Matius 10 : 38 –
"Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan mengikut Aku,
ia tidak layak bagi-Ku."
Apa arti dari memikul
salib di sini? Camkan : "Jika Anda tidak memikul salib
Anda dan mengikut dia, maka Anda tidak layak bagi dia." Ini memerlukan tanggapan
100%, tidak bisa
Anda tanggapi separuh-separuh. Anda tidak bisa memikul salib secara sebagian.
Hanya ada pilihan seluruhnya atau tidak sama sekali. Anda siap untuk mati
bersama dengan dia atau tidak siap sama sekali. Saya ingatkan Anda sekali lagi
bahwa kuasa itu datang melalui tanggapan atau respons kita.
Bagaimana Anda
menanggapi Firman dari Yesus ini? Apakah Anda sedang mencoba untuk menyisihkannya? Dan jika Anda tidak layak bagi Yesus, dapatkah
Anda diselamatkan? Ini bukan
sekadar perkara kuasa, ini adalah perkara kehidupan, masalah keselamatan. Jika
Anda terbukti tidak layak bagi Yesus, bagaimana Anda akan diselamatkan?
Anda tahu, ada orang
yang akan berkata, "Yah, baiklah.
Aku cukup percaya saja kepada Yesus. Itu sudah bagus buatku." Akan
tetapi saya ingatkan Anda, bukan itu yang Yesus ucapkan. Hasil akhir dari Keselamatan
bergantung pada Apakah tanggapan
Anda terhadap firman yang sudah disampaikan oleh Yesus di dalam pengajarannya?
Arti
dari memikul salib
1. Mengalami Kematian / Penderitaan Badani
Salib merupakan salah
satu bentuk hukuman mati yang biasa diterapkan pada zaman Yesus. Sebelum
disalibkan, si terhukum harus memikul salibnya sendiri menuju tempat
penyalibannya. Dalam perjalanannya itu tentu saja ia akan mengalami banyak
celaan dan aniaya, baik dari masyarakat yang menontonnya maupun dari pasukan
yang mengawalnya. Karena itu, “memikul salib” pastilah berbicara mengenai
kematian badani dengan segala penderitaan yang menyertainya. Dengan kata lain,
bila kita mau menjadi
murid Yesus, kita harus siap dan
rela menanggung segala penderitaan dan bahkan kematian yang ditimpakan pada
kita oleh musuh-musuh Injil.
Tidak seperti banyak
orang Kristen dewasa ini yang memahami berita Injil secara setengah-setengah,
para rasul memahami seluruh berita Injil secara lengkap. Mereka menyadari bahwa
sebagai murid
Kristus mereka bukanlah bagian dari dunia ini,
sama seperti Kristus bukan bagian dari dunia ini. Karena itu, bila dunia ini
membenci Kristus dan menganiaya-Nya, maka dunia ini pun akan membenci dan
menganiaya mereka (bd. Yoh 17:14-16). Mereka menyadari segala konsekuensi
negatif yang harus mereka alami sebagai murid Yesus. Mereka rela menanggung
semua itu. Itulah sebabnya mereka tidak pernah merasa kecewa atau
bersungut-sungut kepada Allah atas segala penderitaan yang menimpa mereka.
Sebaliknya, mereka justru bersukacita atas penganiayaan yang mereka alami.
Mereka bergembira “karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh
karena nama Yesus” (Kis 5:41).
Siapkah anda
menanggung segala resiko penderitaan dan penganiayaan karena Injil yang anda
percaya itu?
2. Mengalami Kematian
Ego
Bila kita mau menjadi
murid Kristus, kita harus memikul salib setiap hari. Setiap hari? Apakah itu
berarti kita harus mengalami kematian badani berulang kali setiap hari? Tentu
saja bukan itu yang Yesus maksudkan, karena kita tidak mungkin mati berulang
kali. Karena itu, salib yang dimaksudkan di sini pasti bukan kematian badani
yang hanya terjadi sekali, melainkan suatu jenis kematian lain, yaitu kematian ego yang harus
terjadi setiap hari.
Salib (cross) berarti
persilangan. Ketika kehendak kita bersilangan dengan kehendak
Allah dan kita memilih melakukan kehendak
Allah, di situlah salib terjadi. Ketika Allah menghendaki kita mengampuni orang
yang berbuat jahat terhadap kita di saat kita hendak membalas dendam
terhadapnya, dan kita mengikuti kehendak Allah dengan mengampuni orang
tersebut, di situlah salib terjadi. Ketika Allah menghendaki kita menyerahkan
seluruh hidup kita untuk melayani Dia sepenuhnya di saat kita hendak mengejar
cita-cita kita yang sudah ada di depan mata, dan kita dengan rela meninggalkan
cita-cita kita serta menyerahkan hidup kita sepenuhnya untuk melayani Allah, di
situlah salib terjadi. Ketika Allah menghendaki kita melakukan sesuatu yang
tidak kita inginkan dan tidak kita sukai, dan kita tetap dengan taat melakukan
kehendak Allah, di situlah salib terjadi. Inilah makna kedua dari Salib, yaitu penyangkalan kehendak kita
demi mengikuti kehendak Allah.
Yesus rela mengikuti
kehendak Bapa sekalipun itu berat bagi-Nya. Inilah penyaliban pertama yang Dia
alami dan yang mengantarkan-Nya pada penyaliban kedua. Tanpa penyangkalan diri
Yesus di Getsemani, penyaliban Golgota tidak mungkin terjadi.
Prinsip yang sama
juga berlaku pada kita. Kita tidak mungkin dapat bertahan menanggung
penderitaan dan kematian badani demi Kristus bila kita tidak pernah mengalami
kematian ego setiap hari terlebih dahulu. Adalah suatu omong kosong belaka bila ada orang yang berkata bahwa dia mau
mati bagi Kristus, sedangkan dalam kehidupannya sehari-hari dia tidak pernah
menuruti kehendak Allah. Sama seperti penyaliban Getsemani merupakan kunci
menuju penyaliban Golgota, demikian pula kematian ego yang terjadi setiap hari
merupakan kunci yang memampukan kita menanggung penderitaan dan kematian yang
sesungguhnya.
Ketika kehendak anda
bersilangan dengan kehendak Allah, apakah yang anda lakukan? Ketika berbagai
hal buruk menimpa anda, bagaimana sikap anda? Sudahkah anda memenuhi syarat
untuk menjadi murid Kristus?
Arti dari Mengikut Yesus
Yang kedua, Yesus
berkata, "Ikutlah Aku." Jadi ada dua hal yang terkait dengan
pemuridan ini. Pertama, memikul salib, dan Anda mungkin mengira bahwa
perkaranya cukup sampai di sini saja. Namun tidak, Anda harus mengikut dia untuk bisa menjadi murid. Kita sudah
terbiasa dengan omongan semacam ini, bahwa yang Anda perlukan untuk bisa
diselamatkan hanya sekadar percaya. Hanya Yesus saja yang perlu memikul salib.
Dia maju dan mati, dan kita cukup berdiri di sini dan percaya. Apa yang Alkitab
katakan? Apakah itu yang dikatakan Yesus? Tidak, yang dia katakan adalah,
"Kamu ikut Aku." Bukan saya yang berkata seperti itu, saudaraku.
Yesus yang mengatakan itu. "Barangsiapa ingin mengikut Aku, dia harus
memikul salibnya dan mengikut Aku."
Itulah hal yang
dikatakan oleh Yesus kepada kita. Sangat jelas, bukankah demikian? Bagaimana kita bisa pergi ke tempat Dia berada
jika kita tidak mengikut dia? Dengarkanlah firman Yesus di Yohanes 12:26.
Yesus menujukan ucapan ini kepada setiap orang, bukan kepada beberapa orang
dari kalangan elit. "Barangsiapa melayani Aku," (yaitu setiap
orang yang mengakui dia sebagai Raja atas kehidupan mereka), "ia harus
mengikut Aku." Itulah perkataan Yesus. "Dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada."
Jika Anda ingin pergi ke tempat Yesus berada, maka Anda harus mengikut dia.
Tidak ada jalan lain. Itulah pemahaman yang alkitabiah tentang makna
keselamatan.
Yesuslah yang
menyampaikan Firman itu: "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut
Aku." Dan satu-satunya jalan
bagi Anda untuk mengikut dia adalah dengan memikul salib Anda. Itu adalah
akhir dari ego Anda, akhir dari kehidupan lama Anda. Saat Anda berkata,
"Aku percaya," itu tidak berarti bahwa Anda sekadar percaya bahwa
Yesus telah mati di kayu salib, juga bukan sekadar berkata, "Aku percaya
bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati."
Pada waktu yang lalu,
seseorang bertanya kepada saya, "Apakah
arti dari 'percaya' itu? Bukankah benar bahwa ketika kita percaya, maka
kita diselamatkan?" Saya menjawab, "Ya, tetapi tahukah Anda apa maksud kata
'percaya' itu? Percayakah Anda bahwa Yesus telah mati di kayu salib?
Lalu Anda menjawab, 'Ya! Haleluyah! Haleluyah! Yesus telah mati di kayu salib.'
Dan percayakah Anda bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati? Dan Anda
menjawab, 'Ya! Haleluyah!' Demikianlah, Anda berkata, 'Aku percaya semua itu!'
Apakah menurut Anda Iblis juga percaya akan hal itu semua? Apakah menurut Anda
Iblis percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita?" Mereka menjawab,
"Ya, mungkin saja."
Yang dinyatakan oleh
Kitab Suci secara sederhananya adalah, "Ikutlah
Aku." Iblis tidak akan mengikut Yesus, khususnya dia tidak akan mau
memikul salibnya dan mengikut Yesus. Mengikut Yesus berarti menjalani hidup sebagaimana yang
telah Yesus jalani, melakukan perkerjaan yang dia lakukan, mengatakan hal-hal
yang dia katakan. Itulah makna mengikut Yesus. Dan itu
berarti bahwa ketika Anda mengikut Yesus, maka Anda menjadi serupa dengan
Kristus.
1.
Mengikut Yesus berarti Mempercayakan hidup Anda kepada Yesus
Jika saya berkata kepada
Anda, "Saya akan berangkat menempuh
daerah yang berbahaya. Percayakah Anda bahwa saya bisa melintasinya?"
Dan Anda berkata, "Ya."
Kemudian saya berkata, "Mari,
ikutlah saya." Dan Anda menjawab, "Oh, tidak, tidak." Lalu
saya bertanya, "Anda percaya kepada saya atau tidak?" Dan Anda
menjawab, "Oh, aku percaya padamu. Ya, kamu bisa melakukannya."
Anda lihat, itulah
'percaya' jenis yang pertama. 'Percaya'
dari jenis yang ini tidak menyelamatkan Anda. Jika Anda percaya kepada saya, maka Anda tentunya mau
mempercayakan diri Anda untuk saya bawa menyeberang; Anda akan ikut dengan saya. Anda bisa
lihat bahwa percaya yang jenis ini berarti mempercayakan hidup Anda kepada
orang yang bersangkutan. Apakah Anda tidak munafik jika Anda berkata bahwa Anda percaya kepada Yesus tetapi Anda tidak
mau mempercayakan diri Anda kepadanya? Kadang kita mendapati bahwa kita tidak berani
mempercayakan diri kita kepada Yesus. Akan tetapi ingatlah pada kata-kata ini,
saudara-saudaraku. Yesus telah berkata bahwa tak seorang pun yang layak bagi dia pada Hari Penghakiman nanti kecuali
mereka yang mengikut dia.
2. Mengikut Yesus berarti
menjadi taat sepenuhnya kepada Allah.
Matius 5:48, "Haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." Yaitu,
sempurna di dalam pengudusan diri kita kepada Allah. Ini bukan berarti sempurna tanpa dosa,
melainkan sempurna di dalam ketaatan kita kepada Allah.
Kesempurnaan komitmen. Itulah maknanya. Karena Bapa Anda sempurna di dalam
komitmen-Nya kepada Anda, maka Anda harus sempurna di dalam komitmen Anda
kepada Allah. Perhatikan bahwa di sini tidak terdapat janji bahwa Anda akan
menjadi sempurna. Yang ada ialah perintah: Haruslah kamu sempurna.
3. Mengikut Yesus berarti menjadi sempurna
di dalam komitmen mengikut Allah.
Kembali lagi, di Matius
19:21, kata yang sama dipakai di saat Yesus berbicara kepada orang muda yang
kaya. "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di
sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.." Yaitu sempurna di
dalam hal komitmen Anda terhadap Allah tentunya. Paulus dengan sangat
berhati-hati menyatakan bahwa kesempurnaan
ini bukanlah dalam pengertian tanpa dosa melainkan sempurna di dalam komitmen
kita.
Jika kita beralih ke
rasul Petrus, kita akan mendapati bahwa dia menyatakan hal yang persis sama di
dalam hal mengikut Yesus. Di 1 Petrus 2 : 21, Petrus
berkata, Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun
telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya.
Lagi, jika kita beralih
ke rasul Yohanes, kita juga akan mendapati bahwa dia mengucapkan hal yang sama.
Dan jika kita masuk ke kitab Wahyu, kita lihat di Wahyu 14 : 4 tentang definisi mengenai seorang hamba Tuhan: Mereka
adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
Di zaman sekarang ini,
di tengah Gereja sekarang ini yang kita miliki adalah kepercayaan yang berlebih namun disertai
tindakan “MENGIKUTI” yang sangat kurang. Terlalu banyak bicara
dan terlalu sedikit bertindak. Terlalu
banyak doktrin dan terlalu sedikit pemuridan. Apa gunanya memiliki gereja yang dipenuhi
oleh ribuan orang tetapi mereka adalah orang-orang yang tidak mengikut Yesus?
Kiranya gereja ini menjadi gereja yang benar-benar Yesus tebus dengan darahnya
dan benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuan atas kehidupan mereka, dan mengakui
kedaulatannya dengan mengikutinya.
Pada Hari itu di mana
kita semua berdiri di hadapan Yesus, saya tidak mau Yesus datang kepada saya
dan berkata, "Mengapa
kamu tidak memberitahu mereka tentang hal mengikut aku? Mereka
datang ke gerejamu setiap Minggu tetapi kamu tidak memberitahu mereka tentang
hal mengikut aku. Dan sekarang mereka terhilang karena mereka bukan milikku.
Mereka tidak bisa pergi ke tempat aku berada karena mereka tidak pernah
mengikut aku." Darah Anda akan menjadi tanggungan saya pada Hari itu jika
saya gagal memberitakan kebenaran ini.
Tanyalah diri Anda: "Apakah aku mengikut Yesus
dengan setulus hati?"
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih untuk Komentar Anda yang membangun, Semoga menjadi berkat bagi kita semua... Amin. GBU