PENGANTAR
Pernyataan Yesus ini tidak berdiri
sendiri. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks perikop Markus 10 : 35
- 45 dibawah judul : "Permintaan Yakobus dan Yohanes". Namun tidak bisa
dipungkiri bahwa ayat 45 ini merupakan inti dan kesimpulan dari
ayat-ayat perikop diatas. Paling tidak ada tiga catatan:
Pertama, berbeda dengan Matius
(20:20-28) bahwa yang mengusulkan permintaan adalah ibu mereka, Salome,
maka Markus menuturkan bahwa Yakobus dan Yohanes secara langsung datang
dan memohon agar Yesus mau mengabulkan permintaan mereka untuk duduk
dalam kemuliaan-Nya, yang seorang di sebelah kanan dan yang seorang di
sebelah kiri Yesus. Dengan demikian Markus bermaksud untuk tidak
menyembunyikan ambisi sebagai ciri kemanusiaan yang juga dimiliki oleh
para murid-Nya.
Kedua, baik Markus maupun Matius mengatakan hal yang
sama tentang sifat cemburu sepuluh murid yang mudah tersulut api
kemarahan, dalam peristiwa ini kepada kedua rekan mereka, sebagai bagian
dari Tim (Markus 10:41, Matius 20:24).
Ketiga, melihat kedua hal tersebut sebagai karakter para murid-Nya
yang dapat menimbulkan perselisihan dan mengancam perpecahan para rasul
yang ada hubungannya dengan tujuan dan pola kepemimpinan kristiani, maka
Yesus memperingati mereka tentang dua hal yang patut menjadi perhatian
mereka di kemudian hari :
- Pertama, hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan (ayat 40).
- Kedua, berbeda dengan pola kepemimpinan pemerintah bangsa-bangsa yang mengedepankan tangan besi dan kekerasan, maka pola kepemimpian kristiani adalah pola kepemimpinan melayani/menghamba (ayat 43-44). Mengapa demikian? Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ayat 45)
TELAAH PERIKOP
Ayat 35 - 37, menjelaskan bahwa Yakobus
dan Yohanes datang kepada Yesus sebagai guru mereka dan meminta-Nya
untuk mengabulkan permohonan mereka untuk duduk dalam kemuliaan Yesus
kelak; yang seorang di sebelah kanan dan yang seorang lagi di sebelah
kiri-Mu". Permintaan ini walaupun dinilai sarat dengan ambisi dan
tendensius, namun ia juga menunjukkan nilai kepercayaan kedua murid ini
kepada gurunya Yesus yang menurut mereka akan menduduki kemuliaan-Nya
kelak.
Ayat 38 - 40, mengisahkan tentang
dialog yang terjadi antara Yesus dan kedua murid-Nya ini berkisar pada
masalah duduk dalam kemuliaan-Nya. Dengan optimis kedua bersaudara ini
mengaminkan bahwa mereka sanggup minum cawan yang Yesus minum dan
dibaptis dengan baptisan yang Yesus terima (ayat 35 - 36). Namun Yesus
menyatakan kepada mereka tentang dimensi ke-Allahan yang bukan menjadi
hak Yesus, tetapi hak Allah, "Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau
di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan
kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." (ayat 40)
Ayat 41 - 45, menjelaskan kemarahan
sepuluh murid yang lain kepada Yakobus dan Yohanes. Mengamati bahwa hal
ini akan menimbulkan pertikaian yang mengarah pada perpecahan di
kalangan murid-Nya, maka Yesus memanggil mereka dan mengarahkan mereka
tentang pedoman pola kepemimpinan pemerintah bangsa-bangsa yang
menggunakan tangan besi dan kekerasan (ayat 41-44). Berbeda dengan pola
itu adalah pola kepemimpinan yang melayani/menghamba yang meneladani
Yesus Kristus :" Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang." Pernyataan Yesus ini harus menjadi pedoman para
murid-Nya dalam membina persekutuannya yang melayani dan bersaksi.
Sumber : http://www.effatha.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU