Malas merupakan suatu kata sifat yang unik. Dalam arti: kata “malas” bisa dipasangkan dengan semua jenis kerja.
Contoh: Malas bekerja, malas menulis, malas bangun pagi, malas membaca dst…
Coba bedakan dengan kata sifat yang lain “jelek” -à tidak bisa dipasangkan dengan semua kata kerja.
Hal
itu, memberi gambaran bahwa: kata “malas” telah merasuk ke semua aspek
kehidupan. Karena, kata “malas” ini berkonotasi negative, aspek
kehidupan yang sudah terkontaminasi kata “malas” ini bisa dipastikan
juga akan negative.
Buku kamus merumuskan malas sebagai “tidak mau bekerja atau melakukan sesuatu; segan.”
Sedikit me-review renungan minggu yang lalu, yaitu tentang “The Spirit of Bushido” yaitu:
- Gi
= Keputusan yang benar, yang diambil dari sikap yang benar, berdasarkan kebenaran
- Yu
= Berani dan bersikap ksatria
- Jim
= Murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama
- Re
= Bersikap santun dan bertindak benar
- Makoto
= Bersikap tulus, setulus-tulusnya. Bersikap sungguh, sesungguh-sungguhnya
- Melio
= Menjaga kehormatan, martabat dan kemuliaan
- Chugo
= Mengabdi dan loyal
7
(tujuh) prinsip tersebut, kalau sudah kerasukan kata “malas” dijamin
tidak akan jalan. Dalam segala aktivitas apapun, agar kita memperoleh
hasil optimal maka pertama-tama yang harus disingkirkan adalah:
M.A.L.A.S. Benar gak teman-teman?
Pertama,
malas mengurus diri sendiri; seseorang yang tidak memiliki keinginan
untuk serius dengan dirinya sendiri. Dia malas untuk belajar atau
bekerja, dia malas untuk menjaga apa yang dia makan dan minum, dia
malas untuk menjaga kesehatan dirinya, dsb.
Kedua,
malas rohani; seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk
memperhatikan dan giat dalam kehidupan rohaninya. Padahal, dia
menyadari bahwa melakukan hal-hal rohani itu adalah baik, misalnya:
beribadah ke gereja, setia berdoa dan membaca Alkitab.
Apa kata Alkitab tentang malas?
Apa kata Alkitab tentang malas?
a. “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak” Amsal 6:6
Malas
menjadikan manusia “seperti tidak bernilai” bahkan kalah dengan semut.
Ketika melihat orang-orang yang malas, Amsal meminta kita belajar dari
semut. Mengapa Amsal melakukan ini? Supaya orang malas malu dan kembali
rajin. Semut yang kecil begitu rajin padahal tidak ada yang menyuruh,
sedangkan manusia-yang diciptakan segambar dengan Allah, malah
malas-malasan.
Melihat
ini, masakan kita tidak malu dan terus memelihara kemalasan kita?
Hendaknya kita memperhatikan Firman Tuhan ini dan menggunakan setiap
kemampuan dan kesempatan yang Dia berikan dengan benar.
b. “Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak” Amsal 18:9
Kemalasan
adalah unsur perusak dalam hidup sehari-hari. Karena kemalasan banyak
jiwa yang telah hilang, kota-kota diamuk api, banyak rumah tangga jadi
retak. Kemalasan telah menghambat gelandangan untuk mempunyai hidup
yang lebih terhormat, dan menghambat pencuri-pencuri untuk jujur.
c. “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” Amsal 19:15
d. “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.” Amsal 21:25
Malas berbahaya karena à
Malas dapat ‘membunuh’ diri kita sendiri (Ams. 21:25). Kemalasan
menimbulkan kerugian bagi diri sendiri. Kemalasan dapat juga mematikan/
mengerdilkan kemampuan dan potensi yang sebenarnya ada dalam diri kita.
Hidup kitapun menjadi tidak berguna. Kemalasan rohani juga akan
mengakibatkan kita tidak lagi dekat dengan Tuhan.
e. “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.” Efesus 5:14
Kemalasan menyebabkan cara hidup negatif, yaitu hidup yang terhenti dan tidak efektif yang kesemuanya itu Rohani kita menjadi gersang. Kemalasan rohani bukan saja dosa terhadap Allah, tapi juga dosa terhadap diri sendiri.
Kemalasan rohani apa yang menjangkiti kita saat ini? Ketika kita dijangkiti kemalasan, maka kita harus segera memperbaiki diri.
4 (Empat) Spiritual Check Up sehubungan dengan Kemalasan Rohani, adalah sebagai berikut:
b.Apakah kita malas melalui tempat dan orang yang tepat?
Artinya: kita malas beribadah dan bergaul dengan orang yang tepat.
Dalam Kitab Amsal disebutkan: “Pergaulan yang buruk, merusak kebiasaan yang baik”.
#Ilustrasi belajar pada rajawal:#
Rajawali
terbang tinggi dengan rajawali lainnya, bukan dengan burung pipit atau
jenis burung kecil lainnya, karena tidak ada jenis burung lainnya yang
bias terbang lebih tinggi daripada burung rajawali. Seorang Pemenang
harus bersepakat dengan orang orang yang mempunyai pola kemenangan
c. Apakah kita malas di dalam Firman Tuhan?
Roma 10:17 à Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Warning:
1 Petrus 2:2 mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus “selalu ingin
akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu
bertumbuh”. Sebabnya maka banyak orang Kristen tidak bertumbuh, ialah
karena mereka tidak membaca Alkitab, dan penyebabnya mereka tidak
membaca Alkitab ialah karena mereka malas. Pemazmur mengatakan bahwa ia
memikir-mikirkan hukum Allah siang dan malam, dan sebagai hasilnya,
Firman Allah adalah bagaikan madu bagi hati dan jiwanya.
Warning:
Rasul Paulus berkata bahwa kita harus tetap berdoa (1 Tes 5:17). Doa
adalah nafas hidup rohani kita. Jika, tidak bernafas sama artinya
dengan mati. Jadi kalau tidak berdoa, rohani kita juga akan menjadi
gersang dan mati. Banyak jiwa-jiwa yang sudah ada dalam Kristus, tapi
rohaninya gersang. Salah satunya, karena dia tidak memberi nafas hidup.
Karena kita malas hidup doa kita jadi terlalai, akibatnya sumber
kerohanian kita jadi kering.
Sumber: http://masadepansuper.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU