“Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau
suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang
dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus.” (Mzm.65:5)
Ini
adalah “kunci” menuju kebangunan rohani, yaitu: Ada
orang yang dipilih untuk mendekat pada Tuhan. Semakin dalam sebuah
akar, semakin tinggi batang pohonnya. Semakin dalam kita intim dengan Tuhan,
semakin tinggi bangunan yang kita raih. Semakin dalam
kita intim dengan Tuhan, semakin besar dampak kebangunan rohani yang terjadi.
Kebangunan rohani terjadi ketika ada orang yang dipilih untuk mendekat pada
Tuhan. Anda semua dipilih untuk mendekat pada Tuhan!
Tingkat
kebangunan rohani ditentukan oleh kehausan yang semakin dalam pada
Tuhan. “Mazmur Daud, ketika ia ada di
padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku
haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus,
tiada berair.” (Mzm.63:1-2). Padang gurun, bila berasal dari
Tuhan, adalah sesuatu yang baik. Justru pada saat di padang gurun, kita akan
merasakan kehausan yang semakin dalam, rindu dengan sesuatu yang ilahi, rindu
dengan sesuatu yang membangkitkan. Semakin kering
tanah, semakin ia rindu pada air. Tanah yang kering, begitu diberi air
seberapapun, langsung diresap sampai habis. Semakin kering hatimu,
semakin engkau rindu Tuhan. Pada saat itulah Allah bisa bekerja dengan dahsyat!
“Maka
TUHAN akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion dan di atas setiap
pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal
asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam, sebab di atas
semuanya itu akan ada kemuliaan TUHAN sebagai tudung. Dan sebagai pondok tempat
bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan
persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.” (Yes.4:5-6). Gereja yang
mengalami kebangunan rohani akan menjadi pondok tempat bernaung, tempat
perlindungan terhadap “angin ribut dan hujan” (berbagai bencana). Kita butuh
kebangunan rohani sekali lagi (One more revival!). Ibadah Penginjilan di
gereja kita dinamakan World Revival Center (WRC), tujuannya supaya api
kebangunan rohani melanda Bandung, Indonesia, dan dunia.
Pernah ada seorang bijak yang
menyampaikan 3 pelajaran penting tentang Ilustrasi “POHON”:
- Pohon tidak makan dari buahnya sendiri. Pohon makan dari tanah di bawahnya, semakin dalam akarnya, semakin pohon itu bisa lebih banyak menyerap nutrisi. Ini berbicara tentang kedekatan kita dengan Tuhan Yesus, sebagai sumber kehidupan kita.
- Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang. Kadangkala kita protes karena orang lain yang menikmati hasil kerja keras kita. Ini berbicara tentang Prinsip Memberi. Kita bukan bekerja untuk hidup, kita bekerja untuk memberi buah. Artinya, kita bekerja keras supaya kita bisa memberi lebih banyak pada orang yang membutuhkan. Marilah menjadi revivalis yang buahnya dibutuhkan banyak orang, bukan untuk kenikmatan sendiri.
- Buah yang dihasilkan oleh pohon memiliki biji yang menghasilkan pelipatgandaan. Ini berbicara tentang kehidupan kita yang seharusnya menjadi dampak (impact) bagi orang lain, kota ini, dan bangsa ini.
“Sekiranya Engkau mengoyakkan langit
dan Engkau turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu – seperti api
membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih – untuk membuat
nama-Mu dikenal oleh lawan-lawan-Mu, sehingga bangsa-bangsa gemetar di
hadapan-Mu, karena Engkau melakukan kedahsyatan yang tidak kami harapkan,
seperti tidak pernah didengar orang sejak dahulu kala!” (Yes.64:1-3).
Kebangunan rohani dimulai dari hati yang
rindu,
seperti ranggas yang kering merindukan api,
seperti tanah yang kering
merindukan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU