“Elia adalah manusia biasa sama seperti kita,
dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun
tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.” (Yak.5:17). Ada kuasa di dalam doa! Elia adalah manusia
biasa (sama seperti kita!), namun ketika ia sungguh-sungguh berdoa
supaya hujan jangan turun, maka hujanpun tidak turun selama 3,5 tahun.
Mungkin aneh bagi kita, mengapa Tuhan
menjawab doa Elia yang mendatangkan celaka bagi Israel? Tapi penyebabnya adalah
karena bangsa Israel telah jatuh dalam dosa penyembahan berhala yang
mendatangkan murka Tuhan.
Tidak ada hujan berarti tidak ada berkat.
Seringkali yang menyebabkan hidup kita tidak diberkati adalah karena kita
meninggalkan hubungan dengan Tuhan (tidak membangun mezbah Tuhan) dan mulai
menyembah “Baal”. Mari kita renungkan, “Baal” (berhala) apakah yang
masih ada dalam hidup kita? Mungkin itu hobi, pekerjaan, pelayanan, dsb, yang
kita perhatikan lebih daripada Tuhan. Hal itu membuat hidup kita tidak
diberkati Tuhan.
Meskipun Elia adalah manusia biasa,
kesungguhannya dalam berdoa mendatangkan dampak yang luar biasa. Doa artinya
bukan sekedar meminta, tetapi membangun hubungan dengan Tuhan. Ketika kita
lalai membangun mezbah Tuhan, meninggalkan hubungan dengan Tuhan, maka akan
terjadi kekeringan dalam hidup kita. Sebab sumber kehidupan adalah
Tuhan. Karena itu, nyalakan kembali kasih mula-mula (first love) kita
pada Tuhan. Ketika Elia dipercaya untuk mempersembahkan korban bagi Tuhan, yang
pertama Elia lakukan adalah membangun kembali mezbah Tuhan yang telah roboh.
Elia mengambil dua belas batu untuk membangun mezbah (melambangkan kembalinya
12 suku Israel kepada Tuhan).
“Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan
dan bumipun mengeluarkan buahnya.” (Yak.5:18). Doa yang membuat hujan turun ini dipanjatkan
Elia, setelah hubungan Israel dengan Tuhan dipulihkan, yaitu setelah nabi-nabi
Baal disembelih, setelah api Tuhan menyambar korban yang dipersembahkan Elia di
atas mezbah.
“Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu
berjaga-jagalah sambil mengucap syukur. Berdoa jugalah untuk kami, supaya Allah
membuka pintu untuk pemberitaan kami, sehingga kami dapat berbicara tentang
rahasia Kristus, yang karenanya aku dipenjarakan.” (Kol.4:2-3). Paulus mengajak jemaat di Kolose untuk
bertekun dalam doa dan berjaga-jaga sambil mengucap syukur. Dia pun minta
dukungan doa dari jemaat di Kolose agar Tuhan membuka pintu untuk pelayanannya.
Mungkin Anda bertanya, “Bukankah Paulus bisa berdoa sendiri kepada Tuhan?”
Benar, namun dengan “doa korporat” akan ada lebih banyak pintu yang dibukakan
Tuhan. Kemenangan bisa terjadi karena ada kesepakatan dalam doa.
“Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua
orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka
itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat.18:19). Elia mengalami kemenangan karena ia sepakat
dengan bangsa Israel untuk meruntuhkan mezbah-mezbah Baal dan membangun kembali
mezbah Tuhan, sehingga hasilnya hujan lebat turun (berkat tercurah).
Kesepakatan dalam doa membuat pintu-pintu yang masih tertutup (berkat, mujizat,
promosi, multiplikasi, dsb) akan dibukakan Tuhan.
(Ringkasan khotbah Gembala Senior, Ibadah
World Revival Center, 20 Desember 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU