
agar anda bisa tahu kemana uang anda. Baik suami atau istri yang
menulis cek tidak terlalu penting karena sudah disetujui kemana uang
akan diberikan dan tahu kemana itu pergi. Satu-satunya pengecualian
bagi aturan ini adalah sejumlah kecil yang bisa dinikmati baik suami
atau istri secara bebas bersama. Kadang suami merasa bebas
membelanjakan uang untuk kesenangan pribadi tapi tidak memberikan hak
yang sama pada istri. Harus adil.
Jika anda mengikuti prinsip keuangan sederhana ini,
tagihan anda pasti terbayar, kesaksian anda terlindungi, pernikahan
anda bertumbuh, dan Juruselamat anda dimuliakan!
3 l Timothy 6:9.
4 Luke 12:15, TLB.
6 Colossians 3:2, KJV.
10 Mark 12:17, KJV.
11 Romans 12:17, KJV.
13 Matthew 6:21, KJV.
18 Matthew 25:27, TLB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU