“Karena
itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu
oleh penumpangan tanganku atasmu.” (2 Tim.1:6). Paulus memperingatkan Timotius
untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padanya. Kata “mengobarkan” berarti
ada tindakan aktif mengobarkan karunia yang ada di dalam kita. Sebenarnya,
masing-masing kita telah diberi karunia. Namun, seringkali yang membuat karunia
kita tidak efektif adalah sifat melankolis kita yang suka meratapi nasib, suka
meratapi keadaan, dsb, sehingga kita tidak mempercayai firman Allah.
“Sebab Allah
memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Tim.1:7). Ternyata “ketakutan” itu bukan sekedar
perasaan, tetapi roh. Apa yang engkau takutkan, biasanya itu yang terjadi
padamu. Jadi selidikilah hatimu, masih adakah roh ketakutan di sana? Allah
tidak memberikan roh ketakutan pada kita. Allah memberikan kepada kita roh yang
membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Kuat menghadapi kehidupan,
sanggup menghadapi tantangan. “Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih
karunia dalam Kristus Yesus.” (2 Tim.2:1).
Ada seorang
hamba Tuhan yang mencoba menghitung kata: “jangan takut”, “jangan kuatir”,
“jangan gentar” di dalam Alkitab, ternyata jumlahnya ada 367 kali. Berarti
jumlahnya masih lebih banyak daripada jumlah hari dalam satu tahun yang hanya
365 hari.
Karena itu,
kobarkan karunia keberanian itu (aktif). Ketakutan itu awalnya adalah sebuah
perasaaan, tapi lama kelamaan menjadi sebuah roh, sampai akhirnya engkau sudah
dikuasai ketakutan itu (paranoid). Jika dibiarkan terus, roh itu bisa
menghancurkan hidupmu.
“Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka:
"Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak
itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana
Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah
taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga
perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan
di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun,
menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!"
Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada
mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
(Mrk.4:35-40). Perhatikan, dalam kisah tersebut Yesus ada dalam salah satu
perahu, tiba-tiba datang angin taufan yang sangat dahsyat, sehingga
murid-murid-Nya panik, takut, gemetar, berteriak-teriak. Padahal Tuhan tidak
memberikan pada kita roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan.
Tuhan sudah mendesain Anda yang hidup di dunia ini untuk menjadi kuat
menghadapi apapun. Jadi, ketika menghadapi masalah, jangan mengasihani diri
sendiri. Karena itu, Yesus sampai berkata: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa
kamu tidak percaya?”
Tuhan memberikan roh yang membangkitkan kekuatan. Anda harus memahami hal ini supaya kehidupanmu mengalami lompatan iman. Bila murid-murid bisa tenang ketika menghadapi badai, berarti itu baru sekedar iman yang naik level. Tetapi bila murid-murid bisa tidur nyenyak seperti Yesus ketika menghadapi badai, berarti terjadi lompatan iman.
Yesus adalah seratus persen Tuhan, tapi ia juga seratus persen manusia. Artinya bisa mengalami rasa takut, rasa lapar, dsb. Namun, di tengah badai yang mengamuk, Yesus bisa tidur nyenyak. Luar biasa! Hal itu bisa terjadi karena Yesus punya pola pikir (mindset) yang sesuai Firman Tuhan: “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kol.3:15). Kita dipanggil, supaya damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita. Jadi seharusnya yang memerintah hati kita bukanlah roh ketakutan, melainkan damai sejahtera Kristus yang memerintah hati kita. Dalam musim kehidupan, Tuhan bisa ijinkan ada ujian-ujian iman dalam hidup kita. Masalahnya adalah pada cara kita merespon: apakah kita menganggap hal itu sebagai persoalan yang membuat kita terpuruk, atau hal itu merupakan ujian yang bisa mendatangkan hadiah?
“Hendaklah
perkataan Kri
stus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu
dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil
menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur
kepada Allah di dalam hatimu.” (Kol.3:16). Jika perkataan Kristus diam dengan
segala kekayaannya di antara kamu, perkataan Kristus itu bisa menjadikan dari
yang tidak menjadi ada. Kuasa perkataan Kristus membuat: Bartimeus melihat,
Lazarus bangkit dari kematian, Musa membelah laut Teberau, Elia berdoa sehingga
hujan tidak turun, Yosua menghentikan pergerakan matahari, dsb. Bila perkataan
Kristus yang penuh kuasa itu tinggal di dalam hatimu, maka sakit penyakit,
kutuk, kemiskinan pasti segera menyingkir dari hidupmu. Karena itu, janganlah
engkau takut! Kobarkan karunia yang ada padamu! Kobarkan roh keberanian yang
ada dalam dirimu!
(Ringkasan
khotbah Gembala Senior, ibadah World Revival Center, 23 Januari 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU