Pepatah favorit saya pada waktu duduk di bangku Sekolah Dasar adalah "sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga." Saya sebut favorit karena selain mengajar saya untuk selalu mawas diri, tupai adalah musuh saya karena kegemarannya makan kelapa di kebun nenek saya.
Mawas diri tentu saja bukan pelajaran khusus untuk anak sekolah dasar melainkan untuk semua usia. Di dunia ini dipastikan bahwa tidak ada manusia bahkan yang paling suci sekalipun yang kebal terhadap pencobaan. Seperti contoh Alkitab kali ini, Petrus. Ketika Yesus memperingatkan Petrus dengan lembut supaya dia berhati-hati, dia malah semakin percaya diri bahwa dirinya tidak akan jatuh "seperti murid-murid yang lain." Sungguh kalimat yang terlihat "menenangkan Yesus" dari seorang Petrus. Sejujurnya kalimat Petrus ini justru malah menyedihkan hati Kristus karena semangatnya yang mengandalkan kekuatan diri sendiri bukan pada kekuatan Allah. Hasilnya, Petrus benar-benar jatuh (ay. 50, 57, 58, 60).
Alkitab berulang kali memperingatkan kita mengenai hambatan-hambatan dan kesulitan-kesulitan di dalam hidup orang percaya, sekaligus memberikan pedoman bagaimana kita harus membawa diri. Kita diajar untuk lebih berhati-hati pada saat kita merasa kuat dan penuh kepercayaan pada diri sendiri, sebab justru pada saat-saat seperti inilah kita paling mudah jatuh. Hendaknya kita tidak mengabaikannya! Oleh karena itu, mawas dirilah senantiasa, kenali pola pencobaan dan hadapilah dengan kekuatan Allah. —NW
PERTOLONGAN ALLAH DATANG SEIRING DENGAN DATANGNYA PENCOBAAN
KARENA ALLAH TIDAK AKAN TINGGAL DIAM MELIHAT KEJATUHAN KITA
KARENA ALLAH TIDAK AKAN TINGGAL DIAM MELIHAT KEJATUHAN KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU