Oleh: Ev.
Margareth Linandi
Jikalau
ditanyakan sebuah pertanyaan kepada kita, apa jawabnya? Pertanyaannya seperti
berikut, ”Siapakah yang ingin jadi pemimpin?” Pasti semua akan menjawab, ”Saya
mau.” Intinya adalah semua orang ingin menjadi yang terbesar dari segalanya.
Jikalau
pertanyaan kedua ditanyakan, ”Siapa yang mau menjadi pemimpin tapi mau menjadi
hamba?” Tentu semua orang langsung spontan mengatakan ”tidak.”
Seorang tuan
rumah di rumah pasti tidak akan melakukan pekerjaan rumah tangga walaupun
pembantunya sedang sakit. Semua pasti menyerahkan pada pembantu. Atau seorang
pemimpin di kantor akan sedapat mungkin memberikan perintah demi perintah
kepada bawahannya supaya bawahannya menurut dan mengerjakan tugasnya. Sebagai
contoh: di kantor, jarang ada pemimpin yang melakukan tugas seperti membuat
teh, menyapu, mengepel ruang kantornya, yang ada adalah umumnya kebanyakan
memerintah OB (Office Boy/Girl) untuk menyapu, mengepel, menyediakan teh,
membersihkan ruang rapat, dan lainnya.
Apa pendapat
Alkitab tentang pemimpin yang berjiwa hamba? Ada beberapa poin tentang pemimpin
yang berjiwa hamba. Secara khusus penulis akan menjabarkan dan menjelaskan Yohanes 13, dan beberapa pasal pendukung
lainnya.
1. Dalam Yoh
13:4-5 di mana Yesus menanggalkan jubah-Nya dan mengambil kain lalu membasuh
kaki murid-murid-Nya. Simon sempat marah waktu Yesus hendak membasuh kakinya.
Jawab Yesus, ”Jika kamu tidak dibasuh maka kamu tidak mendapat bagian dalam
Aku.”
Apa alasan
Yesus melakukan pencucian kaki terhadap murid-murid-Nya?
1. Karena
Yesus mengetahui waktunya sudah dekat lagi dan ia tidak bisa bersama dengan
murid-Nya lagi maka ia mengajarkan satu pelajaran bagaimana saling mempercayai
murid dengan murid lainnya.
Zaman
dahulu, pekerjaan membasuh kaki adalah pekerjaan seorang budak/ hamba.
2. Yesus mau
murid-murid-Nya sadar dan belajar untuk saling menghormati, menghargai,
menyayangi dan menyadari bahwa dirinya adalah seorang hamba dan tidak ada yang
meninggikan diri satu dengan lainnya.
3. Yesus mau
mengajarkan bahwa jikalau seseorang ingin menjadi pemimpin maka ia harus siap
menjadi yang terakhir dan pelayan dari semuanya. (Markus 9:35).
Apa syarat
pemimpin yang berjiwa hamba:
2. Rendah
hati. Berarti menyadari bahwa apa yang ia lakukan tidak berarti tanpa seizin
dan perkenan Tuhan. Orang yang rendah hati adalah orang yang mau tunduk dan
rela dikikis, dibentuk oleh Tuhan.
3. Murah
hati. Pemimpin yang berjiwa hamba adalah mau memberi, jika ada kesusahan,
mempunyai hati yang mau membantu, ringan tangan dan punya hati menolong sesama.
4. Mempunyai
fokus yang tertuju pada Tuhan. Ini mempunyai arti seorang pemimpin yang berjiwa
hamba hanya ingin nama Tuhan saja dipermuliakan bukan dirinya yang ditinggikan.
Dicari
pemimpin yang berjiwa hamba? Termasuk pemimpin yang bagaimanakah kita? Biarlah
di manapun kita ditempatkan dan berada, kita tidak menjadi pemimpin yang
sombong dan egois, tetapi pemimpin yang rendah hati dan siap menerima kritikan
untuk membangunnya. Biarlah kita menjadi pemimpin yang berjiwa hamba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU