Oleh Dr. W.A. Criswell
Diterjemahkan Made Sutomo, M.A.
Mazmur 85:2
Pada kesempatan ini saya akan menyimpulkan presentasi saya
tentang cerita kebangunan rohani dengan istilah dan pengertian kebangunan rohani
masa kini. Firman Tuhan dalam kitab Mazmur 85:6 mengatakan demikian: “Untuk
selamanyakah Engkau murka atas kami, dan melanjutkan murkamu turun temurun?
Berikut ini saya akan menjelaskan beberapa fakta tentang apa
yang terjadi bila kebangunan rohani terjadi. Secara khusus kita akan melihat
dampaknya terhadap bangsa, kota, rumah tangga dan jiwa yang terhilang.
1.
Kebangunan Rohani Menyelamatkan Suatu Bangsa
Dampak pertama dari kebangunan rohani yang akan kita lihat
adalah bahwa kebangunan rohani dapat menyelamatkan suatu bangsa. Kita akan
melihat cerita ini dalam sejarah bangsa Israel, khususnya dalam pemerintahan
Manase. Manase adalah raja Israel, untuk suku Yehuda, selama 55 tahun, dan
karena pelanggaran-pelanggaran yang ia lakukan sungguh melampaui batas, maka
Allah berkata, “Aku akan mengeluarkan bangsa tersebut dari hadapanKu.”
Manase digantikan oleh Amon, anaknya, dan Amon bahkan lebih
jahat dibandingkan dengan ayahnya. Ia membuat moral bangsa Israel sangat
merosot dan rusak. Amon sendiri akhirnya dibunuh oleh budaknya di tempatnya
sendiri.
Selanjutnya, setelah Amon mati, maka ia digantikan oleh anaknya
yang bernama Yosia, yang ketika masih berumur delapan tahun. Jadi, Yosia naik
tahta ketika ia dalam umur yang masih muda, dan juga ketika keadaan bangsa
Yehuda sangat merosot dan rusak.
Selama delapan tahun dalam pemerintahannya, ketika ia berumur 15
tahun, Yosia secara luar biasa bertobat. Ia sungguh-sungguh mencari Tuhan dan
Tuhan memandangnya dari sorga serta menjawab doa Yosia, Raja yang muda itu.
Dengan meneliti seluruh Bait Allah, membuka pintu Bait Allah
untuk pertama kalinya dalam satu generasi, membersihkan reruntuhan dan debu-debu,
akhirnya mereka menemukan Kitab Suci Allah.
Kitab itu kemudian dibacakan di depan Yosia, dan rakyat
berketetapan hati mengambil keputusan untuk berpaling dari dosa-dosa mereka dan
datang kepada Allah. Sebagai hasilnya, kebangunan rohani terjadi di masa
pemerintahan Yosia. Dalam kebangunan rohani itu, Daniel, Mesakh, Sadrakh dan
Abednego diselamatkan dari kehancuran.
Seandainya raja yang meneruskan Yosia sama seperti dia, hal itu
akan menyelamatkan Israel hingga Hari Tuhan, karena kebangunan rohani
benar-benar menyelamatak satu bangsa. Dalam cerita kebangunan rohani atau
Goncangan Besar (Great Awakening), Charles Wesley, dengan karunia
musiknya, dengan lagu-lagu rohaninya dipakai oleh Tuhan untuk menggugah
jiwa-jiwa pendengarnya, dan John Wesley, dengan firman Tuhan yang disampaikan,
telah membawa Inggris kepada satu hari bertobatan dengan mencari wajah Allah,
yang mengakibatkan Inggirs luput dari Revolusi Peranci yang berdarah itu.
Seandainya kebangunan rohani yang dipimpin oleh Joh Wesley tidak
terjadi, maka banjir darah yang terjadi di seluruh negara Perancis akan terjadi
juga di seluruh Inggris. Akan tetapi, sementara orang-orang Perancis saling
membunuh satu sama lain, dan dalam satu hari ada ribuan orang yang mati dengan
kepalanya dipenggal, sebaliknya Inggris mengalami kebangunan rohani di bawah
pimpinan kedua bersaudara dari hamba Tuhan, John Wesley dan Charles Wesley serta
George Whitefield.
Satu kebangunan rohani akan menyelamatkan satu bangsa.
Kerusuhan yang sama dan penumpahan darah yang sama yang terjadi di Perancis akan
juga menyifatkan konflik-konflik ras dan persoalan-persoalan ekonomi yang
menimpa Amerika. Amerika tidak kebal terhadap semua hukuman Allah yang kita
temukan dalam sejarah bangsa-bangsa lain.
Tetapi kebanguan rohani besar di bawah pelayanan John Wesley
juga dapat menyelamatkan Amerika. O, kiranya mata kita sendiri bisa melihat itu
pada masa hidup kita, bahwa sejumlah orang akan bertobat dan berpaling kepada
Allah! Jadi, dari contoh-contoh tadi kita bisa melihat bahwa kebanguan telah
menyelamatkan bangsa.
2.
Kebangunan Rohani Menyelamatkan Kota.
Sebagaimana kebangunan rohani bisa menyelamatkan satu bangsa,
maka ia juga dapat menyelamatkan satu kota. Seperti Yunus, di utus oleh Allah
untuk pergi ke Niniwe, ke pusat kerajaan purba dari Asyur dan ia berkata, “Empat
puluh hari lagi, maka Ninewe akan ditunggangbalikan” (Yunus 3:4).
Dan ketika kata-kata itu didengar oleh raja, maka ia pun
menanggalkan jubah kebesarannya dan dengan mengenakan kain kabung ia duduk di
abu. Selanjutnya seluruh orang-orang pentingnya dan seluruh penduduk kota juga
menanggalkan baju mereka dan ikut mengenakan kain kabung dan sambil duduk di
debu mereka mengaku dosa-dosa mereka.
Saya membayangkan bahwa pada saat itu Allah yang melihat keadaan
mereka dari sorga mungkin berkata, “Lihatlah, lihatlah, raja menundukkan
wajahnya di antara lututnya, ia berdoa dan mohon pengampunan.” Dan bahkan secara
luar biasa keledai-keledai dan binatang-binatang lainnya pun dikenakan pakaian
kabung. Melihat itu akhirnya Allah berkata, “Aku akan menyelamatkan kota
Nineweh.” Jadi, kebangunan rohani benar-benar menyelamatkan kota.
3.
Kebangunan Rohani Menyelamatkan Keluarga
Ketika rasul Paulus datang dan memberitakan Injil di Listra,
seluruh keluarga tersebut berpaling kepada Tuhan Yesus. Dan akhirnya anak muda
yang bernama Timotius yang telah diselamnatkan itu kemudian menjadi pengikut
Paulus dalam perjalanan misinya yang luar biasa itu dan menjadi gembala sidang
di jemaat Efesus.
Jadi, satu kebangunan rohani dapat menyelamatkan keluarga, dan
dapat menyatukannya bersama di dalam Tuhan. Keluarga yang telah diselamatkan
dapat memelihara dan mendidik seorang anak laki-laki dalam Kristus dan dapat
mengutusnya sebagai seorang misionari dan sebagai pengkhotbah Kabar Keselamatan
dari Yesus Kristus.
4.
Kebangunan Rohani Dapat Menyelamatkan satu Jiwa
Kebangunan rohani dapat menyelamatkan satu bangsa, satu kota,
satu keluarga dan juga dapat menyelamatkan satu jiwa. Misalnya, di kota
Samaria, Roh Kudus dari Allah memberkati Filipus, seorang diakon dan juga
seorang penginjil sebagai pemberita Injil. Di tengah-tengah pencurahan Roh
Kudus di Samaria, Allah mengutus dia sendiri ke jalan yang turun dari Yerusalem
ke Gaza. Karena menaati suara Tuhan, Filipus yang adalah seorang diakon dan
penginjil itu berdiri di pinggir jalan itu.
Bukankah hal itu satu hal yang luar biasa? Dalam kebangunan
rohani seseorang dibuat menjadi peka terhadap Firman Allah dan kepada suara
Tuhan serta kepada pimpinan Roh Kudus. Dengan meninggalkan kota Samaria,
Filipus yang penuh urapan itu, berdiri seorang diri di tepi jalan besar tersebut,
dan jalan itu sangat sunyi karena daerah itu adalah pada gurun. Kemudian
tiba-tiba datang seorang Etipia, seorang sida-sida, seorang pembesar dan kepala
perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia yang sedang pergi ke Yerusalem
untuk beribadah. Sepulangnya, sida-sida ini ia duduk dikeretanya dan saat itu
ia sedang membaca kitab nabi Yesaya.
Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah!”
Ketika Filipus mendekati kereta sida-sida itu, ia mendengar sida-sida itu sedang
membaca kitab Nabi Yesaya 53. Kata Filpus kepadanya: “Mengertikah tuan apa yang
tuan baca?” Jawabnya: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang
membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Setelah
selesai membaca Yesaya 53:7-8, sida-sida itu bertanya, “Tentang siapakah nabi
berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Untuk
menjawab pertanyaan itu, maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas
itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya. Mereka melanjutkan perjalanan mereka,
dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: “Lihat, di situ
ada air; apakah halangannya jika aku dibaptis?” Sahut Filipus: “Jika tuan
percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya, bahwa Yesus
Kristus adalah Anak Allah.” Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta
itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida, dan Filipus
membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba
melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan
perjalanannya dengan sukacita.” Sebagai seorang yang sudah berjumpa dengan
Tuhan, sida-sida itu mungkin akan berkata, “Mulia bagi Allah, haleluaya, Aku
telah berjumpa dengan Tuhan!” Itulah kebangunan rohani.
Kebangunan rohani menyelamatkan bangsa kita, kota kita, keluarga
kita, dan jiwa-jiwa kita – merupakan kebangunan rohani besar zaman kita.” Mari
kita berdoa kepada Tuhan dengan berkata, “Ya Tuhan, hidupkan pekerjaanMu di
tengah-tengah tahun-tahun sehingga umatmu bersukacita di dalam Engkau.”
Kebaktian kebangunan Rohani sangat penting kita ikut bersama, karena dapat memberikan semangat utk senantiasa kita diubahkan dan bergantung sepenuhnya hidup kita kepada Dia, dalam menghadapi kesesakan, kesusahan, kesulitan hidup, dan memberikan jalan keluar dan kelegaan dan kedamaian selalu..Tuhan Yesus pasti memberikan pengharapan utk menyelamatkan kita semua..Amin Gbu-EldoRey.
BalasHapus