Oleh : Ebed Adonay
Alkitab menjelaskan Kristus Yesus, mati bagi dosa-dosa kita: "Kristus telah mati
karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan
bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab
Suci" (1 Korintus 15:3-4). Bukti-bukti meneguhkan bahwa Yesus yang
tidak berdosa mencucurkan darah dan mati di salib. Alkitab menjelaskan mengapa
kematian dan kebangkitan Isa menyediakan satu-satunya jalan masuk ke Surga
Hukuman dosa adalah
kematian
Allah menciptakan dunia dan manusia
dengan sempurna. Namun ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Allah, Allah
harus menghukum mereka. Seorang hakim yang membebaskan pelanggar hukum bukanlah
hakim yang baik. Demikian pula adalah tidak adil kalau Allah mengabaikan dosa.
Mati dalam neraka adalah hukuman yang adil untuk dosa. "Sebab upah dosa
ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus,
Tuhan kita" (Roma 6:23). Perbuatan amal sekalipun tidak mampu
memperbaiki segala dosa yang telah kita lakukan terhadap Allah yang suci.
Dibandingkan dengan kebaikanNya, "Segala kesalehan kami seperti kain
kotor" (Yesaya 64:6).
Sejak dosa Adam, setiap orang telah
berdosa dan tidak taat kepada hukum Allah yang adil. "Karena semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah," (Roma 3:23).
Dosa bukan hanya hal-hal yang besar seperti membunuh atau menghujat, tapi juga
termasuk berdusta, tamak dan mencuri. Bahkan cinta uang atau membenci musuh
adalah dosa. Karena dosa setiap orang akan mengalami kematian – terpisah dari
Allah untuk selamanya di dalam neraka.
Sekalipun Allah mengusir Adam dan Hawa
dari Taman, Allah tidak membiarkan mereka begitu saja tanpa janji mengenai
firdaus. Allah berjanji untuk mengirimkan Korban yang tak berdosa untuk
menanggung hukuman yang sepatutnya mereka tanggung (Kejadian 3:15).
Hingga saat itu tiba, orang-orang akan mempersembahkan domba yang tak bersalah
sebagai korban pengganti untuk menanggung hukuman mereka. Mengorbankan binatang
menunjukkan pengakuan bahwa dosa mereka mengakibatkan kematian, dan juga
penyesalan akan dosa mereka dan iman akan Korban yang akan datang dari Allah
yang akan menanggung hukuman dosa mereka. Allah menegaskan kembali janjiNya
mengenai Korban yang sempurna ini dengan orang-orang seperti Abraham (Ibrahim)
dan Musa.
Nabi-nabi menubuatkan
kematian Yesus
Dari Adam sampai Isa, Allah mengutus
para nabi kepada umat manusia untuk memperingatkan mereka akan hukuman dosa dan
menubuatkan kedatangan Juruselamat. 700 tahun sebelum Juruselamat dilahirkan,
nabi Yesaya menggambarkan Dia:
Siapakah yang percaya kepada berita
yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering.
Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan
rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak
masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul
dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia
diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan
bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya
sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di
depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah
penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan
jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai
orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan
mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar
sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan,
yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan
karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung
dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak (Yesaya 53:1-12).
Sang nabi membandingkan datangnya sang
Korban dengan seekor domba, disembelih karena dosa-dosa orang lain.
Berabad-abad kemudian, nubuat Yesaya dipenuhi dalam diri Tuhan Yesus yang
sempurna, lahir dari anak dara Maria. Yesus tidak memiliki ayah secara lahiriah
karena Dia berasal dari Allah. Ketika nabi Yohanes Pembaptis melihat Dia, Dia
berseru, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yohanes
1:29).
Tuhan mengorbankan
Yesus untuk dosa
Dengan mengutus Yesus ke dalam dunia,
Tuhan memenuhi janjiNya akan Juruselamat dari dosa. Berbeda dengan kita, Yesus
tidak pernah berdosa. Karena itu Tuhan mengorbankan Yesus sebagai pengganti
kita yang sempurna. Dia menanggung hukuman yang sepantasnya kita tanggung,
kematian. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa
karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (2 Korintus
5:21). Oleh karena itu Yesus lebih dari sekedar seorang Nabi. Allah membuat
Dia menjadi Juruselamat dan Tuhan (lihat Filipi 2:6-11).
Selama hidupNya orang banyak
berbondong-bondong datang kepadaNya untuk kesembuhan dan pengajaranNya. Pada
waktu yang telah ditentukan Allah, Allah menyerahkan Yesus untuk dikorbankan
bagi dosa. Orang banyak berseru, "Salibkan Dia!" Tentara memukul,
mengejek dan menyalibkan Dia. Sebagaimana telah dinubuatkan Yesaya, Yesus
disalibkan di antara dua orang penjahat dan dikuburkan dalam kubur orang kaya.
Namun Dia tidak tetap tinggal dalam kuburan. Karena Allah telah menerima
korbanNya, Allah menggenapi nubuat lainnya dengan membangkitkan Yesus dari
antara orang mati (Mazmur 16:10; Yesaya 26:19).
Mengapa Yesus
harus mati?
Yesus harus mati karena kita tidak bisa
masuk firdaus dengan jasa-jasa kita sendiri. Ingat, Allah yang suci tidak dapat
membiarkan dosa tidak dihukum. Jika kita menanggung dosa kita sendiri, kita
akan menderita di dalam neraka. Puji Tuhan, Dia memegang janjiNya dengan
mengutus dan mengorbankan Sang Pengganti yang menanggung dosa-dosa dari
orang-orang yang percaya kepadaNya. Kitab Injil mengatakan: "Karena waktu
kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu
yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang
benar, tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati. Akan
tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah
dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab
jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian
Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan
diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah
dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu [hubungan yang dipulihkan]" (Roma 5:6-12).
Sebab itu, sama seperti oleh satu
pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan
kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat
ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa
bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama
seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa
oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita (Roma
5:18-21).
Oleh karena itu Yesus harus mati untuk
menyediakan satu-satunya jalan ke firdaus. Jika Anda percaya bahwa Yesus mati
dan bangkit untuk menyelamatkan Anda, bertobatlah dari jalan Anda sendiri dan
percayalah kepada Yesus! Ikuti Dia sebagai Tuhan yang kekasih karena Dia akan
menguatkan Anda melalui FirmanNya, Alkitab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU