Frasa “seluruh senjata Allah” berasal dari Efesus 6:13-17: “Sebab itu
ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,
sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap,
berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu
berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam
segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai
itu kamu
akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah
ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah.”
Efesus 6:12 dengan jelas mengindikasikan bahwa konflik dengan Iblis adalah bersifat rohani, dan karena itu tidak ada senjata yang nyata yang dapat digunakan secara efektif untuk melawan dia dan antek-anteknya. Kita tidak diberikan daftar terinci mengenai taktik-taktik apa yang akan digunakan oleh Iblis. Namun demikian, bagian ini cukup jelas bahwa ketika kita mengikuti semua petunjuk dengan setia, kita akan dapat bertahan, dan dapat memperoleh kemenangan tanpa memperdulikan strategi apapun dari Iblis.
Elemen pertama dari senjata kita adalah kebenaran (ayat 14). Ini dapat dengan mudah dimengerti karena Iblis dikatakan sebagai “bapa dari segala dusta” (Yohanes 8:44). Kebohongan berada pada urutan atas dari hal-hal yang dipandang najis oleh Allah. “Lidah yang berdusta” adalah salah satu dari hal-hal yang digambarkan-Nya sebagai “kekejian bagi-Nya” (Amsal 6:16-17). Karena itu kita dinasihati untuk mengenakan kebenaran untuk penyucian dan pembebasan kita, dan juga bagi orang-orang yang kepada mereka kita bersaksi.
Efesus 6:12 dengan jelas mengindikasikan bahwa konflik dengan Iblis adalah bersifat rohani, dan karena itu tidak ada senjata yang nyata yang dapat digunakan secara efektif untuk melawan dia dan antek-anteknya. Kita tidak diberikan daftar terinci mengenai taktik-taktik apa yang akan digunakan oleh Iblis. Namun demikian, bagian ini cukup jelas bahwa ketika kita mengikuti semua petunjuk dengan setia, kita akan dapat bertahan, dan dapat memperoleh kemenangan tanpa memperdulikan strategi apapun dari Iblis.
Elemen pertama dari senjata kita adalah kebenaran (ayat 14). Ini dapat dengan mudah dimengerti karena Iblis dikatakan sebagai “bapa dari segala dusta” (Yohanes 8:44). Kebohongan berada pada urutan atas dari hal-hal yang dipandang najis oleh Allah. “Lidah yang berdusta” adalah salah satu dari hal-hal yang digambarkan-Nya sebagai “kekejian bagi-Nya” (Amsal 6:16-17). Karena itu kita dinasihati untuk mengenakan kebenaran untuk penyucian dan pembebasan kita, dan juga bagi orang-orang yang kepada mereka kita bersaksi.