Alkitab memberikan setidak-tidaknya 3 hal sebagai leadership yang salah (khususnya untuk para pemimpin gereja)
PROBLEM 1: Sok berkuasa (tangan besi) – gaya memaksa, haus akan kekuasaan, fokus otoriter (fokus dari atas ke bawah).
PROBLEM 2 – 1Petrus 5:2-3 Ingin mengambil untung. Pelayanan bukan untuk tempat mencari uang!! Gereja bukan bisnis atau tempat mencari uang!
PROBLEM 3 – Stubborn, Untouchable – tidak mau dengar nasihat, tidak pernah salah. Amsal berkata pentingnya untuk orang mendengar nasihat dan masukan! Setiap dari kita belajar untuk terima masukan punya hati yang besar. Hati yang besar selalu mau terima masukan, dan hati kecil tidak mau/susah menerima masukan, terutama berbicara soal hal-hal yang tidak enak atau blind spot dari hidupnya. Jadilah pemimpin dan orang2 Kristen yang mau disentuh oleh masukan. Momen saat kita tidak mau terima masukan dari teman, pasangan, dan orang lain maka hidup kita akan hancur (sekarang dan di masa depan). Orang seperti ini akan susah untuk bergaul dengan orang lain dan tidak bisa menjadi seorang pemimpin! Friendship dibangun atas dasar kebenaran dan kasih. Kalau dibangun atas dasar “tidak enak”, maka akan jadi masalah! Saat kita mengasihi, kita akan menyatakan kebenaran, karena kita mengasihi orang itu.
Teologi kalau tidak hati-hati bisa membuat kita menjadi sombong dan malah menghancurkan. Hal ini sudah terjadi dari abad awal-awal dimana pemimpin2 gereja ribut sendiri dan pada akhirnya komunis dan kepercayaan lain mendominasi. Bahkan kadang ribut soal hal-hal yang sepele atau soal penekanan/secondary padahal hal-hal basic (soal alkitab, Roh Kudus, Tri Tunggal, Yesus sebagai keselamatan semata-mata) sama.
Ayat tadi berkata “taat dan tunduklah” pada pemimpin.
Istilah taat/obey dan tunduk/submit di sini adalah dalam bentuk present imperative (terus menerus dan kalimat perintah). Taat di sini berbicara soal percaya/trust/rely upon dan tunduk/submit seperti give up/tidak melawan karena sesuatu yang diajarkan memang sesuai dengan firman Tuhan. Tunduk pada leaders juga berarti tunduk pada Tuhan, karena apa yang diajarkan dan dibangun atas dasar firman Tuhan, karena Tuhan menunjuk pemimpin-pemimpin. Kalau tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka kita harus mempertanyakan sang pemimpin. Kadang-kadang submission berhubungan dengan hati dan obey dari sikap attitude. Kita bisa obey tapi dengan hati yang kesal (hanya dari luar saja melakukan). Tanpa obey dan submission, tidak akan ada gereja, karena setiap orang bisa punya prinsip dan penekanan yang berbeda-beda. Gereja tidak akan bisa maju saat tidak bersatu! Kalau punya sikap rebellious, maka akan berbahaya.
APA ALASAN UNTUK TAAT PADA PEMIMPIN GEREJA