Memasuki masa doa puasa, kita
perlu mengerti cara berpuasa yang sehat, supaya kita mencapai tujuan puasa
kita, yaitu: menantikan-nantikan Tuhan dan memiliki tubuh yang sehat.
Sekarang, puasa sudah menjadi terapi dari kedokteran modern. Ada
penyakit-penyakit tertentu yang obatnya adalah puasa.
Kita selalu berdoa agar menerima:
“Umur panjang dan sehat di tangan kanan, kekayaan dan kehormatan di tangan
kiri.” Di dalam Alkitab tertulis bahwa Tuhan berjanji pada umat-Nya: “Jika
kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan apa yang
benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan
tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu
penyakit manapun, yang telah Ku-timpakan kepada orang Mesir; sebab Aku
Tuhanlah yang menyembuhkan Engkau.” (Keluaran 15:26). Dari firman
tersebut, jelas sekali bahwa Tuhan menginginkan kita memiliki tubuh yang sehat.
Jika ada seseorang yang berpuasa tapi tubuhnya justru tambah gemuk, berarti ada
yang salah dengan caranya berpuasa. Banyak orang berpuasa tetapi semakin gemuk
karena:
-
Tidak memperhatikan komposisi makanan saat breakfast (buka puasa).
Ketika buka puasa justru makan
sebanyak-banyaknya, sehingga buka puasa menjadi ajang “balas dendam”
(pelampiasan) dengan cara menambah porsi makan. Ketika berpuasa organ bagian
dalam tubuh kita sedang beristirahat, sehingga ketika dimasuki jumlah makanan
yang begitu banyak, organ tersebut jadi bekerja keras mengolahnya. Jadi hal itu
tidak baik untuk kesehatan kita.
-
Tidak memahami prinsip puasa: “Mengurangi kuantitas makanan yang masuk dalam
tubuh”.
Jika kita sungguh-sungguh
mengurangi kuantitas makanan yang masuk, maka seharusnya tubuh menjadi kurus
sesudah puasa.
-
Prinsip salah: “Menggeser jam makan.”
Puasa yang benar lamanya
berkisar: 15-16 jam, 18 jam, 20 jam, 24 jam (lamanya puasa tergantung
kondisi kekuatan tubuh kita, dan juga komitmen kita pada Tuhan). Kata breakfast
berasal dari kata break-a-fast (berbuka puasa), karena orang-orang
Kristen pada gereja mula-mula biasa berpuasa dengan tidak makan malam.
Mereka berbuka puasa pada pagi hari, kebiasaan makan di pagi hari inilah yang
sekarang kita sebut breakfast (sarapan).
Pola makan yang sehat:
SARAPAN PAGI (pukul
06-07) : 25 % (dari
kebutuhan kalori per hari)
Snack
(buah) (pukul 09-10) : 10
%
MAKAN SIANG
(pukul 12-13) : 35 %
Snack
(buah) (pukul 15-16) : 10
%
MAKAN MALAM (pukul 18-19) :
15 %
Snack (buah)
(pukul 21-22) : 5 %
(Keterangan: buah bukan juice)
Jumlah kalori harus disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh kita, sebab kebutuhan tiap orang berbeda. Orang yang
banyak bekerja dengan kekuatan otot (kuli bangunan, atlet olahraga) butuh
kalori yang lebih banyak. Kita harus bisa memilih dengan baik apa yang akan
kita makan, termasuk juga cara mengolahnya. Makanan yang diolah dengan cara
digoreng maka nilai kalorinya semakin tinggi. Kebanyakan makanan fastfood
(ayam goreng, burger) mengandung nilai kalori tinggi. Buah pun ada yang nilai
kalorinya tinggi (misal: mangga). Pilihlah buah seperti papaya, apel, jeruk,
yang cukup serat tapi tidak terlalu manis. Jangan mengkonsumsi makanan dengan
jumlah kalori melebihi yang kita butuhkan.
Pola makan yang teratur akan
membuat organ-organ tubuh bekerja dengan baik, tidak berlebihan pada jam-jam
tertentu. Dengan membiasakan komposisi dan pola makan yang sehat, maka setelah
kita selesai masa doa puasa, diharapkan kita memiliki komposisi dan pola makan
yang benar, sehingga manfaat kesehatan yang kita dapatkan pada saat berpuasa
bisa terus dipertahankan.
Apakah
badan kita termasuk gemuk atau tidak?
Cara
mengukurnya yaitu:
a. PENGUKURAN KASAR:
TINGGI BADAN-100 = BERAT MAKSIMAL
TINGGI BADAN-100-10 % = BERAT IDEAL
Contoh: 158-100 = 58 KG (BERAT MAKSIMAL)
158-100-5,8 = 52,2 (BERAT IDEAL)
b. PENGUKURAN BODY MASS INDEX:
BMI = ______BERAT BADAN (KG)____________
TINGGI BADAN
(M) X TINGGI BADAN (M)
= ___52____
1,58 x 1,58
= 20,82 = NORMAL
(NORMAL: 18,5-24,9)
c.
KLASIFIKASI
OBESITAS:
BMI < 18,5 = KURUS
18,5-24,9 = NORMAL
25-29,9 =
OVERWEIGHT/GEMUK
30-39,9 =
OBESITAS
>
40
= OBESITAS BERAT
Selain
berat badan, ada hal lain yang perlu diperhatikan. Kondisi kesehatan tubuh kita
juga bisa diketahui lewat nilai gula darah kita (lewat pemeriksaan di
laboratorium). Nilai gula darah seseorang bisa tinggi bila punya kebiasaan
minum yang serba manis (mengandung gula). Minuman yang paling sehat adalah air
putih (mineral).
Jangan
terlalu banyak makan makanan yang berlemak dan gorengan. Ada baiknya setahun
sekali kita periksa ke laboratorium.
NILAI LABORATORIUM NORMAL
GULA DARAH SAAT PUASA = 65-100 MG/DL
GULA DARAH 2 JAM SESUDAH MAKAN = < 140 MG/DL
KOLESTEROL TOTAL < 200 MG/DL
KOLESTEROL LDL < 100 MG/DL
KOLESTEROL HDL > 40 MG + 50 MG
TRIGLISERIDA = < 150 MG/DL
ASAM URAT = < 7 MG/DL (PRIA), < 5,7 MG/DL (WANITA)
UREUM = 8-20 MG/DL
KREATININ = 0,5-1,2 MG/DL
BMI = 18,5-25
LINGKAR PINGGANG = < 90 CM (PRIA) ; < 80 CM (WANITA)
TEKANAN DARAH = < 130/80
OLAHRAGA
Kita
juga perlu olahraga supaya tubuh kita sehat. Olahraga yang teratur membuat
tubuh kita tidak mudah lelah. Olahraga tergantung pada usia dan kondisi
badan. Supaya olahraga maksimal maka kualitas dan kuantitas harus tepat.
Olahraga yang dilakukan secara rutin tiap hari jauh lebih baik daripada
olahraga yang dilakukan seminggu sekali tapi langsung dengan beban yang besar
dan waktu yang lama. Contoh olahraga yang baik: 30 menit sehari selama 5-7
hari (jalan, jogging, bersepeda, senam aerobik, renang). Olahraga yang aman
untuk semua usia adalah olahraga yang bersifat aerobik (dengan oksigen),
artinya olahraga tersebut menggunakan oksigen secara teratur. Olahraga yang
bersifat aerobik membuat tubuh bergerak secara ritmis. Berbeda dengan olahraga
yang bersifat kompetisi (futsal, bulutangkis, dsb) yang justru memberi
beban pada jantung. Olahraga yang tepat dan teratur membuat tubuh kita bugar.
Seperti halnya keselamatan yang harus kita kerjakan, maka kesehatan pun perlu
kita kerjakan. Selamat memiliki tubuh sehat dan umur panjang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU