Leader (WL) merupakan salah satu figur penting dalam kehidupan ibadah jemaat seperti halnya pengkhotbah, musician, singer, dan pelayan lainnya. Kehadiran seorang WL
yang benar-benar memahami akan tugas dan tanggungjawabnya merupakan
berkat yang harus senantiasa disyukuri karena harus diakui bahwa ada
cukup banyak WL yang kurang memahami akan peran yang diembannya, yaitu memimpin jemaat dalam memuji Tuhan.
Sebagai
musisi yang terlibat dalam pelayanan musik gereja, kita bukan hanya
dituntut memiliki pengetahuan teknis semata namun juga pemahaman
teologis yang benar tentang hakekat pelayanan pujian. Pelayanan
musik gereja bertujuan untuk membantu jemaat dalam menghayati iman
kepercayaan mereka melalui nyanyian dan juga membantu jemaat untuk
dapat bernyanyi dengan baik dan benar.
Saya berharap bahwa melalui tulisan ini dapat membantu semangat dan motivasi kita dalam melayani Tuhan sebagai pelayan Pujian dan Penyembahan.
Profil Pelayan Musik Gereja
Aspek Spiritual
Pelayanan musik gereja tak berbeda dengan bentuk-bentuk pelayanan lainnya di gereja, dapat dipandang sebagai:
a. Ibadah yang sejati
b. Kewajiban yang patut dijalankan oleh setiap orang Kristen sebagai wujud baktinya kepada Tuhan.
c. Panggilan mulia
d. Cara menyenangkan Tuhan
Aspek Musikal
Banyak orang menghubungkan antara pelayanan di gereja dan sikap amatiran.
Artinya bahwa kompetensi kalah penting bila dibandingkan keterpanggilan
seseorang untuk terlibat dalam pelayanan. Banyak orang yang sebenarnya
mampu dan tepat untuk melayani di gereja sesuai dengan talentanya,
namun justru sama sekali tidak tergerak untuk memberikan waktu dan
tenaganya dengan dalih tuntutan pekerjaan dan kesibukan. Sebaliknya
ada segelintir orang yang tidak memiliki kompetensi yanng sesuai untuk
melayani pada suatu bidang, namun memiliki keterpanggilan dan jiwa
melayani.
Berkaitan dengan aspek musikal yang dituntut, maka seorang pelayan musik gereja seyogyanya:
1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang teori musik, sejarah musik dan harmoni.
2. Memiliki kemampuan mendengar dan membaca notasi musik dengan baik.
3. Melaksanakan latihan secara disiplin dan teratur.
4. Mengembangkan kemampuan musiknya secara terus menerus ( 1 Taw 9:33)
Aspek Kepribadian
Berkaitan dengan aspek kepribadian yang harus dimiliki oleh WL, maka menurut Th. Mawene dalam bukunya “Gereja yang Bernyanyi” mengatakan bahwa WL haruslah : Sehat
jasmani, ramah, rendah hati, berwibawa, memiliki sifat kepemimpinan,
memiliki kemampuan untuk memberi motivasi orang lain, humoris,
memiliki inisiatif, menjunjung profesionalisme, bertanggung jawab,
memahami dan menyukai pekerjaannya, dan mampu bekerjasama dengan orang
lain.
Beberapa Catatan Penting Seputar Nyanyian Jemaat
Dalam pengamatan saya sebagai WL dan jemaat, ada beberapa catatan penting di seputar praktik nyanyian jemaat, yaitu:
1. WL seringkali tidak menguasai melodi lagu yang sebenarnya. Kesalahan yang biasa terjadi dapat ditemukan pada lagu-lagu baru, yang belum ada panduan atau jiplakan berupa kaset, cd, dll.
2. WL seringkali memilih nada dasar yang disesuaikan dengan jenis suaranya ketimbang memperhatikan keberagaman jemaatnya.
3. Nyanyian jemaat seringkali dibawakan tidak sesuai dengan tempo yang seharusnya. Ini berhubungan dengan pengiring.
4. Beberapa WL seringkali mengabaikan instruksi-instruksi musikal yang tertulis dalam lagu itu sendiri, misalnya: interlude, over tune, dll
5. Kecenderungan WL mengabaikan atau tidak mengetahui birama. Hal ini penting karena berimbas pada ketukan tepuk tangan yang dilakukan jemaat.
6. Kecenderungan
yang sering terjadi belakangan ini bahwa kebanyakan nyanyian jemaat
hanya dinyanyikan sebagian dan bukannya keseluruhan baitnya. Padahal
sebagian besar nyanyian jemaat mengungkapkan pemahaman teologis yang
bertahap melalui keseluruhan baitnya.
7. Kurangnya pemahaman WL
terhadap setiap lagu yang dibawakannya. Akan terasa sangat berbeda
halnya jika mencoba melakukan sedikit survey terhadap lagu-lagu jemaat
yang akan dipimpinnya.
8. Terakhir
masih ada cukup banyak lagu-lagu jemaat yang jarang atau belum pernah
dinyanyikan, karena terpaku dengan tren lagu yang sedang sering
didengar.
Beberapa Saran Khusus Bagi Pemandu Nyanyian Jemaat
Kenneth
W. Osbeck dalam bukunya The Ministry of Music menuliskan beberapa saran
khusus bagi pemandu nyanyian jemaat agar dapat melaksanakan perannya
secara baik, yaitu:
1) Mempersiapkan diri dengan baik
2) Memimpin jemaat dengan antusias, sungguh-sungguh dan penuh keramahan
3) Komunikatif dan jangan terpaku pada lagu
4) Nyanyikan lagu sesuai dengan tempo dan ritme yang tertulis
5) Dalam memulai frase baru, WL dituntut untuk bersikap tegas baik dalam memberikan gerakan mengabah maupun melagukan bagian tersebut.
6) Lagu baru perlu diajarkan kepada jemaat
7) Berikan instruksi dengan suara yang keras dan menarik
8) Hindari gerakan maupun ekspresi yang berlebihan
9) Kenali nyanyian jemaat yang akan dipandu dengan baik
10) Jadilah diri sendiri dan percaya diri
11) Perlu persiapan khusus dengan pengiring
12) Perlunya latihan mandiri
13) Usahakan agar ibadah dapat mengalir dengan baik dan jemaat menikmati nyanyian jemaat yang dibawakannya.
Penutup
Mengakhiri
tulisan ini, penulis ingin mengatakan bahwa semua yang telah
dibicarakann semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kita khususnya melalui musik. Dengan mengevaluasi kembali
motivasi kita sebagai pelayanNya. Sementara itu untuk meningkatkan
aspek musikal yang kita miliki, sebaiknya kita mengikuti pelatihan dan
pembinaan musik gereja agar pelayanan musik gereja dapat berkembang
dengan baik dan semakin banyak jemaaat yang diberkati melalui pelayanan
kita. Selamat Melayani Tuhan Memberkati.
Pdt. I Nyoman Djepun, S.Th
Peggy A. Aipassa, S.Si
Dengan rendah hati saya Bagyo Pramudito (66thn), tidak punya jabatan apa2, tidak punya bidang layanan apapun di gereja yang sudah 30 tahun lebih saya digembalakan, menyampaikan masukan sbb:
BalasHapus1. Seorang WL harus punya kehidupan penyembahan secara pribadi di rumah, dan rajin (karena cinta bukan keharusan persyaratan) mengikuti kebaktian doa dan penyembahan di gereja.
2. VOLUME SUARA WL dan instrumen musik tidak MENDOMINASI suara jemaat sehingga jemaat MEMPUNYAI KELELUASAAN untuk menyampaikan isi hatinya melalui nyanyian kepada kekasihnya yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Kalau volume suara WL dan instrumen musik sangat keras (sekarang sedang trend) maka jemaat "malas" menyanyi karena KALAH dengan volume suara WL dan instrumen musik. Idealnya suara WL intrumen musik 50% dari suara jemaat 100%, kecuali nyanyian baru di mana jemaat baru belajar maka volume suara WL harus lebih besar dari jemaat dan instrumen musik tetap 50%.
Semoga bermanfaat, selamat melayani.
Bagyo Pramudito BAA (Bukan Apa Apa) (66thn)