“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan
kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.”
(Ef.2:19). Kita semua
(yang sudah percaya Yesus Kristus) adalah warga kerajaan Allah. Sebagai
warga kerajaan Allah, berarti kita berada di bawah covering dari Kingdom
of God dengan Yesus Kristus sebagai Presiden-nya. Tidak ada satu kuasapun
yang bisa menjamahmu tanpa seijin Tuhan Yesus. Santet, pelet, guna-guna tidak
bisa menjamahmu, sebab Anda berada di bawah covering kuasa darah Yesus.
Sebagai warga kerajaan Allah, Anda mendapat perlindungan khusus. Di Australia,
seorang warga negara (citizen) memperoleh hak-hak khusus yang tidak
dimiliki pendatang. Demikian pula sekarang, Anda bukan lagi pendatang, Anda
adalah warga negara di kerajaan Allah. Jika pemerintah sebuah negara bisa
menjamin warga negaranya, terlebih lagi Bapa kita di sorga juga bisa menjamin
kehidupan kita (warga kerajaan Allah).
“Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan
mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka
tentang Kerajaan Allah. Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka
tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak.
Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari
mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.” (Kis.19:8-9).
“Kira-kira pada waktu itu timbul huru-hara besar mengenai Jalan Tuhan.”
(Kis.19:23). Kerajaan
Allah disebut juga dengan Jalan Tuhan. Artinya, seseorang yang memasuki
kerajaan Allah sebenarnya sedang masuk dalam sebuah perjalanan (journey).
Perjalanan tersebut dimulai ketika memasuki “pintu gerbang” yaitu salib
Kristus. “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di
dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh
iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.” (Gal.3:13-14). Semua
kutuk hukum Taurat, kutuk kegagalan, dan kutuk kebinasaan sudah diselesaikan di
kayu salib. Lewat pintu gerbang salib, Anda sedang memasuki perjalanan tanpa
kutuk. Perjalanan kita diselimuti dengan kasih karunia (grace) dan berkat
Abraham.
“Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang danau.” Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Guru, Guru, kita binasa!” Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.” (Luk.8:22-24). Ketika terjadi badai, murid-murid Yesus menjadi panik. Mereka tidak tahu bahwa perjalanan bersama Yesus adalah perjalanan yang diselimuti dengan berkat, bukan dengan kebinasaan. Tapi mereka mengalami tantangan dan ujian. Sebenarnya Yesus ingin tahu apa yang ada dalam hatimu ketika engkau ditaruh di padang gurun. Janganlah panik bila engkau sedang melewati ujian kehidupan. Siapa yang memandang pada salib Kristus, ia tidak akan mati.
“Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” (Yes.43:1). Yakub diciptakan, tapi Israel dibentuk. Yakub dan Israel adalah orang yang sama. Sebelum Yakub menjadi Israel, Tuhan memproses dan membentuk dia menjadi emas murni lewat semua ujian yang harus dilaluinya.
“Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia. Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.” (Yes.51:2-3). Tuhan membentuk kita ketika kita sendirian di padang gurun, sampai tiba waktunya, kita akan muncul seperti emas. Di padang gurun kita harus intim dengan Tuhan. Padang gurun adalah tempat terbaik bagi Tuhan untuk mendidik anak-anak-Nya. Tanpa padang gurun, tidak akan ada Yusuf, Daud, Abraham. Setelah Allah memanggil (membentuk) Abraham, barulah Ia memberkati dan memperbanyak dia. Lewat padang gurun, Tuhan akan membuatmu menjadi besar.
“Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan Ia berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang danau.” Lalu bertolaklah mereka. Dan ketika mereka sedang berlayar, Yesus tertidur. Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Guru, Guru, kita binasa!” Iapun bangun, lalu menghardik angin dan air yang mengamuk itu. Dan angin dan air itupun reda dan danau itu menjadi teduh.” (Luk.8:22-24). Ketika terjadi badai, murid-murid Yesus menjadi panik. Mereka tidak tahu bahwa perjalanan bersama Yesus adalah perjalanan yang diselimuti dengan berkat, bukan dengan kebinasaan. Tapi mereka mengalami tantangan dan ujian. Sebenarnya Yesus ingin tahu apa yang ada dalam hatimu ketika engkau ditaruh di padang gurun. Janganlah panik bila engkau sedang melewati ujian kehidupan. Siapa yang memandang pada salib Kristus, ia tidak akan mati.
“Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” (Yes.43:1). Yakub diciptakan, tapi Israel dibentuk. Yakub dan Israel adalah orang yang sama. Sebelum Yakub menjadi Israel, Tuhan memproses dan membentuk dia menjadi emas murni lewat semua ujian yang harus dilaluinya.
“Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia. Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring.” (Yes.51:2-3). Tuhan membentuk kita ketika kita sendirian di padang gurun, sampai tiba waktunya, kita akan muncul seperti emas. Di padang gurun kita harus intim dengan Tuhan. Padang gurun adalah tempat terbaik bagi Tuhan untuk mendidik anak-anak-Nya. Tanpa padang gurun, tidak akan ada Yusuf, Daud, Abraham. Setelah Allah memanggil (membentuk) Abraham, barulah Ia memberkati dan memperbanyak dia. Lewat padang gurun, Tuhan akan membuatmu menjadi besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU