Puspa sangat senang ketika
mengikuti acara ulang tahun perusahaan. Sebetulnya bukan hanya Puspa, semua
orang juga senang. Salah satu acaranya adalah pembagian door prize. Door
prize ini sangat menarik karena jumlahnya banyak. Semua orang pasti dapat.
Dari handphone (HP), walkman, DVD player, hingga selimut, gelas, panci, jaket
dan berbagai jenis barang lainnya.
Puspa
sudah mengincar HP karena HP-nya sudah sering mati, sudah saatnya beli baru.
Apalagi HP yang dijadikan door prize ada tiga unit. Berarti kesempatan makin
besar kan?
Cara
pembagian door prize berbagai macam, ada yang diundi, ada yang diberikan bagi
yang bisa menjawab pertanyaan, dan sebagainya. Dua HP telah dibagikan secara
diundi. Puspa masih mengharap untuk mendapatkan HP ketiga. Saat itu dikatakan
bahwa HP ketiga akan diberikan kepada yang rumahnya paling jauh dari kantor.
Puspa sangat gembira, rumahnya di Tangerang. Segera dia mengacungkan
tangannya.
Pada saat
bersamaan ada dua orang lain yang mengacungkan tangan. Yang satu tinggal di
Ciputat, Jakarta Selatan, dan yang kedua tinggal di Tanjung Priok, Jakarta
Utara. Pembawa acara menanyakan kepada para hadirin untuk menentukan mana
yang rumahnya paling jauh. Beberapa orang memilih Puspa yang rumahnya paling
jauh karena tinggal di Tangerang. Hampir semua orang setuju, Puspa sudah
senang sekali.
Tapi
tiba-tiba ada yang mengatakan bahwa sebenarnya yang di Tanjung Priok lebih
jauh jaraknya. Tangerang memang bisa dikatakan luar Jakarta, tapi dari segi
jarak, masih lebih jauh yang di Tanjung Priok. Hadirin lain ada yang setuju
dan ada yang tidak setuju. Tapi karena lebih banyak yang setuju, akhirnya
orang yang rumahnya di Tanjung Priok terpilih sebagai pemenang yang berhak
mendapatkan HP.
Semua
orang menganggap hal tersebut sebagai permainan saja. Tapi bagi Puspa,
kejadian itu sangat mengecewakannya. Dia sangat kecewa dengan keputusan
tersebut. Akhirnya Puspa mendapat sebuah selimut tebal. Puspa sangat kecewa.
Beberapa
waktu kemudian, terjadilah hujan lebat selama beberapa hari di Jakarta
sehingga beberapa daerah terkena banjir. Rumah Puspa kebetulan aman dari
banjir. Tapi rumah karyawan yang tinggal di Tanjung Priok itu terlanda
banjir. Untunglah seluruh anggota keluarganya sempat dievakuasi.
Diselamatkan
HP
Setelah
kembali bekerja, dia bercerita bahwa door prize HP yang diperolehnya telah
menyelamatkannya. Dengan HP tersebut dia bisa menghubungi sanak saudaranya
sehingga mereka bisa minta bantuan tim penyelamat untuk mengevakuasinya dan
seluruh anggota keluarga.
Mendengar
hal ini, Puspa malu sendiri. Ternyata HP tersebut lebih berguna di tangan
orang lain. Puspa malu pada dirinya sendiri. Bukankah dia bisa beli HP baru
lagi asalkan mau menabung? Dia merasa harus bersyukur karena teman kerjanya
terselamatkan oleh HP tersebut.
Kini Puspa
bisa mensyukuri hadiahnya karena ternyata adiknya sakit dan menggigil akibat
demam tinggi. Selimut tebal Puspa menjadi penyelamat sementara karena di
rumah memang tidak ada selimut.
Ketika
saya menjadi pembicara di salah satu public workshop, salah seorang peserta,
seorang ibu, bercerita. Ibu ini mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga
di rumahnya. Baru dua minggu bekerja, pembantu tersebut mengajukan satu
pertanyaan yang mengejutkan.
Dia
bertanya: "Bu, Ibu kok tiap hari pesta?". Tentu saja Ibu itu
terkejut, dia tidak merasa mengadakan pesta di rumahnya. Apalagi pesta tiap
hari. "Pesta? Pesta apa?", tanyanya heran. "Ibu tiap hari
masak ayam. Itu kan pesta?", jawab pembantunya dengan polos. Tentu saja
Ibu ini terkejut, tersentak, dan sekaligus terharu.
Hatinya
tersentuh. Hampir menangis rasanya. Berarti, pembantu ini biasanya hanya
makan ayam di saat pesta. Karena itu, pembantunya heran mengapa di tempatnya
bekerja setiap hari masak ayam, mengapa setiap hari mengadakan pesta. Ibu ini
hanya diam saja, tidak bisa berkata apa-apa, tidak bisa menjawab. Matanya
berkaca-kaca.
Sambil
menceritakan kisah inipun, mata beliau berkaca-kaca. Kisah tersebut membuat
semua orang yang ada di ruangan itu, seluruh peserta public workshop termasuk
saya yang menjadi pembicara, merasa tersentuh dan terharu, sekaligus merasa
malu. Mata kami juga berkaca-kaca.
Salah
seorang peserta mengaku merasa malu pada dirinya sendiri setelah mendengar
kisah tersebut. Dia berkata: "Di rumah, anak-anak saya sering berkata
Bosan ah. Makan ayam melulu.'' Padahal di luar sana, masih ada orang yang
hanya makan ayam kalau pesta". "Kita harus belajar untuk
bersyukur" kata salah seorang peserta lain. Semua setuju. Semua orang
tergerak untuk mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Mensyukuri semua yang
sudah diberikan Tuhan kepada kita.
Seorang
ibu yang berusia 50 tahun selalu dikira baru berumur 30 tahun. Benar-benar
awet muda. Ketika ditanya apa rahasianya, beliau menjawab:"Selalu
bersyukur. Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Meskipun kita
tidak menyadarinya." Betul sekali, Tuhan selalu memberikan yang terbaik
untuk kita semua. Be thankful! Give thanks for everything! |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU