Pada Bulan Ramadhan, seluruh umat Muslim di Indonesia melaksanakan
puasa. Maka, sebagai negara mayoritas Muslim, puasa ditandai dengan
“perintah” untuk menutup kedai-kedai makan. Tujuannya, agar menghormati
mereka yang sedang melaksanakan puasa.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, puasa diartikan sebagai “tidak makan dan tidak minum dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan)”.
Perintah Puasa di Al-Quran
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa.“
Sayangnya, tidak sedikit umat Muslim mengartikan ayat tersebut
sebagai “ayat kewajiban”. Tidak melihat segi kebenaran atau siapa
sesungguhnya telah mewajibkan. “...sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu...” (Qs 2:183).
Puasa Kristen dan Islam Berbeda
Semua orang tahu bahwa puasa Islam dan Kristen sangat jauh berbeda. Di antara perbedaan itu adalah:
Pertama: Umat Kristen tidak pernah diwajibkan berpuasa seperti
yang diajarkan Muhammad. Tidak ada puasa-wajib dalam ajaran Isa, yang
dilaksanakan dengan ritual-ritual tertentu. Bila dilaksanakan mendapat
pahala berlimpah dan jika dilalaikan akan berdosa.
Bagi orang Kristiani, puasa dilakukan dengan cara yang baik, di mana
Tuhan berkenan atasnya. Bertujuan untuk mencari wajah dan belas kasih
Tuhan. Pelaksana rindu agar mempunyai hubungan lebih intim dengan
penciptanya.
Ketiga: Puasa dalam Islam lebih menonjolkan aktivitas lahiriah, atau ibadah
jasadiyyah. Yaitu aktivitas berkorban dengan cara meninggalkan,
membatasi, dan menjauhi nafsu kedagingan. Harapannya mendapat ridho dan
pahala dari Allah.
Tentu ini sangat berbeda dengan puasa Kristiani, yang pada dasarnya
berakar dari “suasana perkabungan”, jeritan atau keprihatinan yang
sangat serius. Mengapa? Pelaksana harus mencari tangan dan wajah Tuhan
dalam kerendahan hati yang sangat dalam.
Tujuan Muslim Berpuasa
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa tujuan umat Muslim
berpuasa ialah mendapatkan ridho dan pahala dari Allah. Selain itu
pelaksana juga yang secara diam-diam akan menuntut penghormatan atas
dirinya oleh orang lain dan lingkungannya.
Hal ini dapat terlihat dari banyaknya kasus pemukulan dan
penganiayaan yang terjadi di bulan Ramadhan, terhadap “orang kafir” yang
kebetulan makan-minum disekitarnya. Kesimpulannya, mereka telah
melecehkan dirinya yang sedang berpuasa. Maka kedai-kedai makan dan
resto “dihimbau” (malah ada yang diwajibkan) untuk ditutup atau
setidaknya setengah tertutup.
Isa – Ajaran-Nya Tentang Berpuasa
“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung
selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta
langit” (Kitab Nabi Nehemia 1:4).
Terdapat begitu banyak ayat dalam Taurat dan Injil yang menjelaskan
bahwa tujuan berpuasa adalah merendahkan diri, mencari wajah Tuhan dan
membangun satu hubungan khusus dengan-Nya. Jelas tujuan ini berbeda
dengan motivasi umat Muslim dalam berpuasa, yaitu mengharapkan imbalan
pahala.
Firman Allah dalam Kitab Suci-Nya berbunyi, “Dan apabila
kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka
mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. ” (Injil, Rasul Besar Matius 6:16)
Puasa Pengikut Isa Tidak Boleh Diketahui Orang Lain
Seorang pengikut Isa yang sedang berpuasa, tidak memerlukan pujian
dan penghargaan dari orang-orang disekitarnya. Juga tidak memerlukan
perlakuan istimewa, yaitu dengan menjauhkan setiap makanan-minuman dari
hadapanya. Ia juga tidak menganiaya orang yang sedang makan
dihadapannya karena tidak menghargai dia yang sedang puasa.
Puasa adalah hubungan rohani dengan Allah. Cukup jikalau hanya Allah saja yang mengetahuinya.
Lebih jauh Isa menjelaskan, “Tetapi apabila engkau berpuasa,
minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang
bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di
tempat tersembunyi. . . . . ." (Injil, Rasul Besar Matius 6:17-18).
Tujuan Puasa: Mendekatkan Diri Pada Allah, Bukan Mendapat Pahala
Demikianlah tujuan seorang pengikut Isa Al-Masih berpuasa, yaitu
mendekatkan diri pada Sang Khalik. Bukan untuk mendapat pahala berlimpah
agar layak masuk sorga. Sebab, seorang yang menerima Isa Al-Masih
sebagai Juruselamat, telah menerima 'jaminan' keselamatan sorgawi dari
Isa Al-Masih.
Kitab Suci berkata, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia [Isa Al-Masih], sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Injil, Kisah Para Rasul 4:12).
Sumber: http://www.isadanislam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU